Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sepi dari Aktivitas Sekolah bagai Gedung Terbengkalai, Beginilah Keadaannya

19 Agustus 2020   23:10 Diperbarui: 19 Agustus 2020   23:12 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Sekolah SDN 03, 04, 05 Kelurahan Kebon Pala, Jakarta. (Sumber. Dokpri)

Sejak kegiatan belajar mengajar dialihkan ke dalam metode belajar dari rumah, kini sekolah sepi dari aktifitas. Biasanya setiap hari anak-anak sekolah berlalu-lalang, jalan kaki bersama dengan menggunakan seragam.

Kini pun saya rindu melihat riuh-riuh anak sekolah. Angkutan umum yang biasanya dipenuhi anak-anak sekolah, ketika berangkat dan pulang. Kini tidak lagi mendapatkan anak-anak berseragam sekolah di dalam angkot.

Mungkin sopir angkot pun juga merindukannya, merindukan mengembalikan recehan dari selembaran uang yang lesuh dan lecek dari anak-anak SD, dan sekolah lainnya ketika naik angkot.

Pasti kita semua merindukan momen-momen seperti itu, tetapi mau bagaimana lagi, keadaan memukul kita untuk melakukan pembelajaran dari rumah. Hingga saat ini masih belum pasti kapan sekolah secara merata dapat diisi belajar kembali.

Sudah berbulan-bulan ruang-ruang kelas, dan beberapa ruang lainnya di sekolah telah kosong. Ya, mungkin sudah dihuni oleh makhluk-makhluk lain, entah hewan atau makhluk halus.

Kita sudah pasti tahu dan pernah mendengar perkataan, bangunan yang sudah kosong lebih dari empat puluh hari, maka akan menjadi angker, diisi oleh makhluk lain. Hal ini ada percaya dan juga tidak

Menurut pendapat saya, dan bahwa kalau kita pikir secara rasional kalau bangunan telah lama kosong akan menjadi angker, ya memang benar. Karena sesuatu yang telah kosong lama, tidak ada aktifitas, maka akan dihuni makhluk lain.

Walau sekolah saat ini tidak benar-benar semua ruang kosong, karena pada tiap pagi, sebagian guru-guru dan petugas lainnya datang ke sekolah untuk belajar daring dan mengecek sekolah. Namun, itu pun tidak semua ruang digunakan.

Keadaan sekolah saat ini, seperti bangunan yang dibangun lalu ditinggalkan begitu saja, berdebu, kotor, bahkan ada buku-buku yang dimakan rayap. Beberapa hari lalu pun ada berita tentang sekolah yang dipenuhi oleh jangkrik, karena saking lama tidak dihuni.

Kita sendiri pun tidak tahu kapan sekolah ini dapat dihuni kembali. Semisal sekolah di mulai Januari, maka akan panjang masa kosongnya gedung sekolah. Tempat atau bangunan yang sudah lama tidak dihuni akan mengalami kerusakan, karena terjadinya tingkat kelembaban.

Foto pintu masuk sekolah yang sepi dari aktifitas pendidikan. (Sumber. Dokpri)
Foto pintu masuk sekolah yang sepi dari aktifitas pendidikan. (Sumber. Dokpri)
Lalu, bagaimana dengan gedung sekolah yang berada di DKI Jakarta yang baru saja dibangun? Beberapa bulan lalu, Pemrov DKI banyak membangun dan merenovasi gedung-gedung sekolah menjadi baru.

Di wilayah saya, terdapat tiga gedung sekolah yang baru saja di renovasi pada akhir tahun 2019, dan baru rampung pada bulan Maret. Belum sempat ditempati, sudah dikosongkan lebih lama, karena adanya korona dan belajar dari rumah.

Maka, yang terjadi pada bangunan baru itu, akan memperpanjang masa kosongnya gedung itu. Bahkan bisa-bisa setahun kosong, bakal seperti apa jadinya kalau setahun kosong.

Saya mendapati bangunan-bangun sekolah yang kosong, seperti gedung yang terbengkalai. Rumput yang meninggi, kaca yang terlihat berdebu, itu pun tampak dari luar, bagaimana dengan di dalamnya.

Petugas kebersihan pun terkadang keliling dan juga membersihkan, tetapi secara bertahap tidak setiap hari harus membersihkan seluruh bangunan sekolah.

Dahulu, sebelum korona menggerogoti kehidupan manusia, kehidupan rakyat Indonesia. Sekolah selalu ramai dengan para penjual, para penjaja makanan dan minuman di depan sekolah, kini semua tampak sepi dari segala aktifitas di depan sekolah.

Samping sekolah dan depan sekolah yang sepi dari penjual jajanan sekolah. (Sumber. Dokpri)
Samping sekolah dan depan sekolah yang sepi dari penjual jajanan sekolah. (Sumber. Dokpri)
Yang terasa ketika berada di lingkungan sekolah saat ini adalah keheningan. Canda tawa yang menggambarkan keramaian di sekolah pun kini sudah tidak tampak. Sekarang semua sepi dari aktifitas dan bagaikan gedung terbengkalai.

Maka dengan keadaan tersebut, dapat disimpulkan, bahwa kita telah kehilangan aktifitas rutinitas yang sering dilakukan para lingkungan pendidikan. Sekolah sepi, seperti bangunan kosong yang terbengkalai.

Seperti rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya. Ruang-ruang yang biasa diisi siswa dan guru utnuk belajar. Kini gantian diisi hewan-hewan kecil, debu, bahkan makhluk halus, yang mungkin mereka i gin belajar.

Untuk menindaklanjuti keadaan seperti ini, keadaan yang kita lihat tak seperti biasa ini. Semua pihak yang terlibat dalam anggota pendidikan, harus dapat menjaga sekolah, merawat dengan rutin, menjaga perpustakaan agar buku tidak dilahap rayap.

Yang kita perlukan saat ini adalah kerja sama antar anggota pendidikan dan berpikir bagaimana agar sekolah tidak terlihat seperti gedung terbengkalai. Bisa juga dilakukan pembersihan setiap seminggu dua kali.

Dengan adanya tindakan seperti itu, maka gedung-gedung sekolah tidak akan terlihat seperti gedung terbengkalai, walau tetap sepi dari aktifitas, setidaknya mengurangi suasana angker dan hawa yang tidak mengenakkan, sampai dapat ditempati kembali dan aktifitas secara rutin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun