Siapa yang menyangka kulit kaki ayam bisa menjadi salah satu bahan baku pembuatan sepatu?
Bagi sebagian orang hanya mengenal dan mengetahui kaki ayam alias ceker ayam sebagai salah satu bahan baku untuk pengolahan makanan yang kerap kali kita temui disekitar, seperti soto ceker, dimsum ceker, ceker krispi dan olahan lezat ceker lainnya. Dari hasil pengolahan ceker, di industri makanan, kulit ceker selalu dibuang karena biasanya ada kotoran yang menempel pada kulit tersebut. Kotoran ini bisa berasal dari tanah, pakan, atau genangan air yang kotor. Sehingga kulit ceker biasanya dibuang karena persoalan kebersihan dan tidak nikmat untuk dikonsumsi. Kulit ceker yang terbuang ini berpotensi menjadi limbah karena tidak bisa diolah.
Ternyata, tidak hanya menggugah selera, ceker ayam kini bertransformasi menggugah trend fashion yang membawa inovasi baru dalam produk. Seperti yang dilakukan pemuda asal Bandung, Nurman Farieka Ramdhany, yang memanfaatkan ceker sebagai bahan dasar dari pembuatan sepatu. Usaha Inovatifnya hadir sejak 2015 dan diperkenalkan di tahun 2017 yang dikenal dengan nama, Hirka. Nurman memilih kata Hirka yang berasal dari bahasa Turki yang berarti “dicintai” karena terinsipirasi dari semangat pemuda Turki.
Berawal dari perjalanan Nurman membaca jurnal ayahnya hingga meneliti kulit ceker ayam, ia terjun melakukan riset dan bekerja sama dengan perajin cibaduyut. Inovasi produk ini menjadikan Nurman sebagai peraih SATU Indonesia Awards pada tahun 2019 lalu.
Sejak 2015, Nurma dan timnya meneliti berbagai jenis kulit ceker dan mengampanyekan kulit ceker sebagai alternatif ramah lingkungan terhadap kulit ular atau buaya. Mereka bekerja sama dengan sentra pengrajin di sepatu Cibaduyut, Bandung, serta mitra pengolahan kulit untuk mengembangkan teknik penyamakan dan menjahit kulit ceker. Tekstur dari kulit ceker ayam ini yang memberikan pola yang berbeda sehingga setiap sepatu memiliki ciri khas unik yang membedakannya dengan produk sepatu kulit lainnya. Kulit ceker ayam dipilih karena memiliki tekstur layaknya kulit buaya, bahkan jika dibandingkan dengan kulit ular, kulit ceker ayam tidak mudah rapuh.
Signature material dari Hirka ini secara tidak langsung mengurangi dampak limbah kulit ceker ayam. Selain itu, material yang digunakan sebagai bahan baku juga bisa menjadi subtitusi untuk bahan baku pembuatan separtu sehingga bisa mengurangi penjualan kulit ular dan buaya, demi kelestarian fauna serta menjaga ekosistem lingkungan.
Teknik pengolahan pengembangan dari bahan limbah menjadi bahan baku ini dikenal dengan istilah upcycle atau upcycling. Menurut Kay dan Pilz (1994) upcycling adalah proses transformasi barang yang sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang lebih berguna dan seringkali bernilai lebih tinggi daripada awalnya. Hirka hadir dari pengembangan teknik upcycle kulit ceker ayam yang diolah menjadi bahan baku sepatu. Proses yang dimulai dari riset mendalam mengenai tekstur kulit ceker ayam yang diolah menjadi sepatu yang memiliki nilai dan kualitas yang setara dengan kulit lainnya. Sebagai pemilik, Nurman menghadirkan Hirka sebagai salah satu produsen sepatu kulit berbahan dasar kulit ceker ayam pertama di dunia dan telah merambah ke pasar internasional. Inovasi ini tidak hanya membawa dampak positif bagi lingkungan dengan mengurangi limbah, tetapi juga membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi pengrajin sepatu yang sebelumnya bergantung pada kulit eksotik. Parahnya, Indonesia merupakan negara pengekspor kulit eksotis dari perburuan ilegal yang mengancam eksistensi hewan tersebut.
Target pasar Hirka dimulai anak muda hingga dewasa. Karena sepatu yg dihadirkan dapat mencakup dua target pasar tersebut. Hirka memanfaatkan sosial media sebagai salah satu strategi marketing dengan menggandeng Dokter Tirta untuk memperkenalkan produk. Sejak saat itu penjualan sepatu kulit ceker ayam Hirka langsung melesat menjadi 300 hingga 400 kali lipat. Harga sepatu Hirka dibagi menjadi dua tipe, untuk pembeli lokal mulai dari berkisar lima ratus ribu rupiah hingga dua juta rupiah, sedangkan buyer internasional seharga dua juta rupiah hingga sepuluh juta rupiah, beda lagi dengan harga sepatu custom. Model sepatu yang diproduksi oleh Hirka difokuskan hanya pada produksi sepatu pria diantaranya sepatu pantofel, sneaker, dan custom.
Penerapan konsep Sustainable Fashion yang sesuai sangat diperlukan di Indonesia terutama yang mengandung metode ekonomi sirkular, yaitu mengusung tiga pilar sebagai modelnya seperti raw material (lebih sedikit bahan baku), less waste (lebih sedikit sampah) dan fewer emission (lebih sedikit emisi). Urgensi ekonomi sirkular semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran akan keterbatasan sumber daya alam dan dampak negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan. Perubahan iklim, polusi, dan degradasi lingkungan telah menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan planet kita. Ekonomi sirkular menawarkan solusi yang menjanjikan untuk mengatasi masalah ini dengan menciptakan sistem ekonomi yang lebih tangguh, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Nurman Farieka Ramdhany, contoh generasi muda yang memadukan kreativitas, riset ilmiah dan kepedulian lingkungan. Dengan memanfaatkan kulit ceker ayam yang sering terbuang karena menjadi limbah, ia melahirkan produk yang tidak hanya bernilai ekonomi tapi juga menciptakan desain fashion yang suistanable dan membuka lapangan pekerjaan bagi perajin lokal. Inovasinya memperoleh pengakuan nasional melalui SATU Indonesia Awards dan memberikan kontribusi pada ekonomi kreatif, Nurman aktif mengedukasi publik tentang pentingnya proses, kesabaran dan inovasi berkelanjutan. Menurutnya, kolaborasi dan ketekunan tetap menjadi kunci kesuksesan.
“Terkadang hal besar bisa hadir dari sesuatu yang tidak terduga. Jalinan lembaran kulit kaki ayam yang terbuang dijahit sepenuh hati oleh pengrajin lokal, kini telah menemukan sepasang kaki di penjuru dunia”. #APAxKBN2025
Reference:
1. Bahan penulisan APA - Riset mengenai Nurman Farieka Ramdhany – Pengusaha kulit ceker ayam.
2. Instagram @Hirka_Official
3. https://www.tempo.co/ekonomi/sepatu-kulit-ceker-ayam-hirka-semakin-dikenal-ini-rahasianya-604917
4. Nurman Farieka, Pemuda Bandung yang "Menyulap" Ceker Ayam Jadi Sepatu (berita kompas)
5. Hirka, Inovasi Pemanfaatan Limbah Kulit Ceker Ayam Menjadi Produk Bernilai Tinggi ( berita goodnews)
6. Jurnal E-Proceeding of Art & Design : Vol.10, No.5 October 2023; Strategi penerapan konsep keberlanjutan bagi pelaku industri fesyen di indonesia (Strudi Kasus: Boolao)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI