Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Obat dan Vaksin Covid-19: DPR Bingung, Menkes Diam, dan Rakyat Cemas

21 Agustus 2020   07:12 Diperbarui: 21 Agustus 2020   07:13 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Repelita.com 

Hingga tanggal 30 Juli 2020, update terkini terkait pengobata Covid-19 di Amerika Serikat berupa penggunaan kortikosteroid alternatif (yaitu, hidrokortison, metilprednisolon, prednison) dalam situasi di mana Dexamethason mungkin tidak tersedia. Selain itu, hasil uji coba "Recovery" diperbarui berdasarkan data yang dilaporkan dalam makalah yang diterbitkan baru-baru ini.

Mereka merekomendasikan penggunaan Dexamethason pada pasien dengan ventilasi mekanis dan pada pasien yang membutuhkan oksigen tambahan, tetapi tidak berventilasi mekanis. 

Bagian baru Kortikosteroid (termasuk Deksametason) juga membahas data klinis tentang penggunaan kortikosteroid lain pada pasien dengan COVID-19, potensi efek samping Kortikosteroid, pertimbangan lain saat menggunakan Kortikosteroid serta rekomendasi penggunaan Deksametason pada pasien hamil.

Rusia

Sebuah perusahaan asal Rusia, R-Pharm, menyatakan bahwa mereka telah menemukan obat yang ampuh untuk melawan dan menangani virus corona penyebab COVID-19.

Mereka memberi nama obat untuk COVID-19 itu "Koronavir". "Koronavir adalah salah satu obat pertama di dunia yang tidak melawan komplikasi dari SARS-CoV-2, tetapi langsung kepada virus itu sendiri," kata siaran pers dari perusahaan tersebut seperti dilaporkan kantor berita Rusia TASS, dikutip pada Minggu (19/7/2020).

Rusia juga menemukan Vaksin Covid-19 pertama di dunia ini diperkenalkan langsung oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Vaksin ini diberi nama 'Sputnik V'. Vaksin dikembangkan Gamaleya Research Institute dan Kementerian Pertahanan Rusia. 

Sputnik V adalah vektor virus. Di mana menggunakan virus lain untuk membawa DNA respons imun yang dibutuhkan ke dalam sel. Ia mirip dengan vaksin yang dikembangkan CanSino asal China. Vaksin CanSino masih dalam uji klinis lanjutan.

Meski demikian ada 20 negara dikatakan sudah melakukan pemesanan awal vaksin, dengan jumlah miliaran dosis, seperti Filipina dan Vietnam. Vaksin ini rencananya akan diluncurkan massal sekitar dua minggu ke depan.

Ironinya, mayoritas dokter Rusia tidak akan merasa nyaman disuntik dengan vaksin COVID-19 yang diproduksi negaranya sendiri, karena kurangnya data yang memadai tentangnya dan persetujuan produksinya yang super cepat. 

Hal itu ditunjukkan oleh sebuah hasil survei terhadap lebih dari 3.000 dokter dan profesional medis yang dipublikasikan pada Jumat 16 Agustus 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun