Mohon tunggu...
Rindang Ayu
Rindang Ayu Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga mulai menekuni bidang sosial keagamaan

Wanita jawa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tiga Amalan Pemuda Penghuni Surga

26 April 2019   15:34 Diperbarui: 26 April 2019   15:43 3396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari sumber https://www.jestpic.com 

Shalat rawatibnya biasa saja. Shalat tahajut dan dhuhanya pun tidak tekun. Demikian pula dengan iktikaf dan puasa sunnahnya yang tidak kelihatan istiqamah.   Tetapi pemuda ini dikatakan oleh Rasulullah sebagai Ahli Surga.  Kenapa demikian?  Karena ia melakukan tiga amalan sosial yang istimewa.

Kisah ini sering diceritakan oleh para ustadz.  Tetapi masih sangat relevan dan penting untuk diceritakan kembali. Karena masih banyak diantara kita yang tidak peka terhadap masalah sosial yang merupakan inti dari ajaran Islam, yaitu akhlak.  Kisahnya sebagai berikut: ...

Ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabat di salah satu sudut masjid Nabawi, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap para sahabat, dan bersabda, "Sebentar lagi akan muncul di hadapan kalian seorang lelaki penghuni surga."

Tak lama berselang, tiba-tiba muncul seorang lelaki Anshar dengan janggut masih basah oleh air wudu. Ia berjalan pelan-pelan sementara tangan kirinya menjinjing sandalnya.

Keesokan harinya, dalam kesempatan yang sama Rasulullah kembali berkata demikian, "Akan datang seorang lelaki penghuni surga." Tak lama kemudian lelaki itu kembali muncul.

Hal tersebut juga diucapkan oleh Rasulullah hingga pada kesempatan ketiga. Sehingga para sahabat banyak yang penasaran terhadap lelaki tersebut. Diketahui kemudian lelaki Anshar tersebut bernama Saad bin Abi Waqqash.

Tentu dalam hati para sahabat bertanya - tanya tentang amalan yang dilakukan oleh pemuda tadi, sehingga ia dikatakan oleh Rasulullah sebagai calon penghuni surga. Demikian juga dengan sahabat Abdullah bin Amr bin Al Ash. Karena rasa penasarannya ia kemudian mencoba mencari alasan agar bisa tinggal di rumah lelaki tadi selama tiga hari.

Alasan yang ia buat adalah ia sedang bertengkar dengan ayahnya. Ternyata Abdullah pun di izinkan oleh lelaki itu untuk tinggal bersamanya selama tiga hari. Maka selama tiga hari itu ia menyelidiki keistimewaan lelaki Anshar itu.

Di malam pertama, Abdullah bangun untuk Tahajud, tapi ia mendapati pemuda tadi ternyata masih tidur hingga datang waktu Subuh. Dan ketika masuk waktu Dhuha, Abdullah bergegas menunaikan shalat Duha, sementara pemuda itu tidak. Bahkan ketika Abdullah sedang berpuasa sunah, pemuda itu ternyata malah tidak puasa sunah.

Hingga hari ketiga Abdullah tinggal bersama Saad, ia belum menemukan keistimewaan dari pemuda tersebut.  Abdullah pun semakin heran dengan ucapan Rasulullah Saw. yang menyebutnya sebagai pemuda ahli surga. Akhirnya Abdullah memutuskan untuk bertanya langsung pada pemuda tadi.

"Wahai Saad saudaraku, sesungguhnya tidak pernah terjadi pertengkaran antara aku dan ayahku. Tujuanku menginap di rumahmu adalah karena aku ingin tahu amalan ibadah apa yang engkau lakukan sehingga Rasulullah menyebut-nyebut engkau sebagai pemuda ahli surga. 

Tetapi setelah aku amati, tidak ada amalan istimewa yang engkau amalkan, Engkau tidak tahajud, pagi hari pun kau lalui tanpa shalat dhuha, bahkan shaum sunah pun tidak," ucap Abdullah.

Saad bin Abi Waqqash menjawab, "Benar tidak ada amalan lain yang aku kerjakan kecuali seperti apa yang engkau lihat". Jawaban itu sungguh tak memuaskan hati, dan Abdullah pun berpamitan untuk pulang.

Namun, ketika Abdullah berpaling melangkah keluar dari rumah, laki-laki tersebut memanggilnya dan berkata, "Amalan ibadahku memang hanya seperti apa yang engkau lihat. Hanya saja ada hal yang tidak engkau lihat. Bahwa aku berusaha untuk selalu jujur kepada siapapun. Aku juga berusaha untuk tidak menyakiti hati orang lain. Selain itu aku selalu menjaga tali silaturahim." terang Saad.

Mendengar penjelasan lelaki itu Abdullah pun terkejut, dan berkata: "Demi Allah..., engkau benar - benar ahli surga. Ketiga amalan itulah yang belum aku amalkan"

Dari kisah diatas dapat ditarik kesimpulan, ternyata yang membuat Saad dikatakan oleh Rasulullah sebagai ahli surga adalah BUKAN disebabkan karena ia tekun shalat malam, rajin shalat dhuha, rajin iktikaf, dan sering puasa Sunnah. 

Tetapi Saad dikatakan oleh Rasulullah sebagai ahli surga disebabkan lantaran ia istiqamah melakukan tiga hal yaitu:  Ia selalu (1) bersikap jujur, (2) tidak menyakiti hati orang lain, dan (3) menjaga tali silaturahim.  Sedangkan amalan ibadah mahdhahnya, seperti shalat malam, shalat dhuha, puasa, dan iktikafnya ia lakukan biasa-biasa saja.

Lantas bagaimana keistimewaan ketiga prilaku istimewa pemuda calon penghuni surga tersebut?

Pertama, JUJUR.   Jujur adalah salah satu sikap yang sangat terpuji. Dengan kejujuran orang akan sangat percaya dan memujinya. Pemahaman "jujur" itu meliputi: a) Tidak berdusta, yaitu adanya kesesuaian antara informasi dan kenyataan; b) Tidak Riya', yaitu kesesuaian antara perbuatan dan kematangan hati; c) Tidak ingkar, yaitu kesesuaian antara niat dan perbuatan; dan d) Punya interitas, yaitu bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kode etik.

Kedua, TIDAK MENYAKITI ORANG LAIN.  Artinya sikap dan perbuatannya tidak pernah merugikan orang lain, yang membuat orang lain menjadi sakit hati, sedih, dan kecewa.

Ketiga,  MENJAGA SILATURAHIM.   Pengertian silaturahim disini bukan hanya sekedar menjalin komunikasi dan pertemuan fisik antar kawan belaka, tetapi silaturahim yang mengandung unsur kepedulian, tolong menolong, empati, dan bersikap ramah terhadap sesama.

Demikianlah tiga prilaku istimewa pemuda ahli surga yang membuat para sahabat nabi menjadi penasaran.  Ketiganya merupakan ibadah sosial, yaitu hubungan baik antar manusia (hablum minannas). Dan bukan ibadah vertikal, yaitu hubungan pribadi antara kita dan Tuhan (hablum minallah).  

Dengan begitu maka Hablum Minannas itu sangat penting, karena ia sangat menentukan kualitas Hablum Minallah.    Shalat, puasa, dzikir, dan ibadah vertikal lain seharusnya berdampak baik terhadap ibadah sosial.  Tetapi ibadah vertikal tidak akan mempunyai nilai apabila ibadah sosialnya masih buruk.  

Allah ta'ala berfirman: "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran" (QS. Al 'Ashr).

Semoga kita dapat mengamalkan ketiga prilaku istimewa pemuda ahli surga itu. Amin

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun