Kab. Ngawi (01/08/20)- Pandemi Covid-19 memberikan dapak terhadap ekonomi dan sosial secara menyeluruh baik jangka menengah maupun jangka panjang . Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak terutama pada sisi ekonomi karena didominasi oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).Â
Keberlangsungan UMKM ditengah pandemi ini menjadi perhatian karena UMKM mampu menyumbang kontribusi pendapatan daerah. Menurut KemenKopUKM (2020), bahwa terdapat sekita 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku usaha mikro kecil yang terdampak pandemi Covid-19. Sekitar 56% melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22% melaporkan masalah pembiayaan, 15% masalah distribusi barang, dan 4% kesulitan dalam mendapatkan bahan baku mentah.
Universitas Diponegoro sebagai salah satu universitas negeri di Indonesia yang melaksanakan KKN dalam masa pandemi dengan membuat program yang menitik beratkan pada " Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)". KKN Tin II Undip dilaksanakan pada Juli-Agustus 2020 dengan  melaksanakan program sesuai panduan protokol kesehatan.  Salah satu mahasiswa FEB Undip yang bernama Rima Riyanto yang berdomisili di Desa Sidorejo Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi melakukan program KKN dengan menggunakan kemajuan teknologi dan melakukan edukasi dengan pembuatan modul untuk meningkatkan eksistensi UMKM.Â
Dampak pandemi Covid-19 dirasakan oleh UMKM yang berada di Desa Sidorejo yaitu UMKM Tikar Tenun dan Tas Anyam. Adanya Covid-19Â menjadikan UMKM Tikar Tenun dan Tas Anyam memiliki hambatan saat produksi dan distribusi. Bapak Agus selaku pemilik UMKM merasa mengalami penurunan produksi akibat kesulitan mendapatkan bahan baku dari luar kota akibat adanya Pembatasan Bersekala Besar (PSBB).Â
Berdasarkan survey kondisi kelayakan usaha UMKM Tikar Tenun masih belum menerapkan sanitasi produksi hingga distribusi selama Covid-19 karena masih ditemukan tenaga kerja yang memproduksi tikar tidak menggunakan masker atau perlindungan kesehatan diri dan tidak melakukan physical distance.Â
Melihat keadaan tersebut, mahasiswa Undip memberikan inisiatif dengan melakukan pembinaan UMKM cara produksi dan distribusi sesuai protokol kesehatan melalui pemberian dan monitoring pembinaan modul edukatif. Selain itu, UMKM Tas Anyam mempunyai permasalahan yang sama dengan UMKM Tikar Tenun sehingga pembinaan melalui modul dapat dilakukan dengan cara dan tahapan yang sama.
Dalam modul juga terdapat literasi keuangan guna mengalokasikan keuangan di masa Covid-19Â dengan benar. Selain itu, untuk mempertahankan kelayakan usaha dimasa pandemi dengan menerapkan sistem pelaporan usaha yang benar dengan memisahkan keuangan pribadi (rumah tangga) dan keuangan usaha bisnisnya.Â
Diharapkan dengan adanya modul edukatif mampu meningkatkan produksi UMKM Tikar Tenun dan Tas Anyam, dapat dijadikan terobosan bagi UMKM dalam transformasi teknologi, menjadi acuan atau pedoman dalam melakukan tahapan-tahapan berbisnis yang efektif dan efisien akibat adanya pandemi Covid-19.Â