Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bijak Mengelola Marah Membuat Hidup Jadi Berkah

26 Mei 2019   23:48 Diperbarui: 26 Mei 2019   23:52 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Ketujuh, di luar negeri sudah ada jasa menumpahkan kemarahan yang menyediakan tempat-tempat untuk marah. Bahkan kita bisa banting-banting segala. Hal ini berguna agar marah bisa dinetralisir. Berhubung jasa yang seperti itu tak ada di negara kita, maka datangilah tempat  sunyi dan berteriaklah sekencang-kencangnya hingga emosi kita menurun. Kita juga bisa menyapekkan badan dengan berolahraga, hingga semangat untuk marah itu sudah letoy.

Kedelapan, senjata peredam marah bisa juga dilampiaskan dengan menulis. Kita bebas menumpahkan kekesalan dengan menulis. Diharapkan ketika unek-unek tersalur, semangat marah menjadi kendur.

Marah-marah itu tak asyik, apalagi bulan Ramadan. Memang marah itu tak sampai membatalkan puasa  Hanya saja pahala puasa akan berkurang, bahkan minus, sehingga bukan pahala yang didapat, melainkan dosa-dosa. Artinya, puasa hanya kita jadikan sebagai  sarana ntuk melepaskan kewajiban. Oleh sebab itu jangan marah lagi, ya.

-----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun