Mohon tunggu...
Rina Bintang
Rina Bintang Mohon Tunggu... Lainnya - There's always something

Karyawati

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kelayakan Penggunaan Etilen Oksida dalam Makanan, Topik Perbincangan yang Tak Pernah Usai

21 Juli 2022   20:02 Diperbarui: 22 Juli 2022   17:21 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tentu saja tidak. Hal ini dikarenakan nitrogen hanya “lewat” dan tidak ikut dikonsumsi bersama produk, sama seperti yang telah dijelaskan di atas.

Bahan perantara atau bahan yang hanya “lewat” hanya diketahui oleh produsen dan badan yang mengaudit atau mengijinkan makanan tersebut beredar dan layak dikonsumsi, misalnya saja BPOM.

Layakkah Penggunaan Etilen Oksida pada Makanan?

Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (U.S. EPA) mengklasifikasikan etilen oksida dalam grup B1 (senyawa bersifat karsinogenik) karena ditemukannya efek samping dari paparan EtO pada manusia, berupa efek otot lemas, mual, muntah, diare, sesak napas, sakit kepala, dan disfungsi neurologis. 

Efek beratnya dapat menyebabkan leukimia, aborsi spontan, keracunan pada sistem saraf, serta sindrom saluran napas akut.

Di Indonesia, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengklasifikasikan etilen oksida sebagai salah satu bahan karsinogen yang pengunaannya dibatasi. Zat karsinogen yang terakumulasi dalam tubuh sangat berbahaya karena menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. 

BPOM sendiri juga mengklasifikasikan etilen oksida dengan rincian yang sama. Dengan demikian, penggunaan etilen oksida pada makanan di Indonesia masih diijinkan dalam konsentrasi rendah.

Layak tidaknya penggunaan etilen oksida untuk bahan pangan tergantung kebijakan masing-masing negara dan preferensi pribadi. Jika di negara kita penggunaan etilen oksida dianggap layak dalam kadar terbatas, maka selanjutnya tergantung preferensi masing-masing individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun