Mohon tunggu...
Rifan Jordan
Rifan Jordan Mohon Tunggu... Lainnya - Ini coretan seorang mahasiswa.

Pemuda bersemangat yang suka bertukar pengalaman dengan orang baru. Penikmat podcast dan Ted Talks. Traveller paruh waktu. Punya ketertarikan sendiri dalam sejarah. Kebertanggungjawaban tertinggi dalam amanah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menulislah, teman.

13 September 2020   03:45 Diperbarui: 15 September 2020   14:41 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The pen is mightier than the sword

Tanpa kita sadari, umumnya kebanyakan dari kita punya kemampuan menulis.

Menulis merupakan skill yang terus kita pergunakan hingga kapanpun, banyak perubahan dan perkembangan penulisan dari waktu ke waktu.
Zaman semakin berkembang, begitu juga dengan kepenulisan. Semakin banyak tipe penulisan, tokoh-tokoh yang memiliki jenis tulisan tersendiri, dan karya-karya yang dapat kita cermati dengan adanya bantuan sebuah tulisan.

Menulis pada dasarnya juga berkembang di dalam tubuh kita. Saya percaya bahwa suatu hal yang dipergunakan dan diasah secara  terus menerus akan menciptakan suatu hal yang menakjubkan. Mungkin teman-teman belum mengerti dan menyadari apa yang saya maksud barusan. Coba sekarang teman-teman mengambil buku tulisan atau catatan teman-teman ketika masih kecil, bandingkan dengan tulisan teman-teman saat ini, berbeda bukan? Itulah yang saya maksud dengan berkembang.

Berkembang tidak melulu masalah baik dan benar. Tetapi berkembang yang saya maksud yaitu adanya suatu perubahan setiap kali kita menulis dari bentuk sebelumnya baik secara cepat maupun lambat.

Kekuatan suatu tulisan sangat kuat.

Masih banyak orang yang meremehkan kekuatan suatu tulisan.

Mungkin teman-teman pernah mendengar atau membaca sebuah kalimat ini, "Ketika sebuah pena lebih tajam daripada pedang". Menakjubkan bukan?

Bagi yang belum sadar akan kekuatan suatu tulisan akan menganggap hal ini aneh dan terlalu berlebihan, tetapi tidak dengan yang sudah menyadarinya.

Salah satu peristiwa pada saat Perang Salib menjadi bukti dari kesaktian kalimat tersebut.

Benteng Krak des Chevaliers adalah benteng terkuat yang dibangun oleh Kesatria Hospitaller untuk memperkuat kekuasaan Kristen atas wilayah tanah suci, benteng ini dipandang sebagai "kunci menuju tanah Kristen". Pada tahun 1271 benteng ini dikepung oleh Sultan Baibars dan pasukannya yang akhirnya dapat menerobos tembok terluar. Ketika mereka masuk, mereka menghadapi benteng yang sesungguhnya yaitu bagian utama Krak des Chevaliers yang dibangun didalam tembok terluar. Pertama ada parit, begitu dalamnya sehingga tak ada gunanya mencoba menerobos melalui bawahnya. Paritnya juga begitu lebar sehingga tidak mungkin membawa alat pendobrak untuk menyebranginya. Lalu tembok benteng tersebut begitu tebal dan landai sehingga tak mungkin untuk menembusnya dari luar.

Para Kesatria Hospitaller yang terjebak didalam itu tidak punya cara lain selain menunggu pasukan tambahan tiba, oleh karena itu mereka secara diam-diam mengirim pesan rahasia kepada pimpinan tertinggi Kesatria Hospitaller di Tripoli. Mereka mencoba bertahan dan menunggu. Keadaan mencekram mulai hadir didalam tembok, melihat pasukan Sultan Baibars diluar tembok yang begitu banyak membuat situasi didalam benteng pun menjadi suram. Akhirnya surat balasan yang ditunggu-tunggu pun tiba dan berhasil diselundupkan ke dalam kastil. Isi surat tersebut menyebutkan bahwa pimpinan tertinggi tidak punya pasukan tambahan untuk dikirim, tidak ada yang akan datang untuk membantu mereka. Isi surat tersebut membuat Kesatria Hospitaller terpojok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun