Mohon tunggu...
Raden Rezha
Raden Rezha Mohon Tunggu... Koki - Seorang penikmat tulisan belaka

Nenek moyangku seorang pelaut begitu juga aku..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Standar Kebersihan Kita Sampai Mana?

19 Mei 2019   19:37 Diperbarui: 19 Mei 2019   19:57 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh SampahKOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG

Selama ini kita menganggap standar kebersihan hidup kita baik - baik saja. Apakah benar begitu ? Dilansir dari situs Indoboom.com, Indonesia pada tahun 2015 menempati posisi ke 19 sebagai negara terkotor. Terkejut? Atau reaksi anda biasa saja?

Bagi yang biasa saja berarti anda membenarkan hal ini, dan bagi yang terkejut mungkin anda kurang update lingkungan sekitar.

Coba anda perhatikan di sekitar rumah anda, bagaimana standar kebersihan yang anda lihat ? Kotor sedikit tidak apa - apa begitu pikir anda. Ya memang sedikit kotor tidak apa - apa itulah yang jadi standar kebanyakan orang Indonesia.

Cuma puntung rokok, cuma kertas, cuma plastik gelas tak apa dan begitu seterusnya. Coba anda bayangkan dari 267 juta rakyat Indonesia yang berpikiran seperti di atas sekitar 1/3nya berapa juta sampah yang dihasilkan karena cuma itu? Puntung rokok memang cuma secuil saja keliatannya namun bila sampai berserakan di mana - mana dan bergabung dengan sampah - sampah lain kemudian menyumbat parit - parit kemudian terjadilah banjir yang tentu saja akibatnya tak sebanding harga rokok yang dibeli.

Dari sinilah kesadaran kita mesti ditingkatkan. Sampah adalah sampah sekecil apa pun dan seremeh apa pun. Saya termasuk orang yang iri melihat pengolahan sampah di luar negeri, seperti di Jepang. Tahukah anda kartun Doraemon yang sudah tayang dari tahun 90an dan komiknya sudah beredar lebih lama lagi. Di sana sering kali tokohnya yang bernama Nobita telat membuang sampah dan dia takut bukan main bila tak bisa membuang sampah. Hal apa yang bisa kita contoh? Kedisiplinan rakyatnya dalam mengelola sampah dari diri sendiri/rumah tangga. Sedari dini kita harus bisa mengatur sampah. Karena penyumbang terbesar sampah berasal dari rumah tangga. Apakah kita bisa meniru mereka? Atau jadi penonton saja ? Anda sendiri yang harus menjawab!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun