Mohon tunggu...
Rihad Wiranto
Rihad Wiranto Mohon Tunggu... Penulis - Saya penulis buku dan penulis konten media online dan cetak, youtuber, dan bisnis online.

Saat ini menjadi penulis buku dan konten media baik online maupun cetak. Berpengalaman sebagai wartawan di beberapa media seperti Warta Ekonomi, Tempo, Gatra, Jurnal Nasional, dan Cek and Ricek.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar Bukan Zona Nyaman

27 Desember 2019   07:07 Diperbarui: 27 Desember 2019   07:17 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana belajar di kelas (kompas.com)

Dari beberapa pernyataan Nadiem terlihat bahwa dia ingin guru harus mampu meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga setiap anak mampu menemukan keunggulan dan mengembangkannya demi masa depan dia sendiri.

Jadi, dengan kata lain sekolah harus mampu menciptakan siswa berkualitas untuk semua anak-anak, baik miskin atau tidak miskin.

Karena memang tidak adil, bagi keluarga kaya mereka bisa mengikuti bimbel dengan ongkos jutaan rupiah, termasuk mendatangkan guru ke rumah. Bagaimana dengan keluarga yang tidak mampu? Jika sekolah mampu menghasilkan siswa berkualitas secara mandiri, semua anak memiliki kualitas dengan standar tinggi. 

Dengan demikian, aspek pemerataan kualitas pendidikan akan tercapai. Karena setiap siswa akan mendapatkan pelayanan proses pembelajaran yang memiliki kualitas tinggi. 

Proses Merdeka Belajar ini diharapkan memacu guru berkompetisi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara inovatif menggunakan seluruh potensi yang ada di sekolah dan lingkungannya.

Guru tidak terhambat  oleh kekurangan fasilitas, sarana, dan prasarana,  tapi berusaha memanfaatkan seluruh potensi yang ada, bekerjasama dengan orangtua dan masyarakat.


Itulah sebabnya Merdeka Belajar tidak fokus di kelas dengan mengandalkan pelajaran hafalan tapi siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial budaya di luar sekolah. 

Sosok Tauladan

Jadi kalau ada guru yang berpikir konsep Merdeka Belajar berarti bisa mengajar "sebebas-bebasnya alias semaunya" adalah salah besar. Sebelum melakukan pembelajaran harus ada goal atau tujuan yang jelas.

Setelah itu mencari solusi atas masalah yang ada kemudian mengevaluasi dengan ukuran yang jelas. Mas Menteri, meski membebaskan guru untuk bertindak, proses evaluasi terhadap kinerja guru juga tegas.

Proses penilaian terhadap guru harus jelas karena dengan konsep Merdeka Belajar, peran guru sangat sentral. Dia tidak lagi memerankan diri sebagai penyalur ilmu dari buku ke siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun