Selain Nazir Dt. Pamuntjak, pada rapat itu juga berdiri dan berbicara Nona Ainsjah Jahya, murid kelas II sekolah MULO Katolik untuk murid-murid perempuan dengan pidato yang berapi-api.Â
Semua orang tercengan mendengar pidatonya yang tersandar kepada uraian Nazir Pamuntjak, dibentangkannya sepintas cita-cita Raden Ajeng Kartini yang disusul dengan pertanyaan, "Kapankah Sumatera akan dapat melahirkan seorang Kartini?" Pidatonya itu diakhiri dengan seruan supaya pemuda Sumatera giat belajar dan memenuhi seruan bangsa yang digambarkan oleh Jong Sumatranen Bond supaya kaum wanita Sumatera ikut bangn, bahu-membahu dengan kaum laki-laki, untuk menempuh jalan yang ditunjukkan oleh Kartini.
Titik berat pekerjaan pengurus pada bulan-bulan pertama adalah melakukan surat-menyurat dengan pengurus besar JSB di Betawi, sementara Hatta harus mulai membangun sistem guna memperkuat keuangan perkumpulan yang dikumpulkan melalui kontribusi, iuran anggota serta bantuan masyarakat berupa donasi dan lain-lainnya.Â
Semua dilakukan untuk dapat menyelenggarakan Kongres Besar Jong Sumatranen Bond yang pertama di Padang. Hatta memperoleh pemahaman bahwa pembayaran kondribusi tetap harus dipenuhi oleh anggota-anggota, sungguh pun ada peraturan mengenai itu di dalam anggaran dasar namun tidak sedikit anggota yang lupa akan kewajibannya. Kesetiaan membayar kontribusi itu adalah tanda kesetiaan anggota kepada perkumpulannya.
Suatu perkumpulan yang mempunyai tujuan untuk melaksanakan suatu cita-cita besar hendaklah didukung oleh anggota-anggota yang merasai panggilan itu dalam jiwanya.
Derma dari masyarakat dalam bentuk donasi dan lainnya, hanya bisa didapatkan melalui pembangunan komunikasi dan hubungan yang konkret antara pemimpin perkumpulan dengan masyarakat. Maka mulai sejak itu disusun juga berbagai pertemuan dengan masyarakat guna mempropagandakan cita-cita pemuda Sumatera dan memperkenalkan Jong Sumatranen Bond secara lebih terang ke hadapan masyarakat.Â
Dan persoalan keuangan tersebut merupakan tanggungjawab Hatta untuk mengelolanya, bahkan jika perlu Hatta bisa pergi mengunjungi para tokoh di beberapa tempat untuk mendapatkan dukungan tersebut.Â
Propaganda tersebut berjalan selama satu tahun dan berhasil meraih derma yang cukup banyak, hasilnya donatur bagi perkumpulan semakin bertambah. Siasat Hatta dalam keuangan memberikan kemajuan besar untuk Jong Sumatranen Bond.