Sejak awal musim, tekad Luis Enrique sudah bulat. Pelatih asal Spanyol itu tak pernah ragu menyuarakan ambisinya untuk membawa PSG ke puncak Eropa.Â
"Saya selalu mengatakan, tujuan kami adalah memenangkan trofi besar. PSG belum pernah menjuarai Liga Champions, dan sekarang kami berhasil mewujudkannya. Ini kebahagiaan bagi banyak orang," tutur Enrique, menggambarkan betapa berarti kemenangan ini bagi klub, para penggemar, dan mungkin juga bagi dirinya sendiri yang datang dengan misi besar.Â
Pernyataan ini bukan bualan semata, melainkan janji yang kini terwujud nyata, mengubah narasi PSG dari "tim kaya yang gagal di Eropa" menjadi "raja baru".
Kemenangan ini menempatkan PSG sebagai klub ke-24 yang berhasil mengangkat trofi Liga Champions.Â
Namun, mereka tidak hanya sekadar bergabung dengan daftar elite tersebut. Les Parisiens menciptakan rekor baru sebagai tim pertama yang mencetak lima gol tanpa balas di final.Â
Angka 5-0 bukan hanya skor, melainkan sebuah pernyataan tegas tentang superioritas mereka. Ini bukan sekadar menang, ini adalah penaklukan.
Pertandingan final berlangsung dengan intensitas tinggi sejak peluit awal dibunyikan. PSG langsung mengambil alih kendali permainan, seolah tak ingin memberikan sedikit pun ruang bagi Inter Milan untuk bernapas.Â
Gol pembuka dari Achraf Hakimi pada menit ke-12 dengan penyelesaian yang begitu matang, seolah membuka keran gol. Delapan menit berselang, sensasi muda, Desire Doue, menggandakan keunggulan, membuat Inter Milan terlihat kewalahan dan kehilangan arah.Â
Rasanya, sejak gol Doue yang pertama, kepercayaan diri para pemain PSG melambung tinggi, dan mereka bermain tanpa beban.
Sosok Desire Doue benar-benar menjadi bintang di malam final itu. Setelah gol pertamanya, Doue kembali mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-63, sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai Man of the Match.Â