Mohon tunggu...
Ma'rifatullah My.com My
Ma'rifatullah My.com My Mohon Tunggu... -

terus betrgerak walaupun dalam air keruh...!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dunia Pers Muslim di Tangan Pemuda

15 Juni 2013   14:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:59 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tiga minggu yang lalu salah satu Koran nasional di Jakarta tepatnya di bagian dialog jumaat mengangkat tema tentang “pers Islam dari masa ke masa” , tema tersebut membahas asal mula perkembangan pers islam sampai puncak kejayaanya yang di pimpin oleh majalah panji mas, sampai masa-masa kemundurannnya ummat muslim dalam mengembangkan pers islam tersebut. Menurut Koran tersebut Salah satu yang menjadi kelemahan utama kemunduran per islam adalah adalah sedikitnya SDM ummat muslim yang berminat untuk lebih mendalami dunia yang identik dengan sebutan kuli tinta. Permasalahan kedua adalah lemahnya kemampuan management  seorang muslim dalam mengatur atau mempertahankan kesuksesan yang telah diraih oleh pihak media. Dan terakhir adalah persoalan klasik yaitu Pendanaan, dana selalu menjadi tembok penghambat yang telah jamak di sepakati oleh kebanyakan insan pers,  tapi ada juga beberapa media tanah air terutama media cetak  yang awal berdirinya hanya bermodalkan Idealisme toh masih bertahan bahkan menjadi rajanya media hingga kini berhasil menperluas jaringannya sampai berhasil menerbitkan majalah samapi media elektronik seperti satasiun TV.

Menglihat dari perkembangan tersebut sepertinya sudah saatnya nafas-nafas pers media islam di bangkitkan kembali melalui tanngan para pemuda-pemuda muslim. Ketika organisasi yang  banyak di giatkan oleh pemuda di kampus-kampus dengan rata-rata usia 17 sampai 25-an maka akhirnya kontribusi pemuda terhadap kebijakan-kebijakan atau kontrol terhadap aparat pemerintahan berpengaruh besar terhadap Negara, belum lagi organisasi-organisasi yang banyak menyumbangkan kader-kadernya di panggung parlemen sehingga proses regenerasi antara bidang tersebut berjalan lancar. Ini semua membuktikan bahwa minat pemudalah yang akan mengarahkan prestasi masa depan suatu bangsa baik dalam hal ekonomi, sosial, politik maupun budaya. dan dunia pers, media, atau jurnalistik adalah bagian penting dalam mengotrol semua aspek-aspek kemajuan bangsa. Kita sendiripun pernah mengalami masa-masa kelam di mana pers menjadi alat pembenaran diktator seorang pemimpin, bahkan dunia pers sempat di bredel dikarenakan menyuarakan kebenaran di tengah-tengah masyarakat yang jenuh akan diktatorisme.

Mungkin semua ummat muslim masih ingat dengan salah satu tragedi yang sangat menyudutkan muslim se-dunia, tragedi itu adalah runtuhnya gedung WTC yang di tabrak oleh sebuah pesawat. konspirasi ini membawa konflik yang berkepanjangan bagi salah satu negeri muslim yaitu Irak, belum lagi efek-efek seperti cap terroris terhadap pegiat dakwah di nusantar hingga dunia. Dan sayangnya hampir seluruh media mendukung konspirasi tersebut. Maka jadilah ummat muslim di manapun berada menjadi bulan-bulanan masyarakat dunia. Sehingga muncul istilah anti islam atau islamphobia, semua istilah ini terus berkembang seiring tuduhan-tuduhan dunia terhadap ummat muslim, walaupun pada akhirnya setiap konspirasi tersebut runtuh oleh berbgai fakta di lapangan. Namun fakta-fakta tersebut diabaikan oleh pihak media iternasional maupiun lokal sehingga jadilah judgment-judgment tersebut berlanjut hingga kini.

Di Indonesia sendiri sering kali pemberitaan-pemberitaan tidak memenuhi kaedah-kaedah kode etik jurnalis. insan media seringkali terjebak dalam dunia serba instan, sehingga dalam pekerjaanya tidak menikmati lagi proses pengumpulan berita yang sesuai realita dan aktual bahkan isi pemberitaannya sering kali harus menunggu order pemesanan sehingga media bukan lagi milik khalayak umum yang patut di cerna tapi sudah menjadi kepentingan pihak yang tak bertanggung jawab. Dan salah satu korban dari media yang entah pengurus-pengurusnya yang tak paham atau paham namun kalah dengan idealismenya adalah kaum muslim. sehingga banyak dari ummat muslim pun mengeluh bahkan mencaci maki media yang rata-rata di kuasai oleh pihak sekuler dan liberal, seharusnya bagian salah satu solusi menjawab fitnah-fitnah yang di lempar kepada khalayak pendengar yang masih sedikit yang memiliki filter yaitu dengan cara meng-Advokasi setiap berita-berita yang di putar balikkan oleh kalangan media yang tak bertanggung jawab tersebut.

Memiliki media elektronik seperti stasiun televisi yang membawa perubahan dan juga medidik terhadap generasi muslim  tentunya bukanlah mimpi di siang bolong bila kita mau memulainya dari sekarang. Apalgi dengan fakta yang mengatakan bahwa ummat muslim terbesar ada di Indonesia maka kita hanya membutuhkan sebuah kesepakatan bersama untuk menggagas stasiun ummat muslim agar segera berdiri. Untuk itu kalau memang salah satunya yang mengahmbat perkembangan media muslim adalah perbedaan-perbedaan khilafiah yang selama ini yang terjadi maka haruslah segera di minimalisir , cukuplah itu terjadi di masa lalu  yang kelam. Kita selaku pemuda pewaris masa depan risalah agama ini haruslah bisa bersikap bijak dalam menglihat kepentingan bersama dan salah satu kepentingan yang mendesak agar kita merapatkan barisan adalah pendirian media muslim sebagai salah satu media pembelaan terhadap ummat dan pendidik generasi muslim mendatang. semoga!

khortum, Sudan 26 - 02 - 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun