Mohon tunggu...
Rifqi Abdi Rabbani
Rifqi Abdi Rabbani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030032

strong terus

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masih Eksis! Tradisi Khitanan atau Sunatan Masyarakat Sunda

19 Mei 2022   07:00 Diperbarui: 19 Mei 2022   07:13 23481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuda renggong, salah satu tradisi sunatan masyarakat sunda. Sumber: dokpri

Islam sebagai agama mayoritas telah memberikan banyak pengaruh budaya di Indonesia. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak tradisi didalamnya, semakin berwarna dengan akulturasi antara budaya asli Indonesia dengan budaya Islam. Seperti tradisi sekaten yang ada di Yogyakarta, tradisi kupatan, maulidan, tradisi grebeg sedikitnya itulah contoh tradisi yang merupakan akulturasi antara budaya lokal dengan budaya Keislaman.

Selain contoh di atas ada pula tradisi khitanan atau sunatan yang hampir di seluruh Indonesia memilki tradisinya masing-masing, tak terkecuali bagi masyarakat suku sunda. Suku sunda merupakan etnis terbesar kedua di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama islam.

Tradisi khitanan atau sunatan di jawa barat merupakan pencampuran antara budaya Sunda dan Islam. Khitan atau sunat sendiri merupakan salah satu ibadah dalam agama islam yang wajib dilakukan bagi laki-laki muslim. Yaitu proses pelepasan kulit pada ujung kemaluan laki-laki. Tradisi ini memiliki makna pensucian diri dan kepatuhan pada perintah agama.

Umumnya masyarakat sunda melakukan khitan atau sunat saat anak laki-laki masih berusia dini, kisaran usia 6 sampai 12 tahun. Pada awalnya dalam melakukan khitan atau sunat, masyarakat sunda menggunakan jasa juru sunat atau sering disebut dengan mantri atau bengkong. 

Dalam melakukannya mantri atau bengkong menggunakan alat bantu yang terbuat dari sebilah bambu untuk mencapit dan memotong ujung kemaluan anak yang di sunat. Namun saat ini masyarakat lebih banyak memilih menggunakan jasa dokter dengan menggunakan alat yang lebih modern, seperti gunting atau laser.

Tradisi khitanan atau sunatan pada masyarakat sunda umumnya dimulai satu hari sebelum hari pelaksanaan sunat atau khitan si anak. Di hari sebelumnya si anak akan di arak keliling desa menaiki kuda sambil diiringi dengan tabuhan rebana atau musik-musik adat. 

Kuda yang dinaiki biasa disebut dengan kuda renggong, yaitu kuda yang dirias sedemikian rupa dan telah dilatih untuk bergoyang mengikuti irama musik pengiring.

Prosesi ziarah makam leluhur dalam tradisi sunatan masyarakat sunda. Sumber: dokpri
Prosesi ziarah makam leluhur dalam tradisi sunatan masyarakat sunda. Sumber: dokpri
Dalam prosesi ini si anak akan di posisikan bak serorang raja. Sang anak di arak keliling desa dengan tujuan utama yaitu makam para leluhurnya untuk berziarah. Mendoakan para leluhurnya sebagai simbol menghormati leluhurnya yang telah mendahuluinya. Umumnya yang mengarak adalah anggota keluarga, kerabat, dan warga-warga sekitar.

Sisingaan, yaitu tandu berbentuk singa untuk mengarak anak yang akan di sunat. Sumber: dokpri 
Sisingaan, yaitu tandu berbentuk singa untuk mengarak anak yang akan di sunat. Sumber: dokpri 

Selain kuda renggong ada pula sisingaan. Yaitu tandu berbentuk singa atau hewan-hewan lain. Sama seperti kuda renggong, Tandu ini yang akan digunakan untuk mengarak si anak yang akan di khitan. Namun yang membedakan tenaga yang digunakan merupakan tenaga manusia. Setidaknya terdapat empat orang yang akan mengangkat tandu ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun