Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tergabung dalam program magang PRIGEL menjalankan miniriset bertema kekayaan jenis burung di kawasan konservasi Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Selok, Kabupaten Cilacap. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi akademik mahasiswa selama mengikuti magang di Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah.
Miniriset berlangsung pada 20--24 Januari 2025 di kawasan TWA Gunung Selok, Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap. TWA Gunung Selok dikenal memiliki ekosistem yang kaya dan merupakan habitat penting bagi beragam jenis flora dan fauna, khususnya burung.
Riset ini dilakukan oleh Elsa Fadila Hasaroh, Ratna Duhita, Iqlass Muhissafira, dan Tsani Anisa Anugeraheni dengan tujuan memperoleh data terbaru terkait jenis burung yang mendiami kawasan konservasi tersebut. Metode yang digunakan adalah point count, yakni pengamatan burung pada titik-titik tertentu dengan jarak 150 meter antar titik, selama 15 menit setiap titik. Survei dilakukan dalam dua sesi setiap hari, yaitu pukul 06.00--09.00 dan pukul 16.00--18.00, waktu di mana aktivitas burung paling tinggi.
Hasilnya, tim berhasil mengidentifikasi 85 jenis burung, terdiri dari 45 spesies berdasarkan pengamatan langsung (data primer) dan 76 spesies dari data sekunder tahun 2022--2024 yang dikompilasi dari Kantor RKW Cilacap serta Statistik Balai KSDA Jawa Tengah 2023. Menariknya, ada sembilan spesies burung yang belum pernah tercatat sebelumnya dalam data sekunder tersebut, antara lain sebagai berikut.
- Bentet kelabu (Lanius schach)
- Cangak abu (Ardea cinerea)
- Kadalan birah (Phaenicophaeus curvirostris)
- Kekep babi (Artamus leucorynchus)
- Kipasan belang (Rhipidura javanica)
- Kokokan laut (Butorides striata)
- Kowak malam abu (Nycticorax nycticorax)
- Tikusan merah (Porzana fusca)
- Wiwik uncuing (Cacomantis sepulcralis)
Temuan ini menjadi indikator positif bahwa kawasan TWA Gunung Selok masih merupakan habitat yang sangat mendukung bagi populasi burung liar. Selain memperkaya data keanekaragaman hayati di wilayah Cilacap, riset ini juga berkontribusi pada penyusunan e-book informasi potensi kawasan konservasi, yang disusun sebagai bahan informasi potensi keanekaragaman hayati di TWA Gunung Selok. Upaya ini menegaskan pentingnya keberlanjutan pengelolaan kawasan konservasi sebagai pusat edukasi, observasi alam, dan dokumentasi biodiversitas lokal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI