Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cara Asyik Belajar Musik

17 Maret 2020   23:59 Diperbarui: 18 Maret 2020   08:31 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini berlawanan dengan kepercayaan umum bahwa murid orang dewasa sebaiknya diajar oleh guru yang biasa menangani orang dewasa. Saat bertemu dengan Anda sebagai calon muridnya, pengajar orang dewasa sudah memiliki asumsi akan pengetahuan dan kemampuan Anda di bidang musik.

Dia akan berasumsi bahwa Anda setidaknya tahu cara membaca not balok, karena pernah diajari dari tingkat SD sampai SMA. Atau dia akan berasumsi bahwa Anda tahu cara memainkan alat musik yang diwajibkan sekolah, seperti suling dan pianika.

Padahal, misalnya, Anda sudah melupakan semua pelajaran tentang musik, termasuk apa itu not balok. Anda hanya mengingat bentuknya yang seperti sayur tauge. Misalnya lagi, dulu Anda memainkan suling/pianika dengan memberi stiker lubang/tombol apa yang harus ditiup/dipencet. Bukan karena Anda benar-benar mengerti.

Guru yang biasa mengajari anak-anak tidak akan memiliki asumsi tersebut. Dia akan melihat Anda seperti melihat anak-anak, selembar kertas kosong yang akan ditulisi ilmu. 

Dia akan lebih sabar terhadap Anda karena dia mengetahui keterbatasan waktu/tenaga/kapabilitas otak Anda, dan menghargai Anda yang bertekad belajar dari nol.

Hampir 20 tahun lalu saya meminta seorang pianis band mengajari saya piano. Dia mengajar dengan sangat cepat, langsung menyuruh saya meniru kord yang dia mainkan, tanpa pernah memberitahu teori musik yang paling dasar. Kami hanya bertemu 4 kali dan pelajaran darinya tidak ada membekas.

Dua tahun yang lalu saya mulai belajar pada guru piano anak saya. Kecepatan belajar saya sangat lambat. Ketika itu saya sudah lupa apa itu not balok, kunci F, kunci G, dan seterusnya. Saya tidak tahu kapan harus memakai tangan kanan atau tangan kiri. Ibu guru membimbing saya pelan-pelan dengan satu alat yang akan saya bahas pada poin berikut.

2. Gunakan buku teori dan buku latihan lagu secara bertingkat

Manusia akan termotivasi untuk belajar lebih banyak jika ada penghargaan terhadap hasil belajarnya sebelumnya. Kita bisa mengukur kemajuan belajar kita saat kita beralih dari buku pada satu tingkat kemampuan ke buku pada tingkat kemampuan berikutnya.

Untuk piano ada 11 level yang saya tahu: pre primary 1 sampai 3 yang dilanjutkan oleh grade 1 sampai 8. Saya memulai dari level pre primary 1 dan selama hampir 2 tahun saya baru mencapai level grade 3. Awal-awal belajar piano saya bisa mengerjakan 9 buah lagu untuk sekali pertemuan. Tentu saja jumlah PR yang saya bisa kerjakan sekarang semakin berkurang karena belajar piano sudah lebih sulit.

Jangan lupakan hal ini: belajar teori musik sama pentingnya dengan belajar praktek memainkan alat musik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun