Episode 2Â
 Ketika Cinta Diuji oleh Hati Lain
Hari-hari Nayla di Adelaide berjalan lebih berat sejak orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan Arief. Mereka tetap saling mendukung, tetap berjalan bersama, tapi Nayla bisa merasakan bahwa hatinya sedang digerogoti dilema.
Sementara itu, Arief mulai sibuk dengan pekerjaannya di lembaga lingkungan internasional. Ia sering pergi ke kota-kota lain untuk proyek lapangan. Komunikasi mereka mulai renggang, bukan karena cinta berkurang, tapi karena waktu yang seolah terus mencuri kesempatan mereka.
Di sinilah muncul  Dina, kolega Arief di kantor. Perempuan itu cerdas, supel, dan cepat akrab dengan siapa pun. Dalam banyak proyek, Dina dan Arief sering menjadi satu tim. Mereka makan siang bersama, bertukar ide, dan perlahan, mulai terlihat akrab di media sosial.
Nayla awalnya mengabaikan rasa tak nyaman yang muncul. Tapi semuanya meledak ketika suatu hari ia melihat foto Arief dan Dina berdua di acara gathering kantor. Tidak ada yang romantis, hanya pose biasa---tapi senyum Arief di situ tampak berbeda. Lebih lepas. Lebih bahagia dari beberapa bulan terakhir ketika bersamanya.
Hatinya mencelos. Bukan karena cemburu, tapi karena takut. Apakah Arief mulai goyah? Apakah dirinya, dengan semua luka dan beban restu orang tua yang belum juga datang, terlalu rumit untuk dicintai?
Beberapa hari kemudian, mereka bertemu. Nayla mencoba bersikap tenang, tapi Arief bisa merasakan ketegangan itu.
"Dina hanya teman kerja, Nay. Aku tahu kamu melihat foto itu."
Nayla menatap lurus. "Bukan soal foto, Rief. Tapi... apakah kamu masih yakin kita harus terus berjuang? Sementara keluargaku belum merestui... dan kamu, kamu sekarang sudah dikelilingi banyak pilihan lain..."
Arief menarik napas panjang. "Kalau aku hanya mencari yang mudah, mungkin dari dulu aku sudah memilih jalan lain. Tapi aku memilih kamu karena aku percaya---kita punya cerita, Nay. Bukan sekadar perasaan, tapi perjalanan."