Mohon tunggu...
Rince P. Tanikwele
Rince P. Tanikwele Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pattimura

law

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Baku Kele Kalesang Mangrove di Desa Waiheru Kota Ambon untuk Lingkungan yang Berkelanjutan

6 Februari 2024   19:42 Diperbarui: 7 Februari 2024   15:43 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita Jaga Alam, Alam Juga akan Menjaga Kita

Kutipan di atas merupakan ajakan dari salah satu komunitas di Kota ambon yaitu The Mulung yang tentunya tidak asing lagi bagi siapa saja yang mendengarnya. Menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan juga komunitas lingkungan hidup, tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai anggota masyarakat. 

Lingkungan yang merupakan tempat tinggal kita harusla kita menjaga kelestariannya, karena lingkungan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. 

Di era globalisasi sekarang, banyak kerusakan lingkungan yang terjadi akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. contohnya saja seperti penebangan Pohon Mangrove yang tidak diikuti dengan penanaman kembali area hutan mangrove sehingga menjadi gundul bahkan juga ada yang mengalami kekeringan dan mati. 

Mangrove adalah jenis tumbuhan yang tumbuh di Kawasan pesisir pantai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan juga tempat-tempat yang mengalami pelumpuran dan akumulasi bahan organik. 

Mangrove ini merupakan tempat atau rumah bagi berbagai jenis spesies seperti ikan, udang, kepiting, ubur-ubur, siput dan hewan lainnya untuk berlindung, mencari makan, atau berkembang biak. untuk itu, keberadaan mangrove ini harus dijaga dan dilestarikan karena mempunyai manfaat yang berguna untuk kelestarian dan keberlangsungan lingkungan hidup. 

Merujuk pada Perda Kota Ambon No.24 Tahun 2012 tentang RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang mengatur mengenai rencana pola ruang yang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya, Desa waiheru maupun desa lainnya yang berada di pesisir pantai kota Ambon keberadaan mangrovenya harus dijaga dan dilestarikan. Namun, masih saja ada aktivitas pembangunan yang dilakukan sehingga luas mangrove tersebut berkurang. 

Berkurangnya luas area mangrove di pesisir pantai kota Ambon terkususnya di desa waiheru disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembukaan lahan untuk pemukiman penduduk, pembangunan kafe-kafe, dan sebagian diahlifungsikan menjadi pertanian. 

Untuk itu Pemerintah dan masyarakat harus taat asas terkait peruntukan ruang. Jadi rencana tata ruang wilayah, rencana zonasi dan pulau-pulau kecil mesti menjadi bingkai untuk mereduksi upaya pemanfataan hutan mangrove. 

Adapun cara yang digunakan adalah melakukan aksi nyata reboisasi atau penanaman kembali hutan mangrove yang gundul akibat ulah manusia. Aksi ini dilakukan oleh Komunitas Karang Taruna desa Waiheru yang melibatkan komunitas penjaga alam seperti The Mulung, Lestari Ambon, Anak pesisir, dan Trash Hero Ambon dengan menanam anakan mangrove sebanyak 100 anakan di pantai waiheru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun