Mohon tunggu...
rifan sofyan
rifan sofyan Mohon Tunggu... penulis

Mahasiswa Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Soaial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Interpretasi Citra Di Kabupaten Sukamara Menggunakan Sembilan Unsur Interpretasi Citra Satelit

20 Oktober 2024   16:06 Diperbarui: 24 Oktober 2024   06:12 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar : google explorer

Nama : Rifan Sofyan

Nim : 2410416210034

Mata Kuliah : Penginderaan Jauh

Dosen Pengampu : Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si

        Kabupaten Sukamara yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah merupakan wilayah  yang perkembangannya cukup pesat terutama di bidang perumahan dan infrastruktur. Sebagai kabupaten  tropis, Skamara memiliki lanskap yang kaya akan vegetasi alami dan kawasan hijau, terutama pepohonan yang tersebar. Namun, penggunaan lahan di kawasan ini telah berubah secara signifikan karena pertumbuhan penduduk dan pembangunan infrastruktur. Pengelolaan penggunaan lahan di wilayah ini merupakan isu penting terutama dalam rangka menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan. Cara efektif untuk memantau perubahan penggunaan lahan adalah dengan menggunakan citra satelit. Dengan menganalisis citra satelit, berbagai komponen wilayah seperti desa, jalan, dan ruang  hijau dapat diidentifikasi secara detail.Analisis ini  penting untuk perencanaan dan pengambilan keputusan daerah yang berkelanjutan dalam pembangunan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memahami karakteristik penggunaan lahan di Kabupaten Sukamara dengan fokus pada tiga komponen utama yaitu pemukiman, jalan dan pepohonan. Interpretasi citra bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai rencana tata ruang yang ada dan kemungkinan pengembangan di masa depan. Kajian ini tidak hanya memberikan gambaran teknis  kondisi lahan, namun juga memberikan wawasan penting bagi perencanaan kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.    

     

1. Citra Satelit Landsat - 8 di Kabupaten Sukamara

 Berikut interpretasi citra berdasarkan sembilan unsur citra penginderaan jauh :

1. Rona (Tone)

Pemukiman: Warna cenderung lebih terang di kawasan padat penduduk.
Jalan: Warna tergantung  bahan permukaan jalan, lebih gelap atau  terang tergantung jenis bahannya.
Pohon: Tumbuhan mempunyai kemampuan menyerap cahaya, terutama  dalam spektrum inframerah, sehingga menghasilkan warna yang lebih gelap.

2. Warna (Color)

Permukiman : Warna atap bangunan bervariasi dari abu-abu, coklat, hingga putih.
Jalan: Berwarna abu-abu atau hitam, tergantung material jalan.
Pohon: Warna hijau berbeda-beda tergantung jenis vegetasinya.

3.Bentuk (Shape)

Permukiman : Bentuk persegi atau persegi panjang dengan pola kotak-kotak atau diselingi, tergantung pada jenis tata  ruangan.
Jalan : Bisa lurus atau melengkung.
Pohon: Bentuk bulat atau tidak beraturan yang mengikuti garis luar sekelompok pohon atau tumbuh-tumbuhan.

4. Ukuran (Size):

Permukiman: Ukurannya bervariasi, bangunan kecil hingga bangunan besar seperti perkantoran atau sekolah.
Jalan: Jalan bervariasi, mulai dari jalan raya besar hingga jalan kecil.
Pohon: Tergantung pada jenis pohon, ada yang kecil dan besar.

5. Tekstur (Texture):

Permukiman: Tekstur cenderung kasar karena adanya bangunan dengan detail yang lebih jelas.
Jalan: Tekstur halus karena permukaannya yang rata.
Pohon: Tekstur kasar, terutama pada area hutan atau vegetasi yang padat.

6. Bayangan (Shadow):

Permukiman: Bangunan  terlihat jelas, terutama pada bangunan tinggi.
Jalan: Tidak terlalu terlihat pada jalan yang datar, kecuali pada jalan yang berada di lereng atau terdapat di area vegetasi
Pohon:  Terlihat jelas, terutama pada pohon tinggi.

7. Pola (Pattern):

Permukiman: Pola teratur dan grid pada daerah perkotaan atau tidak teratur di daerah pedesaan.
Jalan: Pola teratur mengikuti grid jalan atau berkelok tergantung kontur alam.
Pohon: Pola tidak teratur, biasanya mengikuti kontur lahan.

8. Situs (Site):

Permukiman: Berada di lokasi yang relatif datar, dekat dengan jalan dan akses transportasi.
Jalan: Terletak di sepanjang batas permukiman atau menghubungkan antar wilayah.
Pohon: Berada di area terbuka atau di sekitar permukiman, biasanya di tempat dengan tanah yang tidak dipakai.

9. Asosiasi (Association):

Permukiman: Berkaitan dengan jalan, berada di dekat pusat kegiatan seperti pasar, sekolah, atau kantor.
Jalan: Berasosiasi dengan bangunan permukiman dan infrastruktur lainnya.
Pohon: Berasosiasi dengan area taman, lahan terbuka hijau, atau sekitar sungai.

2. Citra Satelit Worldview - 3  Di Kabupaten Sukamara

 sumber gambar : google earth
 sumber gambar : google earth

Berikut interpretasi citra berdasarkan sembilan unsur citra penginderaan jauh :

1. Rona (Tone):

Permukiman: Memiliki rona yang lebih terang di area bangunan dengan atap yang berbeda-beda.
Jalan: Rona lebih terang atau lebih gelap tergantung jenis material jalan, seperti aspal atau tanah.
Pohon: Rona cenderung lebih gelap karena vegetasi menyerap lebih banyak cahaya.

2. Warna:

Permukiman: Memiliki warna yang bervariasi, yaitu merah bata, abu-abu, dan biru yang terlihat pada beberapa bangunan besar.
Jalan: Berwarna abu-abu atau hitam tergantung pada material jalan yang digunakan.
Pohon: Warna hijau dominan pada area yang dipenuhi vegetasi dan pohon.

3. Bentuk (Shape):

Permukiman: Cenderung berbentuk persegi panjang atau segi empat. Beberapa bangunan besar seperti sekolah terlihat dengan bentuk yang lebih teratur.
Jalan: Jalan berbentuk garis yang mengikuti pola grid atau berkelok di beberapa tempat.
Pohon: Bentuk pohon lebih acak atau tidak beraturan, mengikuti kontur alam.

4. Ukuran (Size):

Permukiman: Bervariasi, dari rumah kecil hingga bangunan sekolah yang lebih besar.
Jalan: Bervariasi, ada jalan utama yang lebih lebar dan jalan kecil di area permukiman.
Pohon: Berukuran lebih kecil dibandingkan bangunan, namun bisa lebih besar di area hijau yang luas.

5. Tekstur (Texture):

Permukiman: Terlihat kasar pada area padat bangunan, terutama di kawasan perumahan.
Jalan: Halus karena permukaan jalan yang datar.
Pohon: Terlihat kasar pada area vegetasi yang padat dan rimbun.

6. Bayangan (Shadow):

Permukiman: Bayangan terlihat pada bangunan yang tinggi, terutama di pagi atau sore hari.
Jalan: Jalan biasanya tidak memiliki bayangan yang signifikan kecuali jika diapit oleh bangunan tinggi atau pepohonan.
Pohon: Pohon tinggi menghasilkan bayangan yang jelas, terutama di sekitar area hutan atau taman.

7. Pola (Pattern):

Permukiman: Pola grid terlihat pada tata letak permukiman, terutama di daerah yang terorganisir seperti di sekitar sekolah dan bangunan publik.
Jalan: Pola jalan mengikuti grid yang menghubungkan antar-permukiman dan fasilitas umum.
Pohon: Pola acak terlihat di area vegetasi, sering berada di sekitar lahan terbuka atau batas permukiman.

8. Situs (Site):

Permukiman: Berada di area yang lebih datar dan dekat dengan jalan utama.
Jalan: Jalan menghubungkan antar-permukiman dan bangunan publik seperti sekolah, kantor, dan masjid.
Pohon: Pohon cenderung berada di area yang tidak terbangun atau di sekitar fasilitas umum seperti taman.

9. Asosiasi (Association):

Permukiman: Berasosiasi dengan jalan dan fasilitas umum seperti sekolah, masjid, dan kantor pemerintah.
Jalan: Jalan berasosiasi dengan permukiman dan area layanan publik.
Pohon: Pohon berasosiasi dengan lahan terbuka, taman, atau di sekitar fasilitas umum seperti sekolah dan masjid.

3. Citra Satelit  Sentinel - 2 Di Kabupaten Sukamara

 sumber gambar : copernicus
 sumber gambar : copernicus

Berikut interpretasi citra berdasarkan sembilan unsur citra penginderaan jauh :

1. Rona (Tone):

Permukiman: Rona bervariasi, lebih terang pada atap-atap bangunan dibandingkan area vegetasi.
Jalan: Rona terlihat lebih terang atau lebih gelap tergantung pada jenis permukaan.
Pohon: Rona pohon cenderung lebih gelap, terutama karena vegetasi menyerap lebih banyak spektrum cahaya.

2. Warna:

Permukiman: Warna objek permukiman bervariasi antara abu-abu, cokelat, atau putih, tergantung pada material bangunan dan atap.
Jalan: Berwarna abu-abu gelap atau terang, tergantung pada kondisi permukaan.
Pohon: Pohon memiliki warna hijau, dengan variasi hijau gelap atau terang tergantung pada jenis vegetasi.

3. Bentuk (Shape):

Permukiman: Bentuk bangunan persegi atau persegi panjang terlihat pada permukiman dengan pola yang tidak selalu teratur.
Jalan: Bentuk jalan berbentuk garis lurus atau melengkung, tergantung pada topografi dan perencanaan wilayah.
Pohon: Bentuk pohon biasanya tidak beraturan, bergantung  sebaran vegetasi dan kontur lahan.

4. Ukuran (Size):

Permukiman: Ukuran bangunan cenderung kecil hingga menengah, tergantung pada jenis permukiman.
Jalan: Jalan utama lebih lebar, sementara jalan kecil di area permukiman memiliki lebar lebih sempit.
Pohon: Ukuran pohon relatif kecil dalam perbandingan dengan bangunan dan jalan, namun cukup besar di area hutan atau vegetasi yang lebih padat.

5. Tekstur (Texture):

Permukiman: Tekstur kasar terlihat di area bangunan yang padat, karena detail bangunan dan atap.
Jalan: Tekstur halus, terutama di jalan utama yang lebih teratur dan rata.
Pohon: Tekstur kasar terlihat pada area vegetasi yang padat, terutama di area yang lebih hijau.

6. Bayangan (Shadow):

Permukiman: Bayangan muncul di sekitar bangunan yang lebih tinggi, memberikan indikasi mengenai bentuk bangunan.
Jalan: Jalan memiliki sedikit bayangan, kecuali di area yang dikelilingi pohon atau bangunan.
Pohon: Bayangan pohon terlihat jelas, terutama pada vegetasi yang lebih tinggi atau kelompok pohon.

7. Pola (Pattern):

Permukiman: Pola permukiman terlihat teratur di area yang direncanakan, sedangkan lebih acak di area rural atau pedesaan.
Jalan: Pola jalan cenderung mengikuti pola grid di area perkotaan, atau mengikuti kontur alam di area pedesaan.
Pohon: Pola pohon cenderung acak, terutama di area yang dekat dengan lahan terbuka atau hutan.

8. Situs (Site):

Permukiman: Berada di area yang lebih datar, dekat dengan jalan utama atau pusat kegiatan.
Jalan: Jalan menghubungkan antar permukiman atau fasilitas umum seperti sekolah, masjid, atau pusat kegiatan lainnya.
Pohon: Pohon sering ditemukan di area hijau terbuka, di sekitar taman, atau lahan yang belum terbangun.

9. Asosiasi (Association):

Permukiman: Berasosiasi erat dengan jalan dan fasilitas publik di sekitarnya, seperti sekolah, tempat ibadah, dan pasar.
Jalan: Jalan berasosiasi dengan permukiman dan bangunan publik, menghubungkan berbagai area kegiatan.
Pohon: Pohon berasosiasi dengan area hijau, taman, atau hutan yang lebih luas di sekitar permukiman atau sepanjang sungai.

Kelebihan dan Kekurangan Dari Tiga Citra Satelit :

1. Citra Satelit Landsat 8

Kelebihan :

  • Resolusi spektral yang lebih baik, landsat 8 memiliki 11 band spektral, termasuk dua band tambahan (band 9 untuk deteksi awan dan band 10 serta 11 untuk suhu permukaan). Hal ini meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi perubahan lahan dan pemantauan lingkungan.
  • Rentang temporal yang teratur, citra Landsat 8 diambil setiap 16 hari sekali untuk lokasi yang sama, sehingga memudahkan pemantauan perubahan jangka panjang dan deteksi tren perubahan lahan.
  • Akses data gratis, data Landsat 8 tersedia secara gratis, memungkinkan pengguna di seluruh dunia untuk mengakses dan mengolah data tanpa biaya lisensi. Ini sangat berguna bagi penelitian akademis, manajemen sumber daya, dan pelacakan bencana.
  • Resolusi spasial cukup baik, Resolusi spasial Landsat 8 sebesar 30 meter untuk band multispektral dan 15 meter untuk band pankromatik memungkinkan analisis yang cukup detail untuk wilayah yang luas, ideal untuk studi geografis dan pengelolaan lahan.
  • Kemampuan deteksi multitemporal, Dengan perekaman berkala, Landsat 8 sangat bermanfaat untuk analisis perubahan penggunaan lahan, penurunan kualitas lingkungan, dan dinamika ekosistem, termasuk pemantauan deforestasi dan perubahan iklim.

Kekurangan :

  • Resolusi spasial terbatas, meskipun resolusi spasial sebesar 30 meter cukup untuk analisis wilayah luas, ini dianggap rendah untuk studi yang memerlukan tingkat detail yang lebih tinggi seperti urban planning detail atau identifikasi objek kecil.
  • Gangguan awan, citra Landsat 8 rentan terhadap gangguan dari awan dan kabut. Meskipun ada band khusus untuk mendeteksi awan, citra tetap bisa kurang jelas jika wilayah tertutup awan, terutama di daerah tropis.
  • Rentang waktu pemindaian, interval pemindaian 16 hari terkadang kurang memadai untuk pemantauan real-time atau perubahan yang cepat seperti bencana alam. Ini membuat data Landsat 8 kurang ideal untuk penggunaan yang memerlukan data sangat frekuen, seperti kebakaran hutan atau pemantauan banjir.
  • Resolusi termal yang rendah, band termal pada Landsat 8 memiliki resolusi spasial yang lebih rendah (100 meter), yang bisa menjadi batasan bagi studi yang memerlukan data suhu yang sangat detail, seperti analisis panas perkotaan.
  • Keterbatasan penginderaan detil perkotaan, citra Landsat 8 kurang optimal untuk studi yang memerlukan pemetaan detail wilayah , perkotaan, seperti klasifikasi bangunan atau infrastruktur, karena skala detilnya lebih rendah dibandingkan satelit resolusi tinggi seperti WorldView atau QuickBird.

2. Citra Satelit Worldview 3

Kelebihan :

  • Resolusi Tinggi: WorldView-3 memiliki resolusi spasial hingga 31 cm untuk mode panchromatic, yang memungkinkan analisis yang sangat detail dari objek di permukaan bumi.
  • Spektrum Luas: Satelit ini dilengkapi dengan sensor multispektral yang mencakup 16 band, termasuk band infrared, yang memungkinkan analisis yang lebih mendalam terhadap vegetasi, tanah, dan fitur lainnya.
  • Akses Global: WorldView-3 dapat menangkap citra di seluruh dunia, memberikan cakupan yang luas untuk berbagai aplikasi.
  • Revisit Time yang Cepat: Satelit ini memiliki waktu kunjungan yang singkat, sehingga mampu melakukan pemantauan berkala terhadap area yang sama.
  • Kualitas Data Tinggi: Citra yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan dapat digunakan untuk aplikasi ilmiah, pemetaan, dan pengelolaan sumber daya.

Kekurangan :

  • Biaya Tinggi, akses ke citra dari WorldView-3 sering kali mahal, yang dapat menjadi hambatan bagi penelitian atau proyek yang memiliki anggaran terbatas.
  • Keterbatasan Hukum dan Kebijakan, ada batasan dalam penggunaan dan distribusi citra, yang mungkin membatasi akses untuk penelitian tertentu atau penggunaan komersial.
  • Pengaruh Cuaca, citra satelit dapat terpengaruh oleh kondisi cuaca, seperti awan dan kabut, yang dapat mengurangi kualitas citra.
  • Kompleksitas Pengolahan Data,  meskipun data yang dihasilkan berkualitas tinggi, pengolahan dan analisis citra memerlukan perangkat lunak dan keterampilan khusus.
  • Keterbatasan dalam Pengamatan Malam Hari, WorldView-3 tidak dapat menangkap citra pada malam hari, membatasi kemampuannya untuk pemantauan yang diperlukan di waktu tersebut.


3. Citra Satelit Sentinel 2

Kelebihan :

  • Resolusi Spasial, Sentinel-2 menawarkan resolusi spasial hingga 10 meter untuk beberapa band, memungkinkan analisis detail dari berbagai fitur tanah dan vegetasi.
  • Cakupan Multispektral,  dilengkapi dengan 13 band spektrum, termasuk di bidang visible, infrared, dan shortwave infrared, yang membantu dalam analisis vegetasi, kualitas air, dan penggunaan lahan.
  • Revisit Time yang Singkat,  Sentinel-2 memiliki waktu kunjungan (revisit time) 5 hari, yang memudahkan pemantauan perubahan di suatu area dalam waktu singkat.
  • Biaya Akses yang Rendah,  data dari Sentinel-2 tersedia secara gratis melalui program Copernicus, menjadikannya pilihan yang ekonomis untuk penelitian dan aplikasi komersial.
  • Penggunaan untuk Berbagai Aplikasi, cocok untuk berbagai aplikasi, seperti pemantauan pertanian, pengelolaan sumber daya alam, dan analisis perubahan iklim.

Kekurangan :

  • Resolusi yang Lebih Rendah dibandingkan beberapa satelit lain, meskipun resolusi 10 meter cukup baik, citra dari satelit dengan resolusi lebih tinggi (seperti WorldView) dapat lebih mendetail.
  • Pengaruh Cuaca, seperti citra satelit lainnya, Sentinel-2 dipengaruhi oleh kondisi cuaca, yang dapat menyebabkan penghalang seperti awan yang mengurangi kualitas citra.
  • Kompleksitas Pengolahan Data, meskipun data tersedia secara gratis, pengguna perlu memiliki keterampilan dan perangkat lunak yang tepat untuk mengolah dan menganalisis citra.
  • Keterbatasan dalam Pengamatan Malam Hari,  Sentinel-2 tidak dapat mengambil citra pada malam hari, membatasi kemampuannya dalam pemantauan pada waktu tersebut.
  • Data Band yang Berbeda,  Band yang tersedia pada Sentinel-2 tidak selalu cocok untuk semua jenis analisis, sehingga pengguna harus memahami band mana yang paling relevan untuk tujuan tertentu.

Kesimpulan :

       Berdasarkan interpretasi citra satelit, Kabupaten Sukamara menunjukkan tata guna lahan yang cukup teratur,  tercermin dari sebaran pemukiman yang terorganisir dan jaringan jalan yang memadai. Pengamatan ini penting karena tertib penggunaan lahan dapat mendukung pembangunan infrastruktur yang lebih baik, meningkatkan akses, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, pepohonan yang tersebar di seluruh pemukiman menunjukkan bahwa unsur penghijauan yang penting masih ada di kawasan tersebut. Unsur hijau ini sangat penting tidak hanya untuk menjaga kualitas lingkungan, namun juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Pohon-pohon ini membantu meningkatkan kualitas udara, mengatur suhu, dan menyerap karbon, yang semuanya berperan dalam mitigasi perubahan iklim. Kehadiran ruang terbuka hijau juga dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi  masyarakat, menunjang pola hidup sehat dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

      Dengan analisis ini, diharapkan dapat memeberikan wawasan baru dalam pengelolaan lahan di Kabupaten Sukamara, serta menjadi acuan pihak pihak terkait dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan wilayah yang berkelanjutan.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun