Ferry Irwandi: Kritik Kebijakan Pemerintah dan Suara Rakyat yang Terpinggirkan
Konten kreator dan aktivis Ferry Irwandi dikenal sebagai salah satu suara kritis yang vokal terhadap kebijakan pemerintah. Melalui platformnya, ia sering kali menyoroti isu-isu sosial-politik yang dianggapnya tidak berpihak pada rakyat. Inti dari kritiknya dapat disarikan dalam beberapa poin utama.
Pemerintah Sibuk Mencari "Dalang", Bukan Solusi
Ferry Irwandi menyoroti kebiasaan pemerintah yang dinilainya lebih fokus mencari dalang atau kambing hitam di balik aksi demonstrasi, daripada mencari akar permasalahan yang sebenarnya. Menurutnya, demo besar-besaran tidak akan terjadi jika kebijakan pemerintah sudah berjalan baik. Ia mengkritik pemerintah yang kerap menyalahkan pihak eksternal, seperti "ancaman asing" atau oknum, alih-alih melakukan introspeksi dan memperbaiki kebijakan yang dianggap memicu kekecewaan publik.
Pentingnya Sikap Ksatria Seorang Pemimpin
Dalam pandangannya, seorang pemimpin sejati harus berani mengakui kesalahan. Ferry menyayangkan sikap pemerintah yang kurang berani menyampaikan permintaan maaf kepada publik, terutama setelah insiden-insiden yang merugikan masyarakat. Ia berpendapat bahwa permintaan maaf tidak akan merendahkan harkat dan martabat seorang pemimpin. Sebaliknya, hal itu justru menunjukkan sikap ksatria dan tanggung jawab, yang dapat mengembalikan kepercayaan publik.
Kebijakan Publik yang Jauh dari Data dan Partisipasi
Ferry Irwandi berulang kali menekankan bahwa kebijakan publik harus dibuat berdasarkan data yang akurat, bukan sekadar kepentingan politik. Ia mengkritik sejumlah kebijakan yang dinilainya tidak solutif dan hanya menjadi alat untuk mempertahankan kekuasaan. Ferry juga menyoroti ironi kenaikan tunjangan anggota DPR di tengah sulitnya masyarakat mencari pekerjaan, yang menurutnya menjadi salah satu pemicu utama kemarahan rakyat. Baginya, kebijakan yang baik adalah yang bersifat partisipatif dan memiliki dampak yang terukur, bukan sekadar jargon politik.
"Ide Tidak Bisa Dipenjara"
Kasus yang menimpa dirinya, di mana ia terancam dipidanakan, semakin menguatkan pandangannya tentang kebebasan berpendapat. Ferry Irwandi dengan tegas menyatakan bahwa ide tidak bisa dibunuh atau dipenjara. Pernyataan ini menjadi simbol perlawanan terhadap upaya pembungkaman suara-suara kritis. Ia melihat bahwa kebebasan berekspresi adalah fundamental untuk mendorong perbaikan berkelanjutan di dalam negeri, dan upaya untuk membungkamnya hanya akan memperburuk situasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI