Mohon tunggu...
Rijalul Vikry
Rijalul Vikry Mohon Tunggu... lainnya -

Alumni Ilmu Komunikasi - Jurlnalistik Universitas Diponegoro Semarang angkatan 2008. Penggila soto nomor satu. Penyeruput kopi di pagi hari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Install Bahasa Inggris dalam Otak Bawah Sadar

2 Februari 2015   22:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:56 2109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14228580162076492446

Banner Kuanta Indonesia

SEMARANG - Belajar Bahasa Inggris melalui metode penginstalan otak bawah sadar? Apa pesertanya diberi sugesti-sugesti saat tidur supaya lancar berbahasa Inggris? Pertanyaan ini muncul  saat penulis  berjalan melewati Jl.  Sirajudin Tembalang, Semarang dan melihat banner bergambar seorang anak yang tertidur di atas kursi. Lalu penulis beserta rekan menyambangi kantor Lembaga Bahasa Inggris bernama “Kuanta Indonesia”.

Di kantor tersebut penulis dan rekan bertemu dengan resepsionis, staff pengajar dan administrasi kemudian berbincang mengenai metode baru ini. Mereka menyebutkan metode penginstalan melalui otak bawah sadar ini merupakan yang pertama di dunia. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh A.M Prayitno di Kota Lamongan dan diakui oleh negara Inggris. Metode ini diajarkan dengan tanpa menghafal dan menulis, peserta hanya datang ke kelas, mendengarkanInstaller(guru) berbicara dengan kondisi yang sangatrelaxtidak boleh bersuara dan konsentrasi penuh.

Esok harinya kami bertemu dengan Branch Manager sekaligus owner Kuanta Indonesia Branch Semarang Dr. Suharnomo di ruang ketua jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang. Beliau menerangkan bahwa metode ini tidak menggunakan metode hipnotis. “Kita berkaca pada saat kita kecil kita tidak sadar betul belajar berbahasa Indonesia, tapi kok tiba-tiba bisa ya express opinion in Bahasa, express idea in Bahasa?, padahal kita kan nggak dipaksa-paksa untuk belajar bahasa Indonesia, nah ini yang kita terapkan dalam proses belajar Bahasa Inggris, mestinya belajar Bahasa Inggris itu semudah belajar Bahasa Indonesia, nggak perlu dipaksa-paksa, feelnya comfort”,  ujar ketua jurusan Manajemen UNDIP ini.

Pria yang sudah sering jalan-jalan ke luar negri ini menambahkan “kita tidak perlu mencatat, don’t think so hard, kalau udah lupa ya lupa aja, karena makin dipaksa untuk menghafal sesuatu makin gak masuk ke otak kanan. Menurut beberapa psikolog, kita itu sangat ditentukan oleh alam bawah sadar kita bukan alam sadarnya, oleh karena itu yang di-push sebenarnya adalah alam bawah sadar,  kita belajar sesuatu, have fun, nggak terpaksa, kita dapet, itu yang diterapkan di Kuanta”.

Ada 3 prinsip yang diterapkan Kuanta dan juga prinsip untuk belajar semua ilmu: Pertama, Good Intention (niat yang benar) “I want to learn something, I want to learn english”. Kedua, Conviction (yakin) “We will be able to be anything we want”. Dan yang ketiga, Sincerity (ikhlas) “Que sera, sera, what ever will be, will be, belajarnya asyik aja, tiba-tiba nyantol di otak kanan dan masuk ke alam bawah sadar, dan itu yang dimaksud penginstalan, belajar dengan fokus tapi tetap fun, tanpa mencatat, tanpa memorizing so hard, Beliau menambahkan.

Perbedaan metode yang diajarkan Kuanta Indonesia dengan lembaga-lembaga bahasa asing lainnya adalah, Pertama,  ilmunya bersifat permanen, bisa berbahasa Inggris secara spontan tanpa ragu-ragu seperti lancarnya berbahasa Indonesia.  Kedua, tidak harus setiap hari bertemu mempraktekkan Bahasa Inggris, tanpa keterpaksaan.

Pengajar (installer) di Kuanta ini rata-rata merupakan lulusan SMK dan kebanyakan berasal dari daerah pedesaan, bahkan ada seorang installer yang lebih dahulu bisa menguasai bahasa Inggris ketimbang menguasai bahasa Indonesia.

Faktor keberhasilan metode ini adalah yang pertama harus fokus tidak boleh melakukan kegiatan lain dalam kelas selain mendengarkan installer berbicara, yang kedua  tidak boleh ketinggalan kelasnya sekalipun dan hadir di kelas dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan. Kemudian faktor kegagalannya adalah adanya sifat skeptis, tidak yakin atau tidak percaya, karena perasaan tersebut akan memblok ilmu yang akan masuk ke otak.

Kuanta Indonesia yang berpusat di Kota Lamongan, Jawa Timur ini sudah memiliki banyak cabang di Pulau Jawa dan Bali, seperti di Tegal, Semarang, Surabaya, Jakarta, Denpasar, dan beberapa kota lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun