Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gadget, Pembatas Tipis antara Makin Pintar dan Makin Malas

25 Juni 2020   20:52 Diperbarui: 26 Juni 2020   05:05 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kecanduan gadget (Sumber: Thinkstockphoto/Myella)

Si nomor dua, disuruh mengatur sandal, sepatu dan raknya pagi-pagi sesudah bangun tidur. Juga membantu bersih-bersih lantai. Sementara si kecil TK, belum bisa diberi tugas, kecuali membantu ambil ini ambil itu.

Pembagian tugas ini berjalan mulus untuk sementara. Belum tahu kapan tingkatan kebosanan anak-anak ini berakhir. Karena maklumlah, usia anak-anak cepat bosan juga. Itu yang namanya mainan, menumpuk di kamar. Ada yang rusak total, ada yang setengah rusak, ada lagi yang jarang disentuh oleh mereka karena bosan.

Lain halnya dengan main HP, sepertinya games ini lebih dinamis, sehingga sangat menarik minat mereka untuk main terus, bahkan sampai lupa makan, minum dan tidur kecuali disuruh.

Abu Naser (2017) dalam sebuah jurnal Internatinal Journal of Engineering and Information Systems,  berjudul "Effects of Mobile Technology on Human Relationships" menuliskan, "Technology has affected almost walk of human life such as education and social life. It has drastically changed the cultural norms and behavior of individuals"

Teknologi telah mengakibatkan terjadinya perubahan pada hampir semua sendi kehidupan manusia seperti pendidikan dan kehidupan sosial. Teknologi juga telah mengubah norma budaya serta tingkah laku individual.

Apa yang dialami oleh Efi sekeluarga dan anak-anaknya merupakan bukti nyata dari hasil penelitian Abu Naser, sebagaimana yang dituangkan dalam jurnal di atas. 

Hasil penelitianya menunjukkan sebanyak 83.3% anak-anak saat ini membawa HP atau tablet setiap hari, 11.7% kadang-kadang membawa dan hanya 1.7% yang tidak pernah.

Mayoritas respondennya (45%) setuju bahwa adanya HP di tangan anak-anak ini mempengaruhi face to face communication secara negatif, 38% sangat setuju tentang pendapat ini. Hanya 4% yang sangat tidak setuju, serta 12% yang tidak setuju.

Abu Naser menyarakan sebelum melibatkan teknologi pada anak-anak, orangtua harus banyak meluangkan waktunya bersama mereka. Berikan dorongan kepada mereka bahwa peran komunikasi sangat penting lewat contoh-contoh nyata misalnya dalam bentuk kunjungan, pertemuan atau berbicara dengan orang lain face to face. 

Biasakan menyelesaikan masalah melalui komunikasi antar manusia, tanya-jawab langsung sejak dini. Dengan demikian akan mengurangi ketergatungan pada mesin yang bernama HP ini.

Pada intinya harus diakui kenyataan di masyarakat bahwa penggunaan gadget telah mengubah cara pandang manusia modern ini terhadap pola interaksi sesama manusia, kehidupan sosial dan bisnis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun