Intan tertunduk. Dalam hatinya berperang antara logika dan hati. Secara rasa, Intan bahkan hanya menganggap Fadlan sebagai sahabat kecilnya. Teman yang menyenangkan ketika mereka sama-sama belajar di masjid. Bersamanya Intan membangun diri menjadi muslimah yang tangguh.
Namun, logikanya tak sejalan. Pria yang sudah menghilang, tiba-tiba muncul, mustahil masih menyimpan 'rasa'. Intan pikir, hutan Papua sudah menelan rasa cinta itu. Logikanya seiring perjalanan waktu, rasa sukanya melemah.
Ah, bukannya cinta tak butuh logika?
Airmolek, 26 April 2021
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!