Melahirkan adalah momen yang paling ditunggu setiap ibu. Namun, tidak semua persalinan dapat dilakukan secara normal. Dalam beberapa kondisi medis, persalinan harus ditempuh melalui seksio sesarea atau operasi caesar. Selama ini, banyak ibu merasa khawatir dengan operasi caesar karena proses pemulihan yang lama, rasa sakit pascaoperasi, dan keterbatasan gerak.
Seiring perkembangan dunia medis, hadir sebuah metode baru yang disebut ERACS (Enhanced Recovery After Cesarean Surgery). Metode ini dirancang untuk mempercepat pemulihan ibu pascaoperasi caesar dengan pendekatan yang lebih modern, minim rasa sakit, dan memungkinkan ibu cepat kembali beraktivitas. ERACS sebenarnya merupakan adaptasi dari konsep Enhanced Recovery After Surgery (ERAS), yang sudah lama diterapkan dalam berbagai jenis operasi. Penerapannya pada operasi caesar menjadi inovasi penting karena dapat memberikan pengalaman melahirkan yang lebih nyaman, aman, dan humanis bagi para ibu.
Salah satu keunggulan metode ERACS adalah meminimalkan penggunaan obat bius dalam jangka panjang serta mengurangi risiko mual, muntah, atau kantuk berlebihan setelah operasi. Dengan demikian, ibu dapat lebih cepat sadar, waspada, dan mampu melakukan kontak awal dengan bayi. Berbeda dengan metode caesar konvensional, pada ERACS ibu tidak diwajibkan puasa panjang sebelum operasi. Justru, ibu dianjurkan untuk tetap mendapatkan asupan nutrisi ringan beberapa jam sebelum tindakan. Hal ini membantu menjaga energi dan mempercepat proses pemulihan pascaoperasi.
Dalam hal manajemen nyeri, ERACS menggunakan kombinasi obat-obatan modern yang bekerja lebih efektif, namun dengan efek samping minimal. Hasilnya, rasa sakit pascaoperasi dapat ditekan tanpa membuat ibu merasa terlalu lemah atau mengantuk. Setelah operasi selesai, ibu tidak perlu menunggu lama untuk kembali bergerak. Pada metode konvensional, pasien biasanya baru diizinkan bangun dan berjalan setelah lebih dari 24 jam. Namun dengan ERACS, ibu sudah bisa mulai bergerak dalam waktu 6--8 jam pascaoperasi.
Kemampuan untuk cepat bergerak sangat penting, karena dapat mengurangi risiko komplikasi seperti penggumpalan darah di pembuluh darah (trombosis), mempercepat pemulihan fungsi usus, serta meningkatkan kenyamanan ibu secara keseluruhan. Salah satu aspek yang paling membahagiakan dari metode ERACS adalah inisiasi menyusu dini (IMD) yang bisa segera dilakukan. Karena ibu lebih cepat sadar dan pulih dari efek anestesi, kontak kulit dengan bayi dapat dilakukan segera setelah operasi. Hal ini mendukung pemberian ASI eksklusif dan memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi.
Tidak hanya itu, durasi rawat inap di rumah sakit pun menjadi lebih singkat. Jika pada caesar konvensional ibu perlu dirawat hingga 4--5 hari, dengan ERACS banyak ibu sudah dapat pulang dalam waktu 2--3 hari. Hal ini tentu saja membantu mengurangi beban biaya dan memberi kenyamanan karena bisa segera pulang berkumpul bersama keluarga. Metode ERACS juga memberi manfaat psikologis. Proses pemulihan yang lebih cepat dan rasa sakit yang terkendali membuat ibu merasa lebih percaya diri. Banyak ibu melaporkan pengalaman yang lebih positif dan tidak trauma ketika menjalani persalinan dengan metode ini.
Meski demikian, tidak semua ibu dapat menjalani operasi caesar dengan metode ERACS. Ada kondisi medis tertentu, seperti komplikasi kehamilan yang berat atau adanya masalah kesehatan serius, yang mungkin membuat metode ini kurang sesuai. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter kandungan tetap menjadi hal utama sebelum menentukan pilihan. Bagi tenaga kesehatan, penerapan ERACS memerlukan kerja sama tim yang baik. Dokter kandungan, ahli anestesi, bidan, dan perawat harus memiliki pemahaman yang sama tentang protokol ERACS agar hasil yang didapatkan sesuai harapan.
Dari sisi kebijakan kesehatan, penerapan ERACS juga sejalan dengan upaya meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Metode ini menghadirkan pelayanan yang lebih efisien, lebih ramah bagi pasien, dan tetap menjaga aspek keselamatan ibu serta bayi. Di Indonesia, semakin banyak rumah sakit yang mulai menerapkan metode ERACS dalam persalinan caesar. Antusiasme ibu hamil juga cukup tinggi karena informasi tentang manfaat metode ini sudah semakin dikenal luas, baik dari tenaga medis maupun pengalaman sesama ibu yang telah menjalani.
Pada akhirnya, melahirkan dengan seksio sesarea bukan lagi menjadi pengalaman yang menakutkan. Dengan hadirnya metode ERACS, ibu bisa menjalani proses kelahiran dengan lebih tenang, lebih nyaman, dan bisa segera fokus pada momen berharga: menyambut buah hati. Melalui inovasi seperti ERACS, dunia medis membuktikan bahwa melahirkan bukan sekadar proses medis, tetapi sebuah perjalanan penuh makna yang perlu dihargai dengan pendekatan yang manusiawi. Dengan pemulihan lebih cepat dan rasa sakit yang terkendali, ibu bisa menikmati momen menjadi seorang ibu tanpa beban berlebihan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI