Mohon tunggu...
Rienaldy
Rienaldy Mohon Tunggu... mahasiswa

NAMA : Rienaldy; NIM : 41521010166; Jurusan : Teknik Informatika; Kampus : Universitas Mercu Buana; Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB; Dosen : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak.;

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diskursus Gaya Kepemimpinan Dewa Ruci Werkudara pada Upaya Pencegahan Korupsi di Indonesia

11 November 2023   16:02 Diperbarui: 11 November 2023   16:20 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skripsi Fitria Rochmana

Dengan penerapan pendekatan kreatif, pemimpin dapat menghasilkan ide-ide segar yang membawa perubahan positif dalam upaya pencegahan korupsi, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pemberantasan korupsi. Dengan demikian, inovasi menjadi kunci dalam membangun lingkungan pemerintahan yang bersih dan akuntabel.

  • Rasa Ingin Tahu (Pendidikan dan Pemahaman yang Mendalam)

Semangat untuk memperoleh pengetahuan yang baru akan memberikan dorongan bagi para pemimpin dan masyarakat untuk terus mengasah pemahaman mereka tentang akar permasalahan korupsi. Dengan adanya rasa ingin tahu yang tak terpadamkan, mereka akan cenderung melakukan penelitian yang mendalam, mengeksplorasi berbagai sumber, dan secara terus-menerus memperbaharui strategi pencegahan korupsi. Ini akan mendorong mereka untuk mengembangkan wawasan yang lebih luas, serta memperkuat kemampuan mereka dalam mengidentifikasi dan menangani berbagai bentuk praktik korupsi yang mungkin muncul di masyarakat.

  • Tanggung Jawab (Akuntabilitas dan Pengabdian)

Implementasi nilai tanggung jawab akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjalankan tugas dengan integritas dan kejujuran. Baik pemimpin maupun masyarakat akan menyadari bahwa mereka mempunyai kewajiban moral dan hukum untuk bertindak dengan adil dan transparan dalam pengelolaan urusan negara. Ini akan membentuk fondasi yang kuat untuk menciptakan lingkungan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, di mana setiap individu bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka.

Kesimpulan :

Dari beberapa aspek peran kepemimpinan Dewa Ruci dalam pencegahan korupsi yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa pemimpin yang mengikuti contoh Dewa Ruci memegang peran utama dalam membentuk budaya organisasi yang bersih dan terbebas dari korupsi. Nilai-nilai seperti kebijaksanaan, integritas, keteladanan, transparansi, pendidikan, keadilan, kesetaraan, dan pemberdayaan anggota tim menjadi fokus utama untuk menciptakan lingkungan di mana praktik korupsi sulit berkembang. Dengan menanamkan nilai-nilai ini, pemimpin tidak hanya memberikan teladan positif tetapi juga membentuk dasar kuat untuk mencegah timbulnya perilaku koruptif dalam konteks organisasi.

Daftar Pustaka :

Serat Dewa Ruci cetakan pertama yang diterbitkan oleh Mas Ngabehi Kramapawira tahun 1870, dicetak oleh Percetakan Van Dorp, Semarang, dengan aksara Jawa.

Serat Dewa Ruci berbahasa Jawa dan juga beraksara Jawa tulisan Mas Ngabehi Mangunwijaya dan diterbitkan oleh Tan Khoen Swie, Kediri, tahun 1922.

Cerita Dewa Roetji yang dimuat di majalah Belanda Djawa pada tahun 1940, dengan kontributor R.M. Poerbatjaraka.

Serat Dewa Ruci Kidung dari Bentuk Kakawin yang diterbitkan oleh Penerbit Dahara Prize Semarang tahun 1991, berhuruf Latin, berbahasa Jawa, dan ada terjemahan

Serat Dewa Ruci cetakan pertama yang diterbitkan oleh Mas Ngabehi Kramapawira tahun 1870, dicetak oleh Percetakan Van Dorp, Semarang, dengan aksara Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun