Kita perlu bersyukur kepada Jokowi, karena di era pemerintah Jokowi saat ini, kebebasan berekspresi dan berpenampilan terjamin. Salah satunya keberadaan transgender. Keberadaannya demikian semarak hadir menghiasi layar jagat maya. Mereka secara terbuka dan tanpa malu-malu lagi mempromosikan diri, berikut dengan segala aktifitasnya. Tentu tujuannya bahwa mereka tak mau kalah dengan wanita pada umumnya. Harapannya yang sesungguhnya,tentu ingin menjadi pusat perhatian publik.
Transgender berbeda dengan waria-waria yang suka mengamen yang tentunya kita mudah menebak jenis kelaminnya. Wajah dan penampilan transgender hampir sulit dibedakan dengan wanita, karena mereka melakukan operasi total termasuk jakunnya sehingga mampu menghasilkan suara perempuan. Namun demikian, sebagian besar diantara mereka masih bersikap jujur, artinya mau mengakui jenis kelamin aslinya. Dinda Syarif, salah satunya  mengaku secara terbuka ingin meninggal sebagai pria, saat ditanya netizen penggemarnya di Instagramnya.
"Tentu laki-laki karena walau bagaimana pun saya tau kodrat saya laki, walau fisik saya perempuan, menghadap ke Tuhan ya tetap sesuai kodratku yaitu laki-laki. Terima kasih," jawab Dinda.
Dinda Syarif, seorang transgender yang menjadi wakil Indonesia di Miss International Queen 2018. Dia berani mengatakan seperti itu karena masih transgender murni, belum operasi ganti kelamin atau yang disebut transsexual. Sedikit perlu diketahui bahwa setiap transgender belum tentu transsexual, tetapi transsexual sudah pasti transgender.
Di Indonesia, transsexsual lumayan banyak, dua diantaranya yang saat ini jadi pembicaraan dunia jagat maya, yakni Melly Bradley dan Lucinta Luna. Melly meski sudah jadi  transsexsual tapi tidak mengingkari bahwa dia memang aslinya laki-laki, sedangkan Lucinta Luna justru sebaliknya, bahkan dia cenderung menentang siapa saja yang mempermasalahkan  identitasnya.
Lucinta Luna boleh saja ingkar tetapi bukti-bukti memperkuat siapa jati dirinya. Pengakuan Melly, kemudian diperkuat oleh Elly Sugigi, seorang pengepul penonton bayaran. Dua sumber tersebut mampu mempengaruhi publik sehingga publik berkeyakinan bahwa Lucinta Luna adalah transgender. Walaupun begitu Lucinta keukeuh tidak mengaku.Â
Publik mereka-reka apa yang menyebabkan seorang Lucinta tidak mengakui sebagai transgender. Pertama, sifat egoismenya seiring tumbuh dengan kepopulerannya. Bilamana dia mengaku maka akan merusak karir yang telah dirintisnya. Buat apa mahal operasi ganti kelamin, kalau toh harus mengakui awal jenis kelaminnya. Ini pandangan mungkin hanya berlaku bagi Lucinta, tapi tidak berlaku bagi transgender lainnya.
Kemudian, menjadi perempuan adalah cita-cita untuk menemukan pria idamannya. Bila mengakui sebagai transgender tentu akan merusak reputasi ke depannya.Â
Pikirnya takut tidak ada pria yang mau jadi kekasihnya. Â Ketiga, adanya tekanan dari pihak luar agar jangan sampai Lucinta Luna membuka jati dirinya. Dan terakhir, bisa saja ini hanya sekedar trik ilmu dagang Lucinta biar terkenal, namanya dibicarakan, laku di undang di setiap acara-acara gosip televisi. Dengan demikian nilai jual akan terus meningkat. Lumayan..