Tradisi Meugang dalam menyambut bulan Suci Ramadan dan hari raya
Keramaian di warung kopi
Pemerintah Aceh dan pimpinan kabupaten/Kota pernah mengeluarkan instruksi untuk penutupan warung kopi untuk menghindari dan terciptanya keramaian.
Warung kopi di Aceh menjadi pusat berkumpulnya masyarakat baik siang ataupun malam hari. Pada pelaksanaannya, aturan tersebut hanya berlaku beberapa hari saja. Pada bulan puasa, hampir Sebagian besar warung kopi di Aceh tetap buka setelah shalat tarawih selesai.
Aktifitas masyarakat pada bulan puasa yang melaksanakan buka Bersama masih tetap berlangsung di Meunasah, masjid, warung kopi dan café.
Hampir sebagai besar masjid tidak ditutup, kecuali beberapa masjid yang berdekatan dengan RSU ditutup dengan alasan sudah ada warga yang positif covid-19. Sebut saja masjid Baiturrahman Banda Aceh yang pernah menerapkan jarak fisik dalam shalat. Namun aturan ini tidak berlangsung Lama.
Jika di Sebagian besar daerah di Indonesia meniadakan shalat jamaah tarawih di masjid dan mengintruksikan dikerjakan di rumah Bersama keluarga, mungkin hal tersebut tidak berlaku di Aceh. Hampir semua masjid dan meunasah tetap melaksanakan shalat tarawih berjamaah.
Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Aceh untuk persiapan lebaran idul fitri. Belanja baju baru hampir terjadi di kabupaten/kota bahkan di Mall.
Data diatas menunjukkan bagaimana ketidakpatuhan masyarakat Aceh dalam upaya pencegahan covid-19. Sekilas data tersebut dapat membantah pujian Achmad Yurianto yang menyatakan orang Aceh sangat Patuh Aturan.
Doa Dan Ibadah
Dalam ajaran Islam ada dikenal suatu nasehat “Sembuhkan Penyakit dengan Obat, Hilangkan Bala Dengan Doa”. Tengku atau para Ulama sering memberikan nasehat tersebut dalam pengajian ataupun ketika adanya suatu bencana atau musibah. Wabah covid-19 dalam pandangan para ulama Aceh merupakan suatu bala dari Allah SWT. Umat Islam mempercayai hanya dengan doalah, segala bala itu akan menghilang.