Harry Kane sekali lagi membuktikan dirinya sebagai predator mematikan di kotak penalti. Musim 2024/2025 menjadi saksi bisu ketajamannya yang tak luntur, mengantarkannya meraih gelar Torjagerkanone (top skor Bundesliga) untuk kedua musim secara beruntun. Sebuah pencapaian yang menegaskan statusnya bukan hanya sebagai pemain bintang, namun juga ikon gol bagi Bayern Munchen dan sepak bola Jerman.
Dengan torehan 26 gol dari 31 penampilannya di liga, Kane seolah menari di atas lapangan, menaklukkan jala gawang lawan dengan insting dan teknik kelas dunia. Gol penutupnya ke gawang Hoffenheim, meski dicetak sebagai pemain pengganti, menjadi simbol konsistensi dan determinasinya untuk terus mencetak gol, bahkan di laga yang sudah tampak aman bagi timnya.
Sejarah mencatat, hanya segelintir pemain yang mampu mempertahankan mahkota top skor Bundesliga selama dua musim berturut-turut, dan kini nama Harry Kane terukir dalam daftar elite tersebut. Setelah musim debut yang sensasional dengan 36 gol, 26 gol musim ini mungkin terlihat "sedikit" menurun, namun efisiensinya justru meningkat. Rata-rata satu gol setiap 92 menit adalah bukti nyata betapa berbahayanya Kane setiap kali mendapatkan peluang.
Para pesaingnya, sekelas Patrik Schick dan Serhou Guirassy, harus mengakui keunggulan penyerang asal Inggris ini. Selisih lima gol bukanlah margin yang kecil di kompetisi seketat Bundesliga. Kane menunjukkan kelasnya sebagai seorang target man yang tidak hanya piawai dalam mencetak gol, tetapi juga cerdas dalam membuka ruang dan berkontribusi pada permainan tim secara keseluruhan.
Absen dalam tiga pertandingan liga tak sedikit pun mengurangi produktivitasnya. Justru sebaliknya, Kane seolah "lapar" gol setiap kali kembali ke lapangan. Enam pertandingan dengan dua gol atau lebih semakin menegaskan bahwa ia adalah mimpi buruk bagi setiap lini pertahanan lawan.
Ketajaman Kane tak hanya berbuah gelar individu, namun juga berkontribusi signifikan pada keberhasilan Bayern Munchen merebut kembali trofi Bundesliga. Setelah sempat direbut Leverkusen di musim sebelumnya, kehadiran Kane seolah menjadi pembeda, memberikan dimensi serangan yang lebih mematikan dan memastikan gelar juara kembali ke pelukan Die Roten.
Lebih jauh lagi, kegemilangan Kane merambah hingga kancah Eropa. 11 gol di Liga Champions mengantarkan Bayern hingga babak perempat final, menunjukkan bahwa kualitasnya tak hanya diakui di Jerman, namun juga di benua biru. Tambahan satu gol di DFB Pokal semakin melengkapi catatan impresifnya.
Total 82 gol dalam 92 pertandingan resmi bersama Bayern adalah statistik yang mencengangkan. Di Bundesliga saja, 62 gol dalam 63 laga adalah bukti nyata bahwa Kane telah beradaptasi dengan sempurna dengan sepak bola Jerman dan menjadi bagian tak terpisahkan dari DNA serangan Bayern.
Di usia 31 tahun dan masih terikat kontrak hingga 2027, Kane jelas masih menjadi andalan utama Bayern Munchen. Piala Dunia Antarklub di Amerika Serikat mendatang bisa menjadi panggung berikutnya bagi Kane untuk terus menambah pundi-pundi golnya. Musim depan akan menjadi musim ketiganya di Jerman, dan ekspektasi tentu akan semakin tinggi. Mampukah ia mempertahankan gelar top skor untuk ketiga kalinya secara beruntun? Jawabannya akan kita saksikan bersama. Namun satu hal yang pasti, Harry Kane adalah mesin gol yang tak pernah berhenti berproduksi, sebuah aset tak ternilai bagi Bayern Munchen dan ancaman nyata bagi setiap lawan yang menghadangnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI