Minyak goreng merupakan salah satu bahan masakan utama yang banyak tersedia di pasar yang bahan utamanya diambil dari santan. Di sinilah pentingnya memahami penggunaan minyak agar tubuh tetap sehat dan tidak mengalami gangguan sebagaimana yang saya sebutkan di atas.
Penggunaan minyak goreng yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans diketahui bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Inilah akar dari berbagai masalah kardiovaskuler bermula.Â
Akibatnya berupa penyakit jantung coroner dan stroke yang saat ini merupakan salah satu penyakit tidak menular sebagai penyebab kematia terbesar di dunia menurut WHO.
Oleh sebab itu, saya pribadi tidak cepat percaya begitu saja dengan aneka iklan minyak goreng. Meskipun tertulis rinci tentang kandungan kolesterol dan vitamin di dalamnya, saya memilih untuk mengurangi konsumsi makanan yang digoreng. Tidak menghindari sama sekali, tetapi kuantitasnya yang saya kurangi.
Apakah mengurangi nikmat makanan?
Bagi saya kenikmatan makanan itu relatif. Sepanjang kita lapar saat makan, makanan akan selalu nikmat. Terutama jika disajikan selagi masih hangat. Ada banyak cara untuk mengurangi konsumsi minyak ini.Â
Misalnya dengan cara direbus yang paling sering. Tempe atau Tahu bisa direbus kemudian dipenyet dengan sambal. Ikan bisa dibakar atau dipanggang. Sayur tidak harus dalam bentuk santan atau ditumis yang menggunakan minyak. Tetapi bisa sayur bening. Nikmat juga rasanya.
Kalaupun ada menu yang harus digoreng, pastikan tidak mendominasi. Selalu divariasikan dengan yang rebus. Sejauh mungkin kurangi kuantitas konsumsinya. Ini bisa dijadikan formula kebiasaan sehat.
Dalam jangka panjang, bisa membantu menciptakan hidup sehat. Untuk hidup sehat, bukan hanya olah raga, menghndari stress serta vaksinasi saja selama Covid-19 pandemi ini. Akan tetapi mengurangi santan danmembatasi  konsumsi minyak goreng merupakan cara hidup sehat yang murah dan bijaksana.
Salam sehat......
Makassar, 4 November 2021
Ridha Afzal