Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ramalan Jenis Pekerjaan Paling Diminati Tahun 2020 Meleset

16 Juli 2020   19:47 Diperbarui: 16 Juli 2020   19:48 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika ditarik benang merah, yang membuat melesetnya ramalan ini karena semua jenis pekerjaan yang membutuhkan 'tatap muka langsung' atau 'berhubungan dengan manusia yang melibatkan kontak fisik' turun drastis jumlahnya. Bahkan terhenti sama sekali selama beberapa bulan terakhir.  

Masa Depan Entrepreneur

Perubahan jenis pekerjaan selama Corona ini menjadi pelajaran baik bagi kita semua. Ada hikmah dalam setiap kejadia. Ini mengakibatkan terjadinya perubahan business mindset di semua lini profesi negeri ini yang sungguh massive.

Dalam tahap awal, sangat terasa. Saat duduk di bangku kuliah, saya amati, selalu ada mahasiswa di usia muda yang menggeluti business. Terlepas dari besar kecil ukuran bisnisnya, kegiatan semacam ini layak mendapatkan apresiasi. Bahwa ide memang tetap berkembang betapapun manusia hidup dalam kukungan. This is not about money!

Dunia pendidikan keperawatan misalnya, tergolong terlambat menjemput fenomena ini. Beberapa tahun belakangan saja muncul mata kuliah Entrepreneurship. Itupun, masih bisa dihitung dengan jari, kampus yang mengajarkan  materi kuliah ini. Terlebih, diberikan bukan oleh ahlinya. 

Padahal, Entrepreneurship bukan sekedar berbisnis menjual produk dan dapat untung. It is about idea, expertise dan selling skills. Entrepreneur ini perlu mengedepankan Ide, Kepakaran dan Kemampuan Menjual.

Ide perlu diajarkan sejak dini di kampus, lantaran tidak seharusnya ada pembatasan terhadap ide perkembangan profesi. Selama ini, konsep pendidikan kita masih berorientasi pada hapalan. Bukan kreativitas.

Ide-ide Entrepreneurship bisa maju dan dikembangkan. Di Indonesia bisa maju dan berkembang dengan mendirikan jalan mendirikan Laboratoriumnya sendiri. Dengan adanya laboratorium Entrepreneur ini (Entrepreneur Laboratory) yang terpusat misalnya, kita bisa maju tanpa harus ngirim mahasiswa ke luar negeri yang harus mengeluarkan biaya besar. Kita bisa kembangkan sendiri melalui ide-ide bisnis ini.

Expertise atau kepakaran atau keahlian. Yang satu ini kita masih belum punya banyak. Dikatakan expert, manakala sudah menjadi seorang ahli, pakar. Setingkat S3. Kita masih 'miskin' pakar, expert entrepreneurship. Doktor Entrepreneur jumlahnya masih bisa dihitung. Kehadiran doktor ini diharapkan mampu mempertajam fokus bisnis.

Sementara Selling Skills (Kemampuan Menjual) tidak kalah pentingnya. Di era modern ini kita dituntut beda. Persaingan ada di mana-mana. Akreditasi dan sertifikasi tidak bisa dibendung. Kemampuan komunikasi nyaris jadi kebutuhan setiap orang. Bisa dimaklumi, karena tanpa kemampuan ini dalam menjual, bisa dipastikan produk yang dipasarkan oleh professional tidak bakal terbeli.

Kita semua dituntut memiliki kemampuan yang satu ini: Selling Skills. Selling skills adalah mutlak dan mestinya wajib diberikan. Tanpa Selling Skills yang bagus, kita tidak mampu mentransfer visi misi hanya dalam bentuk kemasan 'verbal advertisement' atau iklan verbal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun