Mohon tunggu...
Rifqi Rahman Suryandhika
Rifqi Rahman Suryandhika Mohon Tunggu... Mahasiswa - think critically

Seorang mahasiswa di Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Menghadapi Kritikan

26 Juli 2021   22:59 Diperbarui: 26 Juli 2021   23:20 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selanjutnya yaitu tidak langsung merespon kritikan yang datang. Mengapa demikian? sebab respon yang langsung keluar dari kita cenderung datang dari perasaan marah dan sakit hati. Solusi terbaik pada tahap pertama yaitu meresponnya dengan senyum yang dapat membantu tubuh menjadi lebih rileks. Daripada terburu-buru menganalisis kritikan yang datang, lebih baik kita diam terlebih dahulu lalu dengarkan dan cerna kritikan tersebut selama beberapa detik. Jangan terlalu terburu-buru untuk meresponnya karena tanggapan yang akan kita berikan kepada mereka akan menunjukkan kualitas diri kita yang sebenarnya.

Setelah mencerna kritik yang disampaikan, kita dapat bertanya agar mendapatkan suatu penjelasan. Karena dengan bertanya, kita akan menggiring kritik tersebut ke langkah-langkah yang lebih kongkret agar menemukan suatu solusi. Kritik yang tidak valid lebih baik diabaikan saja, terkadang kita tidak tahu mengapa mereka mengomentari apapun yang kita perbuat, bisa jadi mereka sedang menghadapi hari-hari buruk atau sedang mengalami suatu permasalahan kemudian melampiaskannya kepada kita. Sebab itu, lebih baik ajukan permintaan saran dan solusi untuk memastikan niat atau tujuan si pengkritik. Ingatlah bahwa komentar jahat tidak selalu tentang kita. Jangan menyimpulkan apapun terlalu cepat.

Di balik itu semua alangkah baiknya kita mengetahui sisi baik dari kritikan. Kita memang perlu belajar menghadapi hal-hal tersebut dengan cara mempelajari manfaat-manfaatnya agar emosi kita tidak meluap-luap dan bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Salah satu manfaat dari kritikan yaitu agar kita tidak terjebak dalam kesombongan dan merasa benar sendiri. Sebab dengan lapang dada menerima kritikan seseorang maka kita dapat membebaskan diri dari kesombongan dan sifat narsistik. Narsistik adalah kondisi gangguan kepribadian dimana seseorang biasanya merasa bahwa dirinya memiliki pencapaian yang luar biasa atau merasa lebih baik dari orang lain dan merasa bangga secara berlebihan pada dirinya. Agar terhindar dari sifat itu maka ingatlah, jangan menganggap kritik itu sebagai komentar tidak suka dari orang lain terhadap kita, melainkan hal itu merupakan sebagai pengingat bahwa ternyata ada salah dengan diri kita. 

Biasanya seseorang baru menyadari kesalahannya saat orang itu menerima kritikan dari orang lain. Jadi kritik itu seolah menjadi pengingat bagi kita untuk segera sadar dan memperbaiki diri. 

Dan manfaat selanjutnya yaitu semua itu bisa menjadi alat ukur pengetahuan agar kita bisa memotivasi diri untuk meningkatkan ilmu dan pemahaman diri. Ingatlah bahwa kritik itu sifatnya membangun. Kita bisa mendapatkan nilai lebih ataupun prestasi akademis karena sebuah kritikan. Karena pikiran kita akan menjadi lebih terbuka jika kita berupaya untuk menganggap kritik itu sebagai masukan yang berharga dari orang lain. Misalnya teman anda mengkritik anda untuk lebih sering belajar dan jangan malas-malasan, jika anda menerima dan mengikuti apa yang dikatakan teman anda itu, maka anda akan mendapatkan sebuah prestasi akademis. Justru itulah mengapa kita harus berterima kasih ketika ada kritik yang ditujukan pada kita karena itulah kesempatan kita untuk memperbaiki diri dan berubah.

Ingatlah bahwa kritik merupakan hal yang tak terpisahkan bagi setiap individu ataupun kelompok. Kritik akan membangun diri kita, jadi berterima kasihlah kepada mereka yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberi kritik pada kita. Meskipun kritik itu sangat pedas, tetaplah fokus dan melangkah ke depan untuk segera memperbaiki diri dan berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun