Mohon tunggu...
Rina Darma
Rina Darma Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Mengingat Kembali Rumus Perubahan 3M a la Aa Gym

8 April 2022   23:17 Diperbarui: 15 April 2022   03:01 7137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Bandung KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww via kompas.com)

Jika ditanya mengenai ustadz, tak banyak yang bisa keluar dari mulut saya. Yang bisa saya sebutkan hanya segelintir. Sebut saja Abdullah Gymnastiar atau AA Gym, Abdul Somad (UAS), dan Ustadz Maulana. Sebab, saya memang tak mengikuti atau memiliki pendakwah panutan secara khusus. 

Namun, di antara ketiga nama tersebut ceramah AA Gym yang paling berbekas. Konsep 3M yang booming di awal milenial yang realistis dan bisa diterapkan. 

Ini bukan tentang  protokol kesehatan dengan menerapkan 3M, menggunakan masker, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan. 

Namun, 3M yang dimaksud di sini yaitu mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai dari sekarang. Prinsip yang masih saya jalankan sampai sekarang. 

Kalau saya tidak lupa saya mendengar ceramah itu semasa semester kuliah. Masa-masa mencari jati diri dan motivasi. Aa Gym dengan bahasanya yang santuy cepat dapat saya terima sebagai orang Jawa. 

Bangkit dengan 3M


Ketika kuliah saya bukan mahasiswa dengan nilai akademik tinggi. Waktu itu saya hanya berharap bisa lulus S1 cepat dengan pengalaman segudang. Begitu lulus dapat kerja. 

Alasannya karena saya sudah bosan sekolah. Dua tahun TK, 6 tahun SD, 3 tahun SMP, dan 3 tahun SMA. Artinya 16 tahun untuk sekolah. 

Jika ditambah kuliah, waktu normal untuk lulus 4 tahun berarti 20 tahun hidup saya hanya untuk bersekolah. Saya ingin segera bekerja dan mendapat uang sendiri. Gaya saya waktu itu.

Untuk bisa mencapai target saya tersebut ternyata terseok di awal. Semester satu IP saya berada di angka 2,5. Awalnya saya puas karena katanya itu sudah aman. 

Dasar saya culun ya. Ketika ngobrol-ngobrol, nyali saya menciut sebab kalau mau aman setidaknya punya IPK 2,75. Itu rata-rata standar perusahaan bonafit dan jika ingin mendaftar menjadi PNS.

Semester dua saya harus mengejar ketertinggalan. Periode saya sudah mengenal organisasi dan kegiatan luar kampus. Di saat itulah, saya ingin berubah lebih baik. 

Memperbaiki cara belajar lebih mandiri dan lebih aktif mengikuti sistem perkuliahan berbeda dengan masa SMA yang cenderung menunggu perintah guru. Saya juga bergaul dengan komunitas kampus yang sesuai minat saya.

Dibuat mandiri dengan Canva 
Dibuat mandiri dengan Canva 

Di sinilah saya dipertemukan dengan konsep 3M ala AA Gym. Dulu saya orang yang sering mencari-cari alasan. Saya belum punya komputer pribadi dan print ketika awal kuliah. Waktu itu laptop masih jarang.

Saya harus ke rental komputer setiap pulang kuliah atau sebelum kuliah. Hal itu saya jadikan alasan untuk membenarkan nilai saya yang jelek.

Mayoritas materi disampaikan dalam power point. Mahasiswa yang memiliki flashdisk bisa menyalinnya. Flashdisk pun sangat berharga, Tuhan. Tugas dikerjakan dengan komputer dan harus di print. 

Bayangkan uang lebih yang harus saya keluarkan untuk rental dan urusan cetak mencetak. Sementara, bekal pas-pasan untuk isi bensin dan makan.

Sudah menyerah dengan keadaan, saya suka menunda-nunda pula. Setiap ada tugas, saya nanti-nantikan. Giliran jelang dikumpulkan saya belum siap karena kurang referensi. 

Sementara itu, mahasiswa lain tak sedikit yang membeli buku pendamping. Saya mentok di buku ajar. Saya kerap kelabakan hingga tak maksimal.

Dengan kebiasaan seperti itu mustahil bagi saya meraih target. Prinsip 3M menyentil saya. Saya harus mulai dari diri sendiri, dari yang terkecil, dan saat ini juga. Saya tak boleh terus merengek minta komputer. Sementara buat saku dan membayar SPP dan SKS saja kedua orang tua sudah ngos-ngosan. 

Jika ada kuliah jam 7 pagi, jam 6 saya sudah berangkat. Saya bisa mampir ke warnet sebentar. Untuk sekedar browsing mencari referensi dan menyicil mengerjakan tugas mengetik di word. Jangan bayangkan saat saya kuliah sudah ada ponsel pintar. Untuk mencetaknya saya pilih di rental karena lebih murah daripada warnet. 

Daripada hanya sekedar menahan lapar, saya sekalian niatkan puasa sunnah. Selain bernilai ibadah, uang jajan pun dipangkas. Pos makan dialihkan untuk kebutuhan fotokopi maupun print materi power point. 

Semester dua walau belum mencapai IP 3, nilai IPK saya sudah mendekati standar yang saya terapkan. Tidak puas, saya naikkan IPK minimal buat saya adalah 3. 

Saya harus di atas standar dan sesuai realitas. Selain kuliah, saya juga sibuk kegiatan di luar yang tentunya harus menunjang prestasi dan bekal melamar kerja.

Alhamdulillah selama kuliah saya dua kali lolos PKM, Program Kreativitas Mahasiswa yang bakal didanai DIKTI bagi proposal penelitian yang terpilih. Dua-duanya sebagai ketua. Sebuah ajang yang dinanti-nanti mahasiswa. 

Kemudian menjadi Juara 1 dalam short course riset oleh UKM Penelitian antar fakultas bergengsi di kampus. Proposal penelitian saya pun masuk menjadi nominasi dalam Grand Karya Inovasi di level universitas. Sayang sekali waktu itu, tim saya yang sudah 5 besar harus gagal karena kurang persiapan saat presentasi.

Akhirnya, di saat lulus saya bisa memenuhi target saya, lulus cepat dengan pengalaman seabrek termasuk menjadi co ass praktikum dan part time menjadi kontributor saat itu. IPK saya lebih dari 3. Lantas, saya berpikir kenapa saya tidak target cumlaude ya. Dasar manusia yang serakah haha...  

Begitu lulus, ndilalah berbarengan dengan erupsi Merapi tahun 2010. Letusan besar yang membuat jadwal wisuda diundur. Seremoni yang kemudian tidak saya ikuti karena saya memilih terbang ke Kalimantan, pulau impian ketika kecil. Bergabung di sebuah perkebunan berskala nasional. "Maka nikmat mana lagi yang kamu dustakan?"

Itulah dampak rumus perubahan 3M buat saya. Konsep yang bahkan hingga kini terus saya terapkan. 

Apa ceramah ustadz yang paling berbekas buat Kamu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun