Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"Ring of Fire" dan Gagasan Membangun Desa Keberlanjutan Berbasis Tradisi Lokal

20 Desember 2023   15:24 Diperbarui: 28 Desember 2023   22:52 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
peisisr pantai aceh dan ribunan hijau pohon bakau sebagai green barrier dari bencana sumber gambar mongabay

Bahkan karena begitu banyaknya permintaan masyarakat yang ingin bisa menikmati keindahan alam, memancing, bermain di sawah, bersampan di sungai, menjadikan aktifitas yang sebenarnya merupakan aktifitas keseharian menjadi menu yang ditawarkan sebagai paket wisata.

Termasuk penduduk yang kini menjadikan sebagian kamar atau rumah mereka sebagai homestay yang dapat dinikmati para tamu yang datang. Penduduk juga menyediakan oleh-oleh khas, kerupuk daun tumurui atau daun kari yang langka.

Kini kita bisa menikmati wisata edukasi seperti cooking class, waste management package, traditional games di Gampong Nusa. 

Tidak hanya itu, kita bisa mencicipi makanan lokal salah satu menu yang menarik dan kini langka adalah Bue Peudah, konon makanan ini berisi puluhan rempah dan bahan sayuran. Kuliner yang berupa bubur yang pedas dengan aroma rempah. Masakan ini umumnya di hidangkan saat bulan Ramadhan.

Aktifitas budaya lainnya yang bisa ditemui adalah atraksi hari meugang, atraksi adat kandhuri maulid, khanduri pade atau adat perkawinan pada momen-mone khusus bertepatan dengan hari spesial tersebut.

Contoh lainnya adalah, kita jbisa mendapatkan pesona lain saat mengunjungi desa pesisir lainnya, seperti Lhokseudue. Menikmati mie gurita sebagai sajian yang sangat khas, yang bahan bakunya adalah hasil tangkapan gurita segar dari para nelayan yang pulang melaut.

Bahkan proses penurunan hasil tangkapan bisa menjadi atraksi kegiatan bersama yang menarik. Kita juga bisa membawa pulang oleh-oleh gurita kering yang ukurannya bisa kita peroleh menurut selera, termasuk berukuran jumbo seperti layang-layang raksasa.


Kini keberadaan bakau, cemara di area pesisir dan kampung menjadi pelengkap keindahan paket wisata yang alami, menurut tradisi atau kebiasaan para nelayan.

Apa yang dinikmati para pengunjung sebenarnya bukan sajian khusus, namun aktifitas harian yang apa adanya. Menarik pukat, membersihkan ikan dari jala, memperbaiki jala, membuat kerajinan dari limbah kayu laut, mengolah ikan menjadi oleh-oleh seperti ikan asin. Termasuk olahan pangan dari bahan segara kombinasi mie Aceh dan gurita segar yang tidak bisa kita temukan disembarang tempat.

Kuliner Aceh yang dikenal kaya rempah, memang menjadi pemanja lidah yang luar biasa. Tak salah jika walikota Banda Aceh, Aminullah Usaman,  pernah menyebut jika makanan di Aceh hanya punya 3 rasa; enak, enak sekali dan sangat enak.

Kini paket lengkap desa-desa di pesisir dengan kehidupan tradisinya yang alami juga menjadi arena pembelajaran baru, yaitu tentang kebencanaan. Mengapa?

Sejak tsunami besar 26 Desember 2004, hampir sebagian besar-desa-desa di pesisir di Aceh mengalami kerusakan akibat tsunami.

Sebagian mereka bangkit dengan caranya dan tumbuh kembali dengan kekuatan tradisi yang mereka miliki. Kisah dan sisa-sisa kejadian tsunami kini menjadi salah satu pesona wisata yang bisa dinikmati oleh para pengunjung yang datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun