Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cara Asyik Belajar Musik

17 Maret 2020   23:59 Diperbarui: 18 Maret 2020   08:31 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk orang dewasa.

Benar, tulisan ini akan membahas cara asyik belajar memainkan alat musik bagi orang dewasa yang baru pertama kali belajar. Langkah-langkah yang akan saya jabarkan adalah kesimpulan dari pengalaman saya selama belajar memainkan piano sejak tahun 2018 hingga sekarang.

Pertanyaan pertama: mengapa orang dewasa belajar musik?

Orang dewasa biasanya memiliki waktu terbatas. Sehari-hari kita disibukkan oleh berbagai rutinitas dan tanggung jawab. Kapabilitas otak kita untuk belajar sesuatu dari nol juga tidak sebaik kapabilitas otak anak-anak. Jadi mengapa bersusah-payah belajar?

Orang dewasa yang saya tanya begitu ada yang menjawab:

1. Untuk mengisi waktu luang.

2. Untuk menemukan hobi baru di luar pekerjaan di kantor.

3. Untuk memiliki skill baru.

4. Untuk mengajari anak sendiri, dan mungkin nanti mengajari anak orang lain (ini saya).

Apapun alasan Anda untuk belajar memainkan alat musik, berikut ini hal-hal yang akan membantu Anda supaya niat belajar itu bisa bertahan lama dan pada akhirnya Anda memiliki kemampuan di bidang musik.

1. Cari guru yang terbiasa mengajar anak-anak

Ini berlawanan dengan kepercayaan umum bahwa murid orang dewasa sebaiknya diajar oleh guru yang biasa menangani orang dewasa. Saat bertemu dengan Anda sebagai calon muridnya, pengajar orang dewasa sudah memiliki asumsi akan pengetahuan dan kemampuan Anda di bidang musik.

Dia akan berasumsi bahwa Anda setidaknya tahu cara membaca not balok, karena pernah diajari dari tingkat SD sampai SMA. Atau dia akan berasumsi bahwa Anda tahu cara memainkan alat musik yang diwajibkan sekolah, seperti suling dan pianika.

Padahal, misalnya, Anda sudah melupakan semua pelajaran tentang musik, termasuk apa itu not balok. Anda hanya mengingat bentuknya yang seperti sayur tauge. Misalnya lagi, dulu Anda memainkan suling/pianika dengan memberi stiker lubang/tombol apa yang harus ditiup/dipencet. Bukan karena Anda benar-benar mengerti.

Guru yang biasa mengajari anak-anak tidak akan memiliki asumsi tersebut. Dia akan melihat Anda seperti melihat anak-anak, selembar kertas kosong yang akan ditulisi ilmu. 

Dia akan lebih sabar terhadap Anda karena dia mengetahui keterbatasan waktu/tenaga/kapabilitas otak Anda, dan menghargai Anda yang bertekad belajar dari nol.

Hampir 20 tahun lalu saya meminta seorang pianis band mengajari saya piano. Dia mengajar dengan sangat cepat, langsung menyuruh saya meniru kord yang dia mainkan, tanpa pernah memberitahu teori musik yang paling dasar. Kami hanya bertemu 4 kali dan pelajaran darinya tidak ada membekas.

Dua tahun yang lalu saya mulai belajar pada guru piano anak saya. Kecepatan belajar saya sangat lambat. Ketika itu saya sudah lupa apa itu not balok, kunci F, kunci G, dan seterusnya. Saya tidak tahu kapan harus memakai tangan kanan atau tangan kiri. Ibu guru membimbing saya pelan-pelan dengan satu alat yang akan saya bahas pada poin berikut.

2. Gunakan buku teori dan buku latihan lagu secara bertingkat

Manusia akan termotivasi untuk belajar lebih banyak jika ada penghargaan terhadap hasil belajarnya sebelumnya. Kita bisa mengukur kemajuan belajar kita saat kita beralih dari buku pada satu tingkat kemampuan ke buku pada tingkat kemampuan berikutnya.

Untuk piano ada 11 level yang saya tahu: pre primary 1 sampai 3 yang dilanjutkan oleh grade 1 sampai 8. Saya memulai dari level pre primary 1 dan selama hampir 2 tahun saya baru mencapai level grade 3. Awal-awal belajar piano saya bisa mengerjakan 9 buah lagu untuk sekali pertemuan. Tentu saja jumlah PR yang saya bisa kerjakan sekarang semakin berkurang karena belajar piano sudah lebih sulit.

Jangan lupakan hal ini: belajar teori musik sama pentingnya dengan belajar praktek memainkan alat musik.

Dulu suami saya belajar piano dengan cara langsung belajar kord. Dia hanya diajari membaca not angka dengan nada dasar C major. Ketika anak kami mulai belajar piano dia menyesal kenapa waktu itu dia tidak sekalian belajar teori musik. Keinginannya untuk bisa cepat main piano membuat dia kekurangan teori dasar, sehingga sampai sekarang permainan pianonya tidak berkembang.

Dia mengalami kesulitan jika diajak berkolaborasi dalam band karena dia tidak bisa membaca partitur musik. Sampai saat ini dia memainkan nada berdasarkan feeling saja. Dia berharap anak-anak kami tidak mengulangi kesalahan yang sama, jadi dia mengirim mereka ke kelas khusus teori.

3. Jika memungkinkan, coba ikuti ujian musik untuk mentes tingkat kemampuan Anda

Saya berencana mengikuti ujian internasional piano untuk grade 3 yang diselenggarakan oleh ABRSM pada bulan September nanti. ABRSM (Associated Board of the Royal Schools of Music) adalah sebuah badan yang bermarkas di London, Inggris, yang menyelenggarakan ujian musik di berbagai belahan dunia.

Mengikuti ujian adalah salah satu cara mencek apakah Anda masih berada di jalur belajar yang benar. Biaya ujian yang mahal dan sertifikasi yang bergengsi akan memacu Anda supaya lebih rajin berlatih.

Tapi saya tidak punya waktu belajar untuk ujian.

Itu mungkin alasan Anda.

Anda yang sudah menyediakan waktu untuk belajar musik secara rutin tentunya juga akan menyediakan waktu untuk berlatih lagu-lagu ujian. Mengikuti ujian adalah bentuk pertanggungjawaban terhadap diri Anda sendiri, akan investasi waktu, biaya, dan tenaga yang sudah Anda kerjakan.

Semoga saja pandemi Covid-19 akan segera berakhir dan tidak ada perubahan jadwal ujian untuk tahun ini.

Orang bilang anak kecil lebih cepat belajar musik karena mereka seperti spons yang menyerap ilmu apapun. Saya berani bilang tidak; orang dewasa akan lebih cepat belajar musik karena kita orang dewasa memiliki konstrain waktu, tenaga, dan biaya. Konstrain-konstrain itu menyebabkan kita lebih fokus dan tidak kalah oleh rasa bosan atau rasa malas berlatih, seperti halnya anak-anak.

Jadi, alat musik apa yang Anda ingin belajar mainkan? Piano, gitar, drum? Atau flute? Anda bisa survey dulu ke mereka yang bisa memainkan alat musik tersebut. Tanyakan tentang harga alat musiknya, biaya lesnya, level-level pembelajarannya. Jangan lupa tanyakan juga apa yang mereka paling sukai dari alat musik yang mereka kuasai.

Selamat belajar.

Tambahan informasi:

Berikut ini buku praktek piano yang kami gunakan. Di dalam buku Alfred's selalu ada sisipan teori di setiap lagu, jadi pembelajar selalu dibimbing untuk mengerti kenapa not dipencet dengan cara begini, kenapa tangan yang dipakai harus bergantian, dan seterusnya.

img-8945-jpg-5e7177a5d541df3c777f43e2.jpg
img-8945-jpg-5e7177a5d541df3c777f43e2.jpg
Untuk buku prakteknya kami memakai buku karangan Lina Ng untuk level pre primary 1-3. Bukunya berisi banyak gambar, labirin, bagian yang harus diwarnai, dan seterusnya, jadi cocok buat anak-anak dan orang dewasa yang baru belajar musik.
img-8946-jpg-5e71780ed541df6c2548f8e4.jpg
img-8946-jpg-5e71780ed541df6c2548f8e4.jpg
Buku-buku ini tersedia di tokopedia atau di market place lainnya ya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun