"Aku lagi males menebak. Berkali-kali aku nebak hati orang salah mulu. Eh---" Buru-buru aku menutup bibirku.
"Hahaha. Tumben kamu ngocol, Nay. Itu mah deritamu."
Aku hanya tersenyum dengan selorohanku yang spontan barusan.
"Aku ... ketemu ... Handika."
Aku terkesiap. Buru-buru Syifa menggodaku.
"Hei! Biasa aja kali. Mau tahu lanjutannya nggak?"
"Apa?"
"Kokohmu itu, sudah hijrah!"
"What?!" Aku terpekik. Aku sampai lupa sedang berada di mana.
"Ssst, udah kubilang biasa aja, malah teriak," ucap Syifa geram. "Kamu mau dilihatin banyak orang di sini?"
"Gi-gimana ceritanya dia bisa hijrah?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!