Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa Juga Alami Post Holiday Blues, Ajak Mereka Buat 2 Resolusi Sebagai Solusinya

5 Januari 2024   09:54 Diperbarui: 7 Januari 2024   08:44 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru dampingi anak belajar. Guru yang baik akan dikenang oleh siswa (KalderaNews/Ist) 

"Tolong masing-masing buat rencana terbaik yang bisa kalian lakukan selama tahun 2024. Tak harus yang sulit, yang penting resolusi kalian itu bisa kalian jalankan nantinya". 

Hari pertama masuk ke kelas kembali saya mulai dengan mengajak para siswa di kelas untuk membuat resolusi sederhana. Cara ini saya lakukan dengan dua tujuan.

Pertama; karena hari pertama memasuki kelas membutuhkan adaptasi agar siswa mulai mengembalikan "rohnya" ke sekolah. Banyak guru menyadari bahwa siswa, seperti juga kita para guru atau orang tua yang bekerja juga mengalami post holiday blues yang tidak sederhana.

Kita menyadari bagaimana aktifitas mereka yang begitu bebas selama liburan, tidur, main, olah raga, makan, jalan-jalan, sesekali melibatkan diri dengan aktifitas rumah. Tapi pada intinya mereka bebas dari rutinitas aktifitas sekolah.

Saat bangun pagi tak harus bersiap sekolah, tapi bisa mengisinya dengan olah raga bersama teman, atau berjalan-jalan. Menikmati Car Free Days di akhir pekan.

Bisa jadi meskipun badannya sudah sampai ke sekolah, tapi pikirannya masih melayang kemana-mana. Keberadaan mereka di sekolah bisa jadi karena memang "tekanan" dari orang tua harus hadir.

Meskipun sebagian beralasan masih berada di kampung halaman yang jauh karena mengikut liburan orang tuanya, dan waktu perjalanan pulang yang panjang.


Di hari pertama, jam pertama masih ada beberapa siswa yang terlambat masuk dengan alasan terlambat bangun. Sebagai guru, saya berusaha untuk sedikit memberi keringanan mengingat masih hari pertama masuk sekolah.

Kedua: langkah membuat resolusi ini menjadi cara saya membantu mengarhakan para siswa ke dalam rencana-rencana yang terukur, baik untuk pribadi mereka maupun kepentingan bersama kelas mereka.

Saya memberi kebebasan kepada mereka selama jam pertama masuk dengan membuat resolusi. Apa harapan dan keinginan mereka yang ingin dicapai selama tahun 2024.

Saya hanya mengarahkan kelas tetap terkendali dan kondusif, tidak menganggu aktifitas kelas lainnya, dan mereka semua tetap berada di dalam kelas.

Resolusi Personal dan Kelas

Saya membuat dua sesi. Resolusi pertama untuk masing-masing siswa dan resolusi kedua untuk kelas mereka. 

Rencana itu dibuat dengan beberapa urutan pekerjaan. Mulai dari menentukan resolusi secara garis besarnya, kemudian di uraikan menjadi rencana-rencana kecil yang memudahkan mereka bisa mencapainya.

Bisa berupa rencana bulanan, mingguan atau harian. Semuanya tergantung masing-masing siswa sesuai dengan keinginan dan caranya. 

Mengingat bahwa setiap siswa memiliki keistimewaan dalam setiap pola belajarnya sehingga kita sebagai guru  harus bersikap fleksibel mengakomodir semua keingian masing-masing siswa,  yang terpenting tujuan membuat resolusi itu tercapai.

Resolusi Personal

Setiap siswa diberi kesempatan untuk melakukan refleksi atas pencapaian mereka masing-masing selama tahun 2023. Selanjutnya mereka membuat rencana baru untuk tahun 2024. Apa harapan mereka yang ingin dicapai.

Resolusi itu berupa rincian daftar rencana, berikutnya kemudian saya instruksikan agar di- breakdown menjadi rincian rencana-rencana kecil untuk mencapainya, secara bertahap. 

Misalnya jika berkeinginan bisa menguasai bahasa Inggris atau Jerman di tahun 2024, bisa dimuai dengan renacan membuat kupon kecil berisi 10 vobaculary yang dipilih sesuai keingian agar mudah dihafal. Dan lebih intensif saat belajar di kelas bahasa Inggris atau Jerman.

Atau yang berminat menulis, saya beri kesempatan untuk mengakses laboratorium komputer  saat jam istirahat untuk mengisi personal blognya. Kebetulan saya menjadi koordinator pengelola laboratorium komputer. 

Kesempatan yang sama juga saya berikan kepada para guru yang berkeinginan memanfaatkan labkom. Sesi itu saya biarkan mengalir begitu saja di kelas, yang penting kelas kondusif dan tidak ribut.

Resolusi Kelas

Mengapa resolusi kelas perlu dibuat?. Dalam setahun, ada beberapa agenda sekolah yang melibatkan peran masing-masing kelas.

Mulai dari lomba kebersihan kelas, pojok literasi, lomba hari guru, hingga beberapa rencana kegiatan eskul dan lomba yang bisa diikuti oleh para siswa mewakili masing-masing kelas.

Resolusi kelas akan menjadi agenda bersama yang harus mereka persiapkan, termasuk membuat list siswa dalam kelas yang memiliki minat bakat tertentu, baik seni, olah raga atau sains. Cara ini diharapkan akan menjadi sebuah rencana terukur. 

Siswa yang memiliki bakat tertentu bisa membuat kelompok peminatan yang sama. Penguatan bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama; inisiatif dari kelompok yang mereka buat sendiri dari kesepakatan setelah ditemukannya minat yang sama dari para siswa, dengan cara membuat jadwal hari latihan bersama setiap minggunya.

Kedua; melalui kegiatan eskul yang sama dengan minat bakat mereka. Pada saat ada lomba mereka tinggal mengkorrdinasikan sesama mereka untuk latihan khusus dan intensif untuk keperluan lomba.

Kelas saya buat dalam formasi diskusi bebas, namun ketua kelas saya jadikan moderator sebaya diantara mereka, dan saya menjadi pengarahnya.

Cara ini meskipun belum sepenuhnya berjalan baik, pernah kami uji coba di tahun 2023, dan hasilnya lumayan. Beberapa juara seperti kelas bersih, juara dari siswa yang mewakili kelas dalam rangka lomba Peringatan Hari Guru dan Hari Pendidikan tingkat sekolah, atau saat melakukan Project P5 kurmer, dalam karya kreatif dan video bertema upcycling dan kriya tradisional.

Transisi Post Holiday Blues Para Siswa

diskusi guru dan siswa di kelas sumber gambar classpoint
diskusi guru dan siswa di kelas sumber gambar classpoint

Hal menarik yang selama proses pembuatan resolusi adalah, para siswa terlihat begitu santai, merasa tak terbebani dengan proses pembelajaran di hari pertama. Masing-masing siswa larut dalam keasyikan sendiri, karena saya memberi kebebasan saat mereka membuat resolusi.

Saya memberi keleluasaan siswa dengan membolehkan membawa minuman di kelas mereka. Selama proses saya bertindak sebagai pengarah. Berkeliling kelas, menanggapi pertanyaan, membantu hal teknis saat mem-breakdown resolusi besar menjadi rencana-rencana kecil bulan, minggu hingga harian.

Sesekali memotret dan merekam suasana. Cara itu juga terbukti efektif, karena membuat siswa semakin serius. 

Sementara saya sebagai guru, bisa memanfaatkan hasil dokumentasi itu untuk kepentingan membuat video dokumenter kelas di akhir tahun. Hal ini biasanya saya buat sebagai bentuk kenang-kenangan selama bersama siswa dan di upload di website sekolah.

Namun yang terpenting dari proses membuat resolusi, sebenarnya adalah tujuan kita agar siswa tidak merasa terbebani saat mereka masuk di hari pertama mereka sekolah. Ini sebagai bentuk adaptasi dan transisi dari liburan yang ideal dan bebas, kembali ke kelas yang dipenuhi rutinitas dan kesiplinan.

Siswa yang menduga akan langsung mengikuti pelajaran normal seperti biasa dibuat surprise. Cara ini juga membuat mereka merasa lebih rileks da bebas.

"Kami pikir langsung belajar hari ini bu", kata seorang siswa kepada saya ketika saya bilang hari ini kita buat resolusi dulu sebelum memulai proses belajar.

Bahkan siswa yang biasanya berulah di kelas dengan adanya sesi membuat resolus pribadi dan kelas, terlibat proaktif. Tentu saja sebagai guru kita melakukan pendekaan persuasif ketika menyodorkan gagasan ini, agar terbangun relasi yang tidak berjarak dan lebih santai antara siswa dan guru.

Resolusi itu nantinya akan saya simpan copy-nya, sebagai bahan evaluasi, sementara masing-masing siswa menyimpan satu file lainnya.

Saat membuat resolusi kelas, suasana diskusinya berjalan sangat baik. Masing-masing siswa meskipun tak langsung menunjukkan bakatnya, karena saya juga sudah memperolehnya saat masa orientasi penerimaan siswa baru, sehingga sedikit banyak tahu siswa mana dan apa "kebolehanya" yang bisa menjadi andalan kelas.

Pemberian otonomi kepada mereka untuk membangun kekuatan personal lewat resolusi menjadi cara yang positif membiasakan mereka merencanakan hidupnya secara baik. Proses ini juga bisa mereka terapkan sendiri dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Saat penganta menutup sesi kelas hari pertama, saya sampaikan bahwa resolusi ini bisa mereka buat sendiri di rumah masing-masing, diletakkan di tempat yang bisa mereka lihat setiap hari beserta rencana hariannya . Dengn cara ini mereka akan terbiasa untuk memiliki rencana dalam kehidupan mereka.

Pola ini sangat menarik membantu para siswa mengarahkan hidup yang lebih baik dan terencana. Sebagai guru kita harus bisa menularkan gagasan yang membangun, dan sekaligus ini juga menjadi cara kita memotivasi diri sendiri sebagai guru, agar tak kalah dengan para siswanya.

Semoga bermanfaat untuk sahabat guru lainnya. Selamat mengajar kembali.

Referensi : 1,2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun