Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Perundung yang Paling Dicintai di Dunia

5 Juli 2020   02:42 Diperbarui: 6 Juli 2020   02:27 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Meteor Garden 2001. (credit: spcnet.tv)

Sungguh malang nasib mereka, apa bedanya orang tua San Chai dan Geum Jang Di dengan orang tua yang menjual anak-anak mereka dengan terang-terangan demi mendapatkan uang? Tidak ada.

Mungkin kedua wanita ini awalnya tidak suka dengan skema licik yang direncanakan oleh orang tua mereka. Namun bakti sebagai anak dan keputusasaan karena banyaknya masalah membuat mereka tidak melawan Dao Ming Se dan Gu Jun Pyo yang merongrong untuk mendapatkan cinta. Mereka mengikuti skenario yang disodorkan oleh orang tua mereka walau dalam hati mereka menyukai pria lain. Beda di hati, beda sikap menanggapi. Cih (lagi).

Cinderella complex syndrome yang mereka derita adalah ketika mereka berpikir dan berharap kehadiran seorang pria akan menyelesaikan semua masalah yang mereka miliki. Sindrom ini dikemukakan oleh Colette Dowling pada tahun 1981. 

Dia menulis buku tentang ketakutan wanita untuk menjadi mandiri dan keinginannya untuk selalu diurus oleh orang lain, sampai-sampai rela bertahan dalam sebuah hubungan yang toxic demi jaminan finansial. Istilah Cinderella complex juga pernah juga digunakan oleh Agatha Christie dalam cerita detektif "Hickory Dickory Dock" yang ia tulis pada tahun 1951 (sumber: Wikipedia).

Dari namanya jelas terlihat bahwa sindrom ini mengacu pada karakter fiktif Cinderella, yang juga merupakan salah satu dari banyak sekali "Disney Princesses". Cinderella digambarkan sebagai anak piatu yang sehari-hari ditindas oleh ibu tiri dan kedua anaknya. Cinderella diperlakukan layaknya seorang budak yang harus mengurus rumah dan tidak memiliki kebebasan.

Cinderella yang desperate tanpa sengaja mendengar tentang pesta dansa yang diadakan oleh Pangeran di kerajaan itu. Mengapa Cinderella memaksakan pergi ke pesta tersebut? Apakah karena dia pintar berdansa dan ingin menunjukkan kebolehannya, atau ia ingin keluar sejenak dari rumahnya yang terasa bagai penjara, atau apa?

Tak lain dan tak bukan untuk menarik perhatian sang Pangeran. Ini terbukti dari grand entrance yang dibuat oleh Cinderella waktu tiba di istana. Di film animasinya yang pertama dan kemudian di buku-buku cerita dilukiskan Cinderella yang sudah kinclong dan tak lagi diselimuti abu menuruni tangga berkarpet merah menuju Pangeran yang menunggu di bawah.

Sampai sekarang saya bertanya-tanya apa pintu masuk istana berada di lantai dua, ya? Mengapa Cinderella harus menuruni tangga, bukan menaiki tangga untuk mencapai tempat Pangeran berdiri?

Kita semua sudah tahu akhir cerita ini. Pangeran yang kasmaran mencari sepatu yang hilang seperti orang kesurupan. Setelah menemukan sepatu yang sebelah lagi, ia langsung memboyong Cinderella ke istana untuk menikahinya. Ibu tiri dan saudara tiri Cinderella mendapat ganjaran setimpal atas kejahatan mereka, and they all live happily ever after.

Saya baru tahu cerita Cinderella ketika duduk di bangku SMP karena orang tua saya memang tidak membacakan dongeng Disney. Untunglah, kalau tidak, mungkin saya sudah punya konsep yang salah tentang posisi pria dan wanita dalam sebuah relasi dan apa yang diharapkan dari masing-masing pihak. Buat kamu yang memiliki anak, lebih baik anakmu mengetahui cerita ini ketika dia sudah cukup umur.

Bagaimanapun usaha Disney untuk meromantisasi usaha seorang gadis piatu untuk menjadi seorang putri, pesan moral yang disampaikan oleh cerita ini sangat salah. Kalau kamu seorang wanita, kamu tidak perlu seorang pria untuk memecahkan masalahmu. Kamu punya otak, hati, keberanian, dan tekad untuk keluar dari kemelut masalahmu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun