Mohon tunggu...
Nurul Hasanah
Nurul Hasanah Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis dengan latar belakang pelukis

peneliti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Haning Abdullah dari Aktifis Anti Korupsi Hingga Dirut PD Aneka Usaha

25 Desember 2014   02:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:31 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1419423967971412203

Membayangkan penampilan seseorang dengan jabatan Direktur Utama di sebuah perusahaan sekelas BUMD yang akan nampak jelas adalah penampilannya modis dan trendi lengkap dengan dasi dan kemeja bermerek dengan harga yang tidak murahan. Belum lagi sepatu yang digunakan serta parfum tentunya dengan merek terkenal.Kemudian di ruangan kerjanya yang wangi dengan berpendingin.Bayangan kita ini, akan buyar seketika melihat sosok dan penampilan orang nomor satu di Perusahaan Daerah (PD) Aneka Usaha Kolaka (BUMD) yang telah menyeret sejumlah jajaran direksinya ke hotel prodeo dengan skandal korupsi.

Adalah Haning Abdullah, kini diberi amanah dan tanggungjawab oleh H. Ahmad Safei, SH,MH selaku Bupati Kolaka untuk mengendalikan perusahaan plat merah ini. Tentu ini, tidak serta-merta jabatan strategis ini beralih kepada dirinya yang selama ini dia menjabat sebagai Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas). Bupati Kolaka sudah menghitung plus minusnya jika posisi penting di PD Aneka Usaha ini diputuskan untuk dijabat oleh sosok yang telah malang melintang di dunia jurnalistik dan aktifis di salah lembaga swadaya masyarakat anti korupsi. Sejak tanggal 18 Agustus 2014, Bupati Kolaka sudah mengeluarkan surat keputusan pengangkatan dirinya sebagai pelaksana Direktur Utama, menggantikan Drs.Sukmakutana yang sudah mendekam di penjara beberapa bulan lalu.

Pada sebuah kesempatan siang itu usai jam kerja di kantornya yang terletak di kawasan jalan Pahlawan, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Orang nomor satu di PD Aneka Usaha ini, tampak berdiri menyandar di depan pintu masuk kantornya sembari menghisap rokok Dunhill kesukaannya dan mengajak berbicara beberapa stafnya. Saat itu, tak ada rencana untuk bertemu dengan Haning Abdullah yang aku kenal di Tahun 1999, hingga kini kami berdua masih berkawan kental. Penampilanya dari awal aku mengenalnya tak ada yang berubah, gaya bicaranya yang blak-blakan kepada siapa pun dan apapun jabatannya tak ada yang berubah, jika itu menyangkut kepentingan masyarakat Kolaka. Apalagi jika itu soal skandal kasus korupsi, ini selalu mengambil tempat paling depan untuk membongkarnya. Dari catatan yang aku simpan, banyak skandal kasus korupsi di Kabupaten Kolaka dia salah satu orang yang paling getol menyoroti hingga pelakunya masuk bui.

Kehadiran Haning Abdullah di perusahaan yang jadi andalan Pemerintah Kabupaten Kolaka untuk mendongkrat pendapatan asli daerah di sektor pertambangan ini, setidaknya menjadi penting dan strategis untuk menghapus citra yang tercoreng lantaran gencarnya media menyorot BUMD ini sebagai tempat bersarang mafia tambang dan bersarangnya koruptor.Kesan buruk ini semakin menguat dan tidak terbantah dengan penetapan status tersangka dan terpidana sejumlah jajaran direksi perusahaan ini.

Kesan buruk ini pun melekat  di kalangan masyarakat Kolaka juga akan berpengaruh terhadap kepercayaan di kalangan pelaku usaha/investor yang ingin menanam modalnya di Kabupaten Kolaka melalui kerja sama operasional dengan perusahaan yang kini berusaha memperbaiki citranya sebagai perusahaan yang dikelola profesional dan mengharamkan adanya praktik korupsi. Paling tidak itulah sepercik pemikiran yang terungkap dari obrolan saya dengan Haning Abdullah yang kini masih aktif bicara di mimbar jumat dan mengisi pengajian majelis taklim.” Sebelum saya menerima jabatan ini, saya hanya minta sama Pak Safei, saya sampaikan bahwa kedekatan saya dengan ummat,kegiatan jurnalis, dan aktifis jangan dihalangi, karena dari ketiga kegiatan inilah saya merasa bermanfaat bagi masyarakat Kolaka,’’ ujar Haning Abdullah seraya menghisap asap rokoknya dalam-dalam. Selanjutnya, Haning Abdullah menyambung kalimat Bupati Kolaka dengan persetujuan dan dukungan  penuh untuk menyelamatkan perusahaan dari badai korupsi.

Sudah berjalan tiga bulan PD Aneka Usaha dikendalikan Haning Abdullah yang aktifis dan ustas yang begitu dekat dengan jaringan media dan intelejen ini.Setidaknya ada secercah harapan dari masyarakat dan kalangan dunia usaha di Kolaka untuk memajukan perusahaan dengan sejumlah terobosan bisnis dan harus bergerak di Tahun 2015, tinggal menghitung hari lagi. Optimisme dari orang nomor satu di PD Aneka Usaha ini, nampaknya bukan hanya rencana di atas kertas saja, tetapi upaya kerja nyata telah digerbraknya.” Saya tidak perlu banyak bicara atas rencana untuk menyehatkan perusahaan ini,saat ini kami bersama jajaran direksi dan karyawan harus fokus pada tujuan bahwa perusahaan ini harus terdepan untuk pendapatan asli daerah di sektor usaha yang akan kami kelolah,’’ tutur Haning mengenakan kemeja lengan panjang berwarna biru tua,terlihat kusut setengah bersandar di kursi empuknya.

Pada kesempatan itu, saya menyampaikan bahwa salah satu yang menarik perhatian saya adalah mobil dinas operasional yang digunakan itu dipasangi stikel logo perusahan di dua pintu depannya itu. ” Ini bisa menjadi contoh yang baik bagi Pemerintah Kabupaten Kolaka atas semua pemakaian mobil dinas yang selama ini kerap kali disalahgunakan peruntukannya. Pemasangan stiker logo perusahaan di mobil dinas itu, salah satu bentuk pengawasan melekat yang mau tidak mau suka atau tidak harus diberlakukan untuk semua kendaraan operasional milik perusahaan,kerena dengan begitu masyarakat Kolaka diajak untuk ikut mengawasinya,’’ungkapnya seraya dibenarkan Muhtar Muis Direktur Oprasional yang duduk berhadapan dengan saya di jelang sore itu.

Obrolan kami harus berakhir lantaran, salah satu stafnya menyodorkan daftar hadir yang harus dia tandatanganinya dan menyampaikan bahwa sudah pukul 17.00 Wita. Semua staf dan karyawan sudah bergegas pulang. Mendengar penyampaian stafnya itu, Haning Abdullah Sang Direktur Utama yang bertubuh kurus, tak jauh bedanya dengan tubuh kurus saya ini pun memasukkan cemilan tela-tela terbuat dari singkong. Saya meliriknya dan menahan ketawa saya dan berkata dalam hati untuk siapa sisa cemilan itu? Pada obrolan kecil dan sederhana ini saya melihat ada sebentuk kesederhanaan dan sikap tegas yang tercermin dari segala keputusan yang kini dia berlakukan di perusahaan yang perlahan-lahan menata dirinya untuk menjadi perusahaan yang sehat. Bukan tidak mungkin nantinya PD Aneka Usaha akan sejajar dengan ratusan BUMD di Indonesia. Semoga.

Ridwan Demmatadju adalah Mantan Wartawan Kendari Pos kini, Penulis Lepas Tinggal di Kelurahan Watuliandu

[caption id="attachment_385701" align="aligncenter" width="300" caption="haning abdullah"][/caption]


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun