Secercah bianglala
menjulang di kelokan semburat di barat hamparan langit merekam jutaan rona alam yg tak terlukiskan Berteduh aku di pagi ini Dimuka kusen-kusen yg kacanya mulai kusut memandang aku sebuah botol plastik akua jantungku ikut berdenyut menatap bening tirta yg bersinar rona wajahku tergambar di dinding-dinding plastik kulihat setitik noda melayang-layang berkelebat bebas namun, aku mengerti diri yg dahaga ini hendak meneguk isi botol itu aku tak tega karena hanya sisa sepertiga
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!