Mohon tunggu...
Ridwan Hanif Rahmadi Gunadi
Ridwan Hanif Rahmadi Gunadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Mahasiswa ilmu Perpustakaan dan Informasi, Blogger, Internet Marketer, tertarik dengan dunia disabilitas dan otomotif. Follow me @ridwanhr

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tukang Parkir Ramah yang Sedang Tertimpa Musibah

16 November 2013   00:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:07 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13845365751988973307

[caption id="attachment_292523" align="alignnone" width="470" caption="Bersama Bang Wanda, Penjaga Parkir BCA Melawai"][/caption] Ada dua orang tukang parkir yang lain dari tukang parkir biasa, bukan karena lahan parkir atau bentuk fisiknya yang rupawan, tapi karena keramahan yang ditunjukan dua orang tukang parkir malam di depan BCA Melawai, Jakarta Selatan. Namanya Bang Emon dan Wanda, mereka berdua adalah orang yang merantau berjuang di Jakarta dari Kuningan, Cirebon untuk keluarga mereka di kampung. Bang Emon yang memiliki nama asli Samad merupakan kepala keluarga tempat bergantungnya seorang istri dan 4 orang anak yang masih bersekolah di SMK, SD (2) dan PAUD. Bang Emon orangnya kecil, agak hitam, suaranya agak melengking dan suka memakai topi. Kalau saya turun dari mobil setelah parkir pasti dia membukakan pintu dan menyapa “Eh, Abang…. Ketemu lagi…”. Sedangkan Bang Wanda kebalikannya, badannya besar, tinggi, lengan kirinya hilang karena kecelakaan kerja dan memiliki suara berat, namun sama ramahnya dengan Bang Emon. Dari hasil memarkir di malam hari, mereka bisa membawa pulang uang bersih sekitar 50 hingga 100 ribu perhari, dari uang tersebut, mereka kirimkan untuk keluarga mereka di kampong dan untuk kontrakan bersama teman-teman lainnya sebesar 80 ribu per bulan. Sejak SMA, saya sering berkunjung ke BCA Melawai untuk melakukan setoran tunai untuk membantu orang tua. Karena saking seringnya, kita suka ngobrol bareng dan mereka berdua juga pernah beberapa kali main kerumah untuk membantu urusan rumah. Bang Emon dan Wanda juga suka merekomendasikan teman mereka untuk bekerja di usaha orang tua saya. Tapi ternyata tidak hanya dengan saya doang ramahnya, saya sempet kaget waktu di BCA ketemu orang tua temen yang ternyata juga akrab dengan mereka berdua. Belakangan ini saya sudah lama tidak bertemu dengan mereka berdua dan sangat terkejut ketika orang tua saya cerita kalau Bang Emon mengalami musibah. Tanggal 25 Oktober 2013 lalu saat sedang menjaga parkir, Bang Emon ditabrak sebuah mobil Kijang Innova dan terluka parah. Akhirnya saya tancap gas ke BCA Melawai dan menanyakan langsung ke Bang Wanda “Gimana sih ceritnya?”. Sampai disana ternyata benar, Bang Wanda Cuma sendirian menjaga parkir tanpa sohibnya. Lalu dia menceritakan kronologinya. Jadi tanggal 25 Oktober kemarin ketika mereka berdua menjaga parkir jam 11 malam, Bang Emon sedang bersandar di belakang mobil BMW, tiba-tiba saja sebuah mobil kijang innova yang melaju kencang menabraknya hingga terseret ke pembatas jalan. Supirnya panik, dan penumpang yang berkewarganegaraan jepang tersebut kabur menggunakan Taksi. Menurut pengakuan supir, ia melihat orang menyebrang jalan dan membanting setir ke kiri untuk menghindar, padahal sama sekali tidak ada orang menyebrang pada saat itu. Posisi bang Emon yang terseret itu ngeringsek ke bawah bumper Kijang Innova, untuk menyelamatkannya, orang-orang yang disekitar sana langsung mengangkat Kijang Innova dan menarik Emon keluar lalu Wanda dan supir yang menabrak membawanya ke Rumah Sakit Fatmawati. Kondisi Bang Emon sangat mengenaskan, perutnya sobek, ususnya terlihat dan hampir keluar. Kaki kiri patah, tulang panggul retak, tulang selangka kanan retak dan pendarahannya sangat hebat. Sampai disana RS, Perut Bang Emon harus dijahit agar tidak parah pendarahannya. Esoknya, Pak Fajar selaku perwakilan dari MPM Rent datang menjenguk pak Emon, ternyata supir dan mobil yang menabrak adalah milik MPM Rent yang memiliki lebih dari 14.000 unit kendaraan. Pak Fajar mengaku bahwa ia dan perusahaannya akan bertanggung jawab penuh atas biaya pengobatan Pak Emon, tanpa memberikan uang, setelah itu Pak Fajar pulang. Sore harinya pihak rumah sakit mengatakan harus langsung melakukan operasi tulang yang patah dan remuk dengan biaya 10 juta Rupiah belum termasuk Pen, karena sangat mahal, Bang Emon menghubungi Pak Fajar untuk masalah administrasi, namun karena ia sedang berada di Cibinong, ia tidak bisa datang membantu dan menyarankan keluar dari Rumah Sakit untuk mengambil pengobatan alternatif. karena tidak ada biaya, akhirnya Bang Emon mengikuti saran pak Fajar untuk ke pengobatan alternatif dan pulang ke rumah saudaranya, Hartono. Namun ternyata tidak sampai disitu saja, untuk biaya perawatan dan tindakan yang sudah dilakukan, diperlukan biaya sekitar 5-6 juta untuk administrasi rumah sakit agar bisa pulang, Saudaranya terpaksa mengeluarkan uang 5 Juta Rupiah karena supir yang menabrak hanya memiliki uang 1 Juta Rupiah saja tidak cukup untuk mengganti seluruh biaya rumah sakit. Esoknya lagi, Pak Fajar datang kembali mengunjungi Bang Emon dan menyerahkan uang sebesar 2juta Rupiah untuk biaya ambulan dari Jakarta ke Cirebon, bukan pengganti biaya RS. Pak Fajar mengatakan uang tersebut menggunakan uang pribadi karena uang perusahaan belum turun, dan segala biaya pengobatan akan dicover asuransi dengan sistem reimburse, perusahaan tidak bisa menalangi biaya tersebut sebelum di reimburse oleh asuransi. Bermodal uang 2 juta tersebut, Bang Emon kini dirawat di Plumbon, Cirebon, hingga kini pak Fajar semakin sulit dihubungi seperti melepas tanggung jawab, celakanya perusahaan MPM sama sekali belum memberikan bantuan finansial kepada keluarga keluarga Bang Emon kecuali dari uang pribadi pak Fajar yang sebesar 2 juta tersebut. Padahal untuk biaya alternatif dan rawat inapnya selama 3 minggu saja Bang Emon sudah menghabiskan uang sebesar 11 juta dari Pinjam sana sini, belum lagi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Untungnya solidaritas anak-anak Melawai yang terdiri dari tukang parkir, penjual makanan, tukang pulsa, tukang bajaj dan ojek disana sudah melakukan galang dana untuk Bang Emon, Alhamdulillah terkumpul dana sebesar 2 juta dalam beberapa hari meskipun masih jauh dari kata cukup. Bang Wanda juga cerita bahwa ketika mengabarkan mentransfer uang kepada Bang Emon, ia menangis terharu dengan solidaritas kawan-kawannya saat di telpon. Bang Emon berharap itikad baik yang nyata dari MPM Rent. Tulisan ini tidak untuk menyudutkan korporasi besar tersebut, hanya untuk mengingatkan bahwa masih ada janji mereka yang belum terlaksanakan. Apalagi pemegang saham MPM Rent salah satunya adalah Milyarder muda Sandiaga Uno yang terkenal dermawan. Semoga Bang Emon bisa sehat kembali dan mendapatkan penggantian biaya perawatan yang layak dan sesegera mungkin. Ridwan Hanif - Redaktur AutonetMagz.com @ridwanhr

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun