Jadi PKI dan negara Islam bukan sesuatu yang baru. Ketika itu Bung Karno dan para pendahulu kita dengan jelas menolak kedua pemikiran itu, karena cenderung menodai Kebhinnekaan dan Pancasila kita.
Sebagian orang mungkin pernah membaca atau mengetahui, bahwa di antara Bung Karno dan Bung Hatta ada perbedaan yang kentara dalam pandangan politik dan prinsip bernegara.Â
Mulai dari awal mula perkenalan, keduanya sudah terlibat dalam adu argumen lewat berbagai surat kabar di zamannya. Namun karena kedua tokoh ini mampu mengambil ibrah dari perbedaan, akhirnya mereka bersatu untuk memerdekakan bangsa ini.Â
Walaupun pada akhir masa jabatan menurut rumor yang beredar, Bung Hatta memilih mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Presiden dengan alasan perbedaan pandangan kenegaraan dengan Bung Karno.Â
Hikmah yang bisa kita ambil adalah bahwa, perbedaan bukan sebuah permasalahan yang harus dijadikan konflik. Jadikan ini sebagai hikmah yang mampu memperkuat persatuan kita.
Mereka yang membesar-besarkan perbedaan dan tidak menerimanya, dengan sengaja melakukan itu untuk suatu tujuan tertentu yaitu memecah belah bangsa ini. Relakah kita membiarkan mereka para pengkhianat bangsa memecah belah kita...? Apakah kita hanya akan berdiam diri...? Ketika bangsa ini terpecah belah, maka mereka akan dengan mudah menjatuhkan kita, merobohkan Pancasila kita dan menggantinya dengan barang lain yang belum tentu baik dan indah.
Maka marilah bersama-sama, kita renungkan dan dalami kebhinnekaan yang mendarah daging dalam diri kita. Lalu reguk hikmah yang ada padanya, yang dengannya mampu mensucikan kebhinnekaan kita dan memusnahkan kepentingan-kepentingan keji yang berusaha menghancurkan kita.
Sucikan Bhinneka Tunggal Ika...!