Mohon tunggu...
Tankulava
Tankulava Mohon Tunggu... Guru - Rifai el-Carbon

Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN-SU

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Surat yang Terakhir: Tabrakan Asmara

15 September 2020   15:07 Diperbarui: 22 September 2020   15:49 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Awas kalian ya" Ucap Billy mengejar kedua temannya

Terlihat dari kejauhan mereka saling kejar. Yang paling cepat larinya adalah Faldi sambil menertawakan Billy yang mengejar di belakang meninggalkan kedua temannya beberapa meter di belakang. Merasa sudah agak jauh dari kedua temannya Faldi menoleh kebelakang memastikan kalau mereka masih mengejar dirinya yang berada paling depan. Namun tiba-tiba.

"BRUUUKK"

Faldi menabrak seorang gadis yang baru saja keluar sekolah, jelasnya masih di depan gebang SMA 2 yang bertetanggaan dengan sekolanya. Akibat dari benturan tersebut membuat gadis itu terhempas dan terbaring di jalan. Tas dan beberapa buku yang tadi gadis itu pengang ikut berantakan. Begitu juga dengan Faldi dengan posisi telungkup. Seperti berciuman dengan jalan. Kepalanya masih pening akibat benturan itu.

"Aduuhh..." Ringisan gadis itu kesakitan saat membangunkan badan yang tergeletak di jalan. Si gadis memegang sikunya yang berdarah.

"Maaf maaf aku tidak tahu kamu ada didepanku tadi. Ayo aku bantu bangun" Ucap Faldi yang sudah berdiri, memberikan tangannya dengan niat membantu sang gadis yang masih duduk merunduk dijalan tersebut. Wajahnya di tutupi rambut gelombang panjang.

Beberapa saat kemudian si gadis mau meraih tangan Faldi untuk bisa berdiri. "Sikumu berdarah" Ujar Faldi melihat luka di siku gadis itu. Tidak ada jawaban, si gadis hanya terdiam. Faldi mendudukkan gadis tersebut di taman-taman kecil gerbang sekolah dan memunguti buku si gadis yang berserakan.

Setelah mengambil semua buku Faldi kembali menghampiri gadis itu yang masih terdiam, dari tadi hanya tatapan kosong melihat Faldi yang menghampirinya. Mempelototi Faldi sampai dekat dihadapan wajahnya menatap lamat-lamat wajah Faldi yang sekarang berada dihadapannya. Faldi pun terbingung kenapa gadis ini hanya diam dari tadi. Apa dia sangat marah sampai seperti itu.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Faldi memastikan gadis itu. Karna tatapannya yang serius dan tanpa berkedip. Faldi menggoyangkan tangnya di depan wajah si gadis hingga tersadar kembali. Pipi si gadis seakan menjadi merah karena jarak wajah Faldi dengan wajahnya sangat dekat membuat si gadis tersipu malu dan salah tingkah.

"Aduuhh... sakiit" Keluh  gadis itu dengan suara yang lembut dan maja secara tiba-tiba.

"Sini biar kulihat dulu" sambil menarik tangan si gadis yang menuruti saja apa yang dilakukan Faldi dan meniup lukanya agar sedikit terhibibur maksudnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun