Mohon tunggu...
Rina Bintang
Rina Bintang Mohon Tunggu... Lainnya - There's always something

Karyawati

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kelayakan Penggunaan Etilen Oksida dalam Makanan, Topik Perbincangan yang Tak Pernah Usai

21 Juli 2022   20:02 Diperbarui: 22 Juli 2022   17:21 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Etilen oksida atau disingkat EtO terkadang digunakan sebagai bahan tambahan dalam pestisida dan pengawet rempah-rempah. Di beberapa negara, etilen oksida digunakan untuk membunuh bakteri dan jamur pada makanan. Di Indonesia, EtO juga sering digunakan untuk sterilisasi rempah-rempah. Hal itu dilakukan karena adanya kontaminasi kotoran hewan atau serangga pada rempah-rempah.

Sebelum menjadi perbicangan hangat akibat ditemukan di salah satu varian produk es krim yang beredar di Indonesia, tahun 2021 etilen oksida sudah menjadi perbincangan karena ditemukan dalam penguat rasa locust bean gum (E410) di Uni Eropa.

Apa itu Etilen Oksida?

Etilen oksida merupakan senyawa berbentuk gas tidak berwarna, mudah terbakar dan berbau sedikit manis. Dengan karakteristik demikian keberadaan etilen oksida sulit dideteksi. Kandungan etilen oksida biasanya ditemukan pada rempah-rempah, jamu, kacang-kacangan, buah kering, es krim, dan selai.

Bagaimana Cara Mendeteksi Keberadaan Etilen Oksida?

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa etilen oksida sulit dideteksi hanya dengan menggunakan panca indera. Deteksi etilen oksida hanya dapat dilakukan dengan pengujian lanjutan di laboratorium.

Apakah etilen oksida pada makanan dapat diketahui dengan melihat daftar komposisi bahan? Jawabannya “Tidak”.

Mengapa? Daftar komposisi bahan pada label makanan atau minuman hanya mencantumkan komposisi yang “terkandung” dan nantinya akan dikonsumsi oleh konsumen. Etilen oksida hanya digunakan untuk tahap sterilisasi atau tahap akhir sebagai pengawet. 

Bukan dicampurkan dan terlihat langsung dalam produk makanan, walapun memang keberadaanya dapat dideteksi melalui pengujian laboratorium karena etilen oksida dapat “terserap” dalam bahan makanan.

Misalnya saja, pada produk keripik kentang. Kantong kemasan yang menggelembung bukan sekedar udara yang sama deperti yang kita hirup setiap saat. Udara tersebut adalah gas nitrogen yang berfungsi untuk mendorong keluarnya gas oksigen dalam produk selama proses pengemasan. 

Hal ini dilakukan, karena gas oksigen mempercepat proses oksidasi pada keripik kentang yang menyebabkan produk berbau tengik dan tidak renyah lagi. Jika kita membaca komposisi pada kemasan, apakah nitrogen dicantumkan? 

Tentu saja tidak. Hal ini dikarenakan nitrogen hanya “lewat” dan tidak ikut dikonsumsi bersama produk, sama seperti yang telah dijelaskan di atas.

Bahan perantara atau bahan yang hanya “lewat” hanya diketahui oleh produsen dan badan yang mengaudit atau mengijinkan makanan tersebut beredar dan layak dikonsumsi, misalnya saja BPOM.

Layakkah Penggunaan Etilen Oksida pada Makanan?

Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (U.S. EPA) mengklasifikasikan etilen oksida dalam grup B1 (senyawa bersifat karsinogenik) karena ditemukannya efek samping dari paparan EtO pada manusia, berupa efek otot lemas, mual, muntah, diare, sesak napas, sakit kepala, dan disfungsi neurologis. 

Efek beratnya dapat menyebabkan leukimia, aborsi spontan, keracunan pada sistem saraf, serta sindrom saluran napas akut.

Di Indonesia, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengklasifikasikan etilen oksida sebagai salah satu bahan karsinogen yang pengunaannya dibatasi. Zat karsinogen yang terakumulasi dalam tubuh sangat berbahaya karena menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. 

BPOM sendiri juga mengklasifikasikan etilen oksida dengan rincian yang sama. Dengan demikian, penggunaan etilen oksida pada makanan di Indonesia masih diijinkan dalam konsentrasi rendah.

Layak tidaknya penggunaan etilen oksida untuk bahan pangan tergantung kebijakan masing-masing negara dan preferensi pribadi. Jika di negara kita penggunaan etilen oksida dianggap layak dalam kadar terbatas, maka selanjutnya tergantung preferensi masing-masing individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun