Mohon tunggu...
Rifdah Athifah Gunawan
Rifdah Athifah Gunawan Mohon Tunggu... Seorang Mahasiswa

I'm not good at everything, I just do my best at everything. -Michael B Jordan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertanyaan Kritis Menjadi Ketakutan Mahasiswa dalam Sesi Tanya Jawab Perkuliahan

25 Oktober 2021   12:23 Diperbarui: 25 Oktober 2021   12:31 3122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa sih yang kalian pikirkan jika mendengar kata mahasiswa? Seringkali yang terpikirkan adalah orang yang sedang melakukan pembelajaran di perguruan tinggi.

Lebih dari itu, mahasiswa yang berasal dari kata "maha" dan "siswa" diartikan sebagai orang yang memiliki perubahan besar, lebih mandiri, lebih kreatif, mampu berpikir kritis, dan bertindak bijaksana. Mahasiswa bukan lagi siswa yang jika diberikan pertanyaan A maka pasti jawabannya A, mahasiswa akan dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan kritis di mana diharapkan mahasiswa dapat memberikan jawaban atau solusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi pada kehidupan sehari-hari, di negara, maupun dunia.

Saat perkuliahan berlangsung seringkali dosen memberikan pertanyaan ataupun sebaliknya mahasiswa mengajukan pertanyaan atau yang sering kita sebut dengan sesi tanya jawab. Pada saat sesi tanya jawab ini lah bermunculan pertanyaan-pertanyaan kritis yang diajukan oleh dosen ataupun mahasiswa untuk melatih berpikir kritis.

Lalu, apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis?

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Carol A Gittens dan Peter A Facione yang berjudul Think Critically, berpikir kritis adalah berpikir yang memiliki tujuan (membuktikan suatu hal, menafsirkan apa sesuatu hal itu berarti, memecahkan masalah), tetapi berpikir kritis dapat juga menjadi kolaborasi, dan usaha non kompetitif.

Penyebab Mahasiswa Takut Dihadapkan dengan Pertanyaan Kritis

Sayangnya, ketika mahasiswa dihadapkan dengan pertanyaan kritis mereka merasakan ketakutan dan kebingungan untuk menjawabnya. Hal ini dirasakan oleh beberapa mahasiswa di perguruan tinggi yang tersebar di Indonesia, salah satunya Jasmine mahasiswa fakultas hukum.

Foto : Dok Pribadi Jasmine
Foto : Dok Pribadi Jasmine

"Rasa takut, bingung, itu pasti ada banget kalau dosen nanyain pertanyaan kritis. Apalagi kalau ada mahasiswa lain yang jawab dengan jawaban yang gak kalah kritis." Ucap Jasmine.

Namun ternyata tidak hanya alasan itu yang menjadi ketakutan Jasmine untuk menjawab pertanyaan kritis tersebut. Ia juga mengatakan, "kalau belum paham sama materinya juga bisa bikin aku gak berani untuk menjawab pertanyaan itu."

Selain itu, beberapa mahasiswa lain mengatakan bahwa masih belum terbiasa dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan kritis.

Dilihat dari jawaban Jasmine dan beberapa mahasiswa, ternyata ketakutan tersebut tidak hanya disebabkan oleh faktor internal (diri sendiri), tetapi juga faktor eksternal yaitu mahasiswa lain yang memiliki kemampuan lebih dalam berpikir kritis.

Ketakutan terhadap pertanyaan kritis tersebut akhirnya menimbulkan rasa malas untuk aktif dalam sesi tanya jawab saat pembelajaran. Yang menjadi pertanyaan di sini bagaimana jika ada materi yang belum dipahami jika saat sesi tanya jawab mereka tidak aktif menanyakan hal yang belum mereka pahami.

"Kalau aku biar paham sama materinya aku pegang ppt/rangkuman jadi sambil orang presentasi sambil nyatet, terus kalau masih ada materi yang belum paham aku lebih milih untuk cari tahu sendiri dengan baca buku, nonton video penjelasan di youtube, atau liat rangkuman teman." Ucap Sausan mahasiswa jurusan antropologi.

Foto : Dok Pribadi Sausan
Foto : Dok Pribadi Sausan

Berbeda dengan Jasmine, ia lebih memilih untuk berdiskusi dengan teman lainnya untuk lebih paham dengan materi nya.

Pembelajaran mandiri itulah yang diterapkan oleh beberapa mahasiswa untuk memahami lebih dalam mengenai materi pembelajaran yang masih belum mereka kuasai.

Tips Meningkatkan Berpikir Kritis

Sangat disayangkan jika dosen sudah berusaha untuk meningkatkan pola pikir kritis kepada mahasiswa, tetapi mahasiswa masih takut untuk menjawab pertanyaan kritis tersebut.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan berpikir kritis. Beberapa cara dilakukan oleh Jasmine untuk mengasah dan meningkatkan berpikir kritis.

"Kalau dari aku sendiri paling banyakin riset, terus kalau ada pertanyaan dari dosen dan masih bingung dijawab aku catet pertanyaannya terus cari tahu di google sekalian baca-baca artikel terkait pertanyaannya. " Ucap Jasmine.

Tidak hanya sampai di situ Jasmine juga mengatakan bahwa setelah membaca ia juga sambil melatih memikirkan pendapatnya mengenai artikel yang ia baca.

Kegiatan menulis, membaca, dan menafsirkan hasil bacaan yang dilakukan oleh Jasmine merupakan kegiatan literasi.

Foto : Freepik
Foto : Freepik

Oleh karena itu, kegiatan literasi sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, selain itu literasi sangat penting karena ia merupakan pondasi dasar seseorang untuk bisa berinteraksi dengan dunia, mendidik diri sendiri, dan untuk berkontribusi kepada masyarakat sekitar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun