Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mainan Politisi Itu Bernama "Kita"

10 Maret 2021   05:56 Diperbarui: 10 Maret 2021   06:13 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Personal Collection 

Dari dulu seperti itu. Tetapi korupsi jalan terus, pembangunan hanya berorientasi pada fisik, mental tetap saja. Selalu ada berita pejabat korupsi.

Saat pemilihan RT, RW, Kepala Desa, hingga Gubernur, hanya orang-orang itu saja yang aktif. Yang lain hanya ngikut. Saya memaklumi karena bersuarapun merasa tidak ada gunanya. Merasa tidak digubris, kecuali yang bicara punya uang. Mereka yang ber-uang, bisa absen saat kerja bhakti karena mampu bayar konsumsi. 

Dengan berbagai alasan, orang memaklumi. Kondangan juga orang-orang itu saja yang hadir. Menariknya, hampir tidak ada yang tepat waktu kalau soal pertemuan.

Rasanya, dari dulu hingga sekarang, penyakit yang namanya kurang disiplin tidak pernah sembuh. Jangankan untuk urusan gratisan. Yang ada iming-iming uangnya saja, kita tidak tepat waktu.

 Lihatlah rapat DPR. Status kesehatan kita, perbandingan jumlah kebutuhan perawat dan jumlah penduduk misalnya, tidak pernah diupadate oleh pemerintah lebih dari 10 tahun. 

Akibatnya, Jerman atau negara-negara maju tidak bisa merekrut perawat Indonesia yang butuh hidup sejahtera, karena ada larangan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). 

Tetapi di kampus dan tempat kerja kita sangat sibuk dengan akreditasi dan sertifikasi. Guru, dosen banyak yang sibuk urusan jurnal dan penerbitan modul serta bikin buku. 

Lucunya, mahasiswa sesudah lulus susah cari kerja dan tidak terampil. Bahasa Inggris saa harus kursus untuk mengikuti interview. Rumah Sakit banyak dan canggih, Tetapi biaya tetap tinggi dan cari obat harus antri. 

Kadang malah tidak ada pilihan bagis rakyat kecil. Zaman semoderen gini, di negara besar kayak Indoesia, bikin passport masih ditanya untuk apa.  Kita kalah dengan Srilanka, Banglades dan Burma.  

Itulah sebagian yang terjadi di masyarakat. Bikin sakit hati jika direnungkan. Namun kita bisa apa sebagai rakyat kecil yang tidak mampu mengubah kebijakan? Nonton?

Makanya tidak kurang dan tidak lebih, kita ini, rakyat biasa, apalagi yang tidak punya uang dan otak biasa-biasa saja, jangan harap bisa ubah negara, kecuali hanya manut atasan saat kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun