Haji itu wajib bagi yang mampu. ibadah haji dapat menghapus dosa kecil maupun dosa besar,termasuk juga yang berkaitan dengan hak-hak sebagai makhluk.Ibnu al-'Imad menyebutkan bahwa hikamah haji yang terdiri dari dua huruf yaitu ha' dan jim,sebagai isyarat bahwa ha' itu dari kata hilm yang berarti kemurahan,sedangkan jim itu dari kata jurm yang berarti dosa.seakan akan hamba ini berucap "Wahai tuhanku,aku datang kepada-Mu dengan segala dosa ku agar engkau bisa mengampuninya dengan kemurahan-MU." Umrah adalah seperti haji. Menurut Syaffi,umrah wajib dalam seumur hidup sekali. Dinukilkan dari Abu Hanifah dan Malik menyatakan bahwa umrah itu sunnah. Akan tetapi, ada imam dalam madzab Syaft'i yang juga berpendapat demikian. Adapun
menurut Imam Ahmad, umrah itu fardu,seperti haji.Keutamaan keduanya disebutkan dalam banyak riwayat,di antaranya adalah sabda Nabi Saw., " Barangsiapa keluar darirumahnya melaksanakan haji atau umrah lalu meninggal maka Allah akan alirkan kepadanya pahala haji dan umrah hingga Hari Kiamat. Dan juga sabda Nabi Saw., "Ikutilah antara ibadah haji dan umrah." Artinya, lakukan keduanya berurutan tanpa jarak Waktu yang lama. "Sesungguhnya keduanya menghapus kefakiran dan dosa
seperti las menghapus karat besi." (Al-Dimyati,1997:80-81).
Bagiaman dengan haji dan umrah yang dilakukan berkali kali?
Disebutkan dalam Riwayat “Barang siapa haji sekali maka ia telah menunaikan kewajibannya, dan barang siapa haji kedua kali maka ia telah memberi pinjaman kepada tuhannya, dan barang siapa haji ketiga kali maka allah haramkan rambut dan kulitnya dari api neraka” kewajiban haji ini tidak secara langsung menurut madzhab sya’fi, dan itulah pendapat Muhammad, salah satu murid Abu Hanifah.(Al-Dimyati,1997:80-81).
Selain itu sabda Nabi SAW,"umrah menuju umrah merupakan penghapus dosa antara keduanya,dan haji yang mabrur tidak ada balasa baginya,kecuali surga." (hadis Bukhari,1773 dan Muslim,1349)
Dikisahkan bahwa Muhammad bin Al-Munkadar telah melakukan ibadah haji sebanyak 33 kali, Tatkala di akhir haji yang dilakukannya, dia berseru di padang Arafah, "Ya Allah,sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku berada di tempat wukuf ini sebanyak 33 kali. Pertama, untuk menunaikan ibadah farduku; kedua, untuk ayahku; ketiga, untuk ibuku. Dan aku bersaksi kepada-Mu,ya Tuhanku, aku hadiahkan pahala 30 haj ini bagi orang yang berada di tempat ini, namun tidak Engkau terima.'"Tatkala beliau telah pergi meninggalkan Arafah, terdengar seruan, "Wahai Ibnu Al-Munkadar, apakah kamu bermurah hati kepada Zat yang menciptakan kemurahan dan kedermawanan. Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku,sesungguhnya Aku telah mengampuni orang-orang yang wukuf di Arafah sebelum Aku ciptakan Arafah seribu tahun lamanya." (Al-Dimyati,1997:82)
Lalu bagaimana dengan steatmen yang mengatakan bahwa haji dan umrah berkali-kali seperti pendapat Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub
dalam salah satu karya ny yang berjudul Haji pengabdi setan.Dalam karyanya beliau membahas tentang haji dan pengabdiannya kepada Allah. Ia menekankan bahwa ibadah sosial, seperti membantu orang sakit, kelaparan, dan menderita, juga merupakan bagian dari haji yang sejati. Dalam bukunya beliau memberikan wawasan dan pemahaman yang mendalam mengenai makna sebenarnya dari perintah Allah dalam menjalankan ibadah haji.
seperti dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam :
ممَن غدا إلى المسجدِ لا يُرِيدُ إلَّا أن يتعلَّمَ خيرًا أو يُعلِّمَه كان له كأجرِحاجٍّ تامًّا حجَّتُه
“Barangsiapa berangkat ke masjid, tidak ada yang ia inginkan kecuali untuk mempelajari satu kebaikan atau mengetahui ilmunya, maka ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna.” (HR. Thabrani 8: 111 dan dihukumi hasan sahih oleh Syekh Albani dalam kitabnya Shahih At-Targib)
makna yang sebenarnya dalam karya haji pengabdi setan beliau ingin memberikan pengertian dalam konteks haji yang sebenarnya sesuai perintah dari allah.Lalu kenapa ada kata haji pengabdi setan di lihat dari sudut pandang orang yang melakukan haji dan umrah berkali-kali tetapi masih banyak orang sekitarnya yang menderita dan kelaparan sedangkan sedangakan jika oarang sekitarnya masih ada yang kelaparan dan menderita berarti dia belum memenuh syaratnya haji.seperti yang disebutkan dalam QS. Ali Imran: 97:
وَلِلهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا
"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah."
Mampu dalam syarat wajib ini ialah kemampuan dalam hal finansial dan fisik. Mampu secara finansial artinya mempunyai bekal dan biaya untuk berangkat haji, akomodasi selama haji, meninggalkan nafkah untuk keluarga yang ditinggalkan, Maksud dari orang-orang yang wajib dinafkahi (selama ditinggal haji) adalah kerabat, budak yang menjadi pelayannya dan orang-orang Islam yang sangat membutuhkan uluran tangan meskipun bukan kerabatnya sendiri.
Mampu secara fisik dipahami bahwa seseorang haruslah sehat secara fisik dan mental sehingga memungkinkan untuk menunaikan ibadah haji.
Dan juga seperti cerita Ali Bin Muwaffaq beliau merupakan seorang tukang sol sepatu yang mengumpulkan uang selama 10 tahun untuk menuniakan haji bersama istrinya disaat beliau ingin berangkat haji istrinya yang sedang hamil menciuan aroma masakan yang lezat sehingga iya menyuruh Ali Bin Muwaffaq untuk memintakan masakan itu untuknya Akhirnya, beliau mencari-cari sumber aroma masakan itu. Ternyata berasal dari gubuk reyot yang hampir roboh. Ternyata didalamnya dihuni oleh seorang janda dan enam anaknya. Saya memberitahunya bahwa istri beliau menginginkan masakan yang dia masak karena aromanya yang begitu lezat, meskipun hanya sedikit. Janda itu diam dan memandang Ali Bin Muwaffaq, jadi beliau mengulangi kata-kata nya lagi
