Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cake-nya Artis

23 Oktober 2017   23:07 Diperbarui: 23 Oktober 2017   23:29 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bingung Rasa

Fenomena bisnis kuliner artis bukan kali pertama dibicarakan. Dan mungkin tulisan ini juga bukan tulisan pertama yang membahasnya. Ketika saya baca halaman facebook seorang teman tentang cassatacake, cake pendatang baru milik komedian Deny Cagur di bumi lancang kuning, Pekan Baru. Pendahulunya ada Immanuel Caesar Hito dengan ozcar dan ada juga just cake milik penyanyi Melly Guslow.

Siapa yang tak kenal Deny Cagur. Punggawa komedi Trio Cagur ini mencoba peruntungannya di bisnis kuliner. Walaupun ini bukan bisnis kuliner pertama Deny Cagur. Karena dari berita yang saya baca, Deny Cagur juga berkolaborasi dengan Raffi Ahmad.

Cake dengan bentuk oval memiliki lima varian rasa ini dibrandrol dengan harga Rp 58.000,- hingga Rp 60.000,-. Menurut Deny dalam sebuah media, bahan baku cassata adalah nanas yang juga merupakan salah satu komoditi di Riau. Ditambah wortel, inovasi ini bikin lidah saya bingung rasa. Bisa jadi karena cake ini diadaptasi dari cake asal Italia sehingga tidak suai (bacanya sesuai/cocok) dengan indra pengecap saya.

Fenomena artis berbisnis kuliner bukan hal baru. Beberapa artis tercatat memiliki bisnis kuliner cake di beberapa daerah di Indonesia. Bandung, Bogor, Makasar, Surabaya, Jogja dan Semarang diantaranya. Sebenarnya sah-sah saja mereka mau bisnis apa untuk meng-investasi-kan dana mereka. Dengan nama besar mereka bisnis ini cukup menjanjikan keuntungan. Ya, karena mereka pesohor yang banyak dikenal orang. Akan sangat mudah mereka 'menjual'. Maka wajar jika mereka berani memberi brand untuk kuliner mereka.

Berjamurnya gerai dan outlet kuliner celebrity ini tidak perlu ditakuti akan menggeser kuliner daerah setempat. Saya menganggap ini tak mungkin terjadi. Kenapa yakin? Karena kekhasan itu bukan diperoleh instan. Melalui proses, melegenda dan bersejarah.

Gerai oleh-oleh pun sekarang sudah komplit. Saat saya di Magelang, saya bisa membeli wingko babat dan bandeng presto di sebuah toko pusat oleh-oleh di sana. Padahal setahu saya wingko dan bandeng presto oleh-oleh khas Semarang. Saya tidak perlu ke Semarang, bukan?

celebrity cake 

Walaupun dalam kemasan tertulis oleh-oleh khas, tetap tidak akan mempengaruhi keberadaan kuliner khas daerah. Karena masyarakat juga cukup cerdas untuk membedakan maka kuliner yang khas.

Dengan nama besarnya, ketenaran yang dimiliki merupakan jaminan kuliner yang dihasilkan para artis pasti lezat dan sempurna. Jika tidak, masyarakat sebagai konsumenlah jurinya. Gerai sepi atau bahkan tutup akan terjadi kalau bisnis ini hanya latah belaka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun