Mohon tunggu...
Sri Harini
Sri Harini Mohon Tunggu... Guru - Pribadi

Mencoba menghidupkan hati dengan belajar tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengerjakan Hal Penting Tidak Mendesak

25 April 2019   15:25 Diperbarui: 25 April 2019   16:26 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon progo/pendidikan.kulonprogokab.go.id

The power of deadline, seringkali banyak diikuti dan sering kita alami. Munculnya kekuatan menyelesaikan tugas menjelang batas waktu berakhir. Ada juga istilah lain yaitu the power of kepepet, kemampuan menyelesaikan pekerjaan karena sudah kepepet atau mendekati waktu. 

Kedua istilah tersebut pada intinya sama, yaitu munculnya kemampuan menyelesaikan segala sesuatu yang menjadi tanggungjawab dan tugas justru ketika mendekati batas akhir. Hal yang bisa jadi biasa, karena adanya energy ekstra dengan pemicu batas waktu. Namun, apakah kebiasaan tersebut baik untuk penyelesaian semua tugas dan tanggung jawab, itu permasalahan yang sesungguhnya.

Dalam mengerjakan sesuatu seseorang harus memahami prinsip dasar kerja itu sendiri. Setiap mengerjakan sesuatu, harus memahami prinsip dasar kerja dalam suatu urutan yang logis, seimbang, dan rasional. Dengan memahami prinsip dasar kerja tersebut, maka dapat dicapai hasil yang berkualitas. Selain itu kualitas manusia dapat dilihat juga dari sejauh mana dia tekum dan unggul dalam mengerjakan sesuatu.

Orientasi seseorang untuk mengerjakan sesuatu sangat beragam. Bagaimana orientasi masing-masing orang dalam mengerjakan sesuatu sangat dipengaruhi oleh tipe kepribadian seseorang tersebut. Berbicara mengenai tipe kepribadian dan orientasi kerja, ada 4 (empat) tipe kepribadian manusia, yaitu : 1). Type Dominant, 2). Type Inspiring, 3) Type Supportive, dan 4) Type Coutions (DISC). 

Masing-masing tipe merupakan perpaduan dari gaya relasi dan interaksi dengan orang lain, yaitu peramah (outgoing) dan pendiam (reserved) dan juga perpaduan dimensi prioritas, yaitu orientasi terhadap tugas (task-oriented) dan orientasi terhadap orang (people-oriented). Perpaduan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Tipe Kepribadian Manusia
Tipe Kepribadian Manusia

Tipe-tipe tersebut dapat menjadi rujukan jika kita ingin mengetahui bagaimana orientasi seseorang ketika dia melakukan sesuatu. Tipe dominan misalnya, dalam melakukan suatu pekerjaan sangat beroientasi pada tujuan, goal oriented. Di dalam pikirannya, selalu ada kata 'lakukan, wujudkan dan raih kemenangan. Hal ini berbeda dengan tipe inspiring, yang di dalam pikirannya selalu ada gambaran kegembiraan, bersenang-senang dan menjadi bintang pertunjukan. 

Orientasi kerjanya adalah penghargaan, pesetujuan dan juga popularitas. Berbeda lagi dengan manusia yang bertipe supportive. Seseorang dengan tipe ini orientasi kerjanya adalah keamanan, penghargaan, dan kepastian/ jaminan (assurance). Tipe supportive ini sangat berorientasi kelompok (team-oriented), bersahabat, kooperatif, peka terhadap kebutuhan orang lain dan mengedepankan kerjasama. 

Satu lagi adalah tipe cautious, yang merupakan pribadi hati-hati dan penuh perhitungan. Dalam mengerjakan sesuatu selalu berorientasi pada pekerjaan yang benar dan hasil yang sempurna. Selain itu juga berorientasi pada prosedur dan terfokus pada detail. Memilah dan memilih suatu hal untuk dikerjakan harus dilakukan selain prioritas kerja.

Kategori apakah hal itu penting atau mendesak menjadi salah satu pertimbangan yang harus ada dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam acara doa bersama mengawali UNBK di SMP negeri 1 Girimulyo, Kulon Progo, DIY, hari Senin tanggal 22 April 2019,  Bupati Kulon Progo, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K),  mengemukakan 4 (empat) hal yang mendasari perilaku manusia dalam kehidupannya. Beberapa kriteria dalam mengerjakan sesuatu itu merupakan hal penting dan hal mendesak dapat dikelompokkan berikut ini.

Pertama, mengerjakan hal penting tidak mendesak, adalah upaya mengerjakan sesuatu tugas ataupun pekerjaan yang penting dalam hidup tidak mendesak secara waktu. Sebagai misal mengerjakan Ujian itu penting, maka persiapkan secara lebih awal dan terus menerus sejak dini.

Kedua, mengerjakan hal penting yang mendesak, artinya mengerjakan hal yang sangat penting dalam hidup namun dalam waktu yang mendesak atau sempit dan mendekati deadline. Misalnya seperti ujian tadi, hal yang sangat penting belajar untuk menghadapi ujian itu, namun baru dilakukan semalam sebelum hari ujian ( jawa : wayangan). Tentu saja bisa mengikuti ujian, namun hasilnya tidak maksimal.

Ketiga, mengerjakan hal tidak penting yang mendesak, yaitu mengerjakan hal yang tidak penting dalam hidup namun tidak bisa dilewatkan. Misalnya bermain game ataupun nongkrong. Bermain game itu tidak penting, namun banyak yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk melakukannya, karena sulit melepaskan diri dari pengaruhnya.

Keempat, mengerjakan hal tidak penting dan tidak mendesak. Masuk dalam kategori ini adalah aktifitas merokok. Merokok merupakan hal yang sangat tidak penting, karena selain merugikan kesehatan juga sangat mempengaruhi stabilitas pengelolaan keuangan alias boros. Namun banyak orang yang jika tidak merokok itu ibarat hidup yang hampa dan tanpa warna. Sehingga merokok tetap dilakukan dalam jangka panjang dan berakibat pada kondisi kesehatan dan stabilitas pengelolaan keuangan rumah tangga.

Dapat disimpulkan bahwa sebagai insan kita wajib bisa memilah dan memilih aktifitas yang akan kita lakukan dalam kehidupan kita. Seperti apapun tipe kepribadian kita, hendaknya tetap berpegang pada nilai-nilai hidup yang lebih baik dan mulia. Sehingga kita lebih bijak dalam menjalani kehidupan. 

Hendaknya tetap mengerjakan hal penting yang tidak mendesak dalam hidup kita. Baik yang berkaitan dengan kepentingan duniawi maupun kepentingan ukhrowi. Dengan demikian hanya kemuliaan dan kesuksesan hidup lahir bathin sajalah yang akan menjadi ending dari perjalanan hidup kita

Semoga tulisan ini bermanfaat.  

Sumber Bacaan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun