Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bagaimana Jika Perusahaan Meminta Anda Pensiun Dini atau Sukarela?

26 Februari 2020   11:21 Diperbarui: 26 Februari 2020   11:30 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: www.flagtheory.com

Anda bisa membayangkan bagaimana motivasi kerja orang yang dipaksa untuk tinggal padahal ia sudah berniat untuk pergi? Atau bagaimana motivasi kerja orang yang melihat rekannya lebih dipilih dari dia?

Lingkungan kerja akan menjadi tidak sehat. Alih-alih fokus bekerja supaya perusahaan bisa segera bangkit, karyawan yang ingin pensiun akan mulai mengabaikan pekerjaan karena toh mereka akan keluar, dan karyawan yang tidak ingin pensiun akan malas bekerja karena merasa  tidak dihargai oleh perusahaan. Mereka juga akan enggan ketiban lebih banyak pekerjaan jika banyak rekannya yang pensiun.

Jika ini terjadi, siapa yang paling dirugikan? Perusahaan. Pengurangan tenaga kerja memang akan mengurangi biaya tenaga kerja dan produksi, namun apakah sebanding dengan penurunan kinerja dan performa perusahaan secara keseluruhan?

Lagipula permohonan untuk pensiun dini/sukarela dari karyawan tipe apa pun hanya  bisa dikabulkan dengan mempertimbangkan poin kedua.

2. Jebolnya keuangan perusahaan

Perusahaan memiliki budget yang terbatas, dimana batasan itu diturunkan ke departemen-departemen yang ada di dalamnya. Penawaran program pensiun dini/sukarela mesti mempertimbangkan budget yang dialokasikan untuk setiap departemen, karena ada kompensasi tambahan yang diterima oleh karyawan selain yang diatur oleh UUTK.

Ada perusahaan yang memberi istilah Golden Handshake untuk kompensasi tambahan tersebut. Nominalnya bervariasi, bergantung pada kemampuan perusahaan dan kesepakatan antara perusahaan dan karyawan/serikat pekerja. 

Sebagai contoh, saya pernah menangani penghapusan satu buah departemen dimana Golden Handshake-nya mencapai dua puluh kali gaji pokok seorang karyawan. Besar pajak penghasilan per orang bisa senilai dengan satu unit Kijang Innova. Budget yang dikeluarkan untuk pensiun dini/sukarela 10 orang karyawan ketika itu teramat besar. Bagaimana kalau yang dipensiunkan dini/sukarela ada 100 orang, atau 1.000 orang?

Bayangkan lagi jika perusahaan membuka luas kesempatan untuk pensiun dini/sukarela dan 50% dari karyawannya memilih untuk ikut. Bagaimana efeknya terhadap budget setiap departemen dan keuangan perusahaan secara keseluruhan? Keuangan perusahaan pada akhirnya bisa jebol. Untuk meminimalisir hal ini lagi-lagi perusahaan akan bermanuver, membujuk karyawan yang ingin dipertahankan dan yang ingin dilepas.

Program pensiun dini/sukarela di awal bisa terlihat menguntungkan karena ada pengurangan biaya tenaga kerja/produksi, atau bahkan merugikan karena melebihi budget yang dialokasikan oleh perusahaan. Yang jelas, dampak psikologis terhadap perusahaan/karyawan yang bertahan dan karyawan yang dilepas tidak bisa diabaikan, meskipun dampak ini tidak berwujud materiil. 

After effect dari program ini bisa mempengaruhi kinerja dan performa perusahaan dalam jangka panjang, selain tentu saja stabilitas sosial dan ekonomi karyawan yang memilih ikut program ini di tengah-tengah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun