Mohon tunggu...
rinia kamiya
rinia kamiya Mohon Tunggu... mahasiswa

hobi yang ingin menyanyi dan mendengarkan musik kepribadian saya ceriah namun juga ceroboh topik favorit saya selalu menceritakan tentang masa depan nantinya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

adat tradisional jawa tengah dieng

25 September 2025   11:40 Diperbarui: 25 September 2025   11:34 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak yang berambut gimbal.(https://www.freepik.com/search format).

Adat Tradisoinal Jawa Tengah Dieng

oleh: Raysa Amelia Sahara

Santri MAS KMI Diniyyah Puteri

 

Di Indonesia banyak beragam budaya yang masih di lestarikan dari dulu hingga sekarang. Beberapa budaya itu ada yang di perbolehkan di agama islam dan ada yang tidak di perbolehkan di aga islam. Tradisi dieng adalah tradisi memotong rambut gimbal.

Dieng adalah tradisi unik yang memiliki makna yang tersendiri. Dieng adalah berasal dari daerah berbatasan kabupaten banjarnegara dan kabupaten wonosobo. Rambut gimbal yang dimiliki masyarakat dieng bukanlah rambut yang di sengaja melainkan rambut yang tumbuh secara alami. Biasanya rambut ini tumbuh di kalangan anak-anak.

(Muthia Alya Rahmawati -- Senin, 27 Nov 2023).

Konon katanya anak yang memiliki rambut ggimbal adalah anak yang membawa kesejahteraan di masyarakat dieng. Anak yang memiliki rambut gimbal atau anak gimbal biasanya di sebut titisan  Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Ronce. Nini roro ronce adalah abdi dari nini roro kidul yang di mana tugasnya sama untuk menjaga lautan dan berbedanya nini roro ronce tugasnya menjaga dataran tinggi di dieng. Nini roro ronce juga memiliki rambut gimbal di karena itu anak-anak di kalangan dieng maupun diluartnya banyak yang memiliki rambut gimbal

(Andi Ratna Widowati Rabu, 26 Januari 2022).

Tradisi dieng ini yang diyakini memiliki nilai sakral bagi masyarakat setempat. Tradisi ini tidak sekadar menjadi peristiwa ritual, tetapi juga dipercaya sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan hidup dan ketentraman masyarakat. Bagi warga Dieng, pelaksanaan tradisi tersebut bertujuan agar mereka terhindar dari berbagai bentuk kesialan, malapetaka, maupun gangguan yang dianggap dapat mengganggu keharmonisan hidup. Dengan demikian, tradisi rambut gimbal tidak hanya dipandang sebagai wujud pelestarian budaya leluhur, tetapi juga sebagai manifestasi kepercayaan kolektif masyarakat Dieng dalam menolak bala dan menjaga keberlangsungan kehidupan yang harmonis. Tradisi rambut gimbal di Dieng merupakan salah satu warisan budaya yang memiliki makna sakral dan kepercayaan mendalam bagi masyarakat setempat. Tradisi ini dilakukan ketika seorang anak lahir dan tumbuh

Pelaksanaan tradisi ini tidak hanya sebatas memotong rambut gimbal, tetapi juga disertai dengan pemenuhan permintaan anak yang bersangkutan. Permintaan tersebut dianggap sebagai syarat utama sebelum ritual pemotongan rambut dilakukan. Masyarakat percaya, apabila keinginan anak tidak dipenuhi, maka bukan hanya anak tersebut yang akan mengalami gangguan, melainkan juga masyarakat Dieng secara keseluruhan akan ditimpa nasib buruk atau kesialan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun